13 cm ㅡ The last chapter : 2019.

641 90 19
                                    

First love will never die

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


First love will never die.

Rafa tidak setuju dengan ungkapan itu. Cinta pertama tidak akan mati? No. menurut dia, cinta pertama bisa dilupakan bahkan dilenyapkan. Tidak seperti kata orang-orang, menurut Rafa, cinta pertama tidak selalu mendapat tempat istimewa di hati.

Namun beda cerita kalau cinta pertamanya adalah sahabat sendiri. Apalagi kalau sahabatannya berlanjut sampai dewasa, bukannya lupa, malah makin suka!

Bayangkan saja, bagaimana bisa lupa kalau setiap hari selalu ada dalam jarak pandangnya? Bagaimana bisa lupa kalau setiap hari selalu bertukar tatap mata? Lupa hanya jadi sekedar niat yang nggak akan terwujud kalau begitu adanya.

"Raf?"

Benzino dan Kala menganga sesaat Rafa selesai bercerita. Mereka masih tidak percaya dengan Fakta bahwa Rafa menyimpan rasa lebih dulu pada sahabatnya.

Selama ini Rafa selalu terlihat datar-datar saja wajahnya. Walaupun Ben dan Kala kadang curiga kalau Rafa dan Kafka ada sesuatu, tapi mereka nggak sampai menyangka kalau kisah Rafa sebegitu mengenaskannya.

"I loved her since we were 15," Rafa mengusap wajahnya kasar. Emosinya benar-benar keluar saat ini. Kesal, sedih, semua campur aduk.

"Hah?" Bahkan sekarang Ben dan Kala masih juga menganga sembari memperhatikan Rafa yang terlihat sangat frustasi.

"Lo pernah ngerasa jadi orang paling bego, nggak?" Rafa melirik Ben dan Kala yang terdiam. Ia mengetukkan jarinya ke meja, "Gue pernah. Waktu Kafka bilang dia mau nikah."

Rafa masih ingat jelas malam itu. Malam dimana Kafka datang ke rumahnya dengan senyuman paling bahagia serta wajah yang berseri-seri seakan habis dapat bonus dari kantor. Awalnya Rafa kira sahabatnya itu habis dapat tiket konser Ariana, tapi ternyata tidak. Kabar yang cewek itu sampaikan malah bagai petir di telinga Rafa.

"Guess what!" Kafka duduk di sebelah Rafa yang sedang fokus menonton series kesukaannya—The Office.

"What?" Rafa masih belum tertarik. Ia masih sibuk menatap layar laptop di depannya.

"Ya tebak dong, Raf!" Kafka menarik-narik lengan kaos yang Rafa kenakan. "Raf, ih! Tebak!"

"Apa, ya? Lo dapet tiket Ariana?" Tebak Rafa yang langsung dapat balasan gelengan kepala dari Kafka.

"Beli mobil baru?" Kafka menggelengkan kepalanya lagi.

"Hape baru?"

25cm [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang