Extrachapter ㅡ Drive in cinema

907 86 20
                                    

Kafka Jingga Sendrania

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kafka Jingga Sendrania.

Satu nama itu dulu hanya mimpi untuk Rafa. Kafka dulu hanya jadi bayang-bayang yang ingin ia miliki. Setiap Rafa kejar bayangnya, ia semakin menjauh, semakin semu, sampai Rafa menyerah karena semakin ia kejar, bayangnya akan semakin hilang.

"Raf, don't you dare to break girl's heart again. Dosa, tau, mainin hati cewe!"

Dulu Kafka hanya menjadi penceramah dalam hubungannya dengan para perempuan lantaran sikap Rafa yang dengan seenaknya mempermainkan hati mereka. Asal Kafka tahu, itu karena dirinya. Karena yang Rafa mau itu Kafka, bukan mereka.

"Well, at least i didn't break yours, Kaf."

Dan setiap Rafa merespon dengan ucapan itu, Kafka hanya akan memutar bola matanya malas dan Rafa akan tersenyum jail. Rafa dulu janji nggak akan pernah nyakitin hati sahabatnya, tapi siapa sangka janjinya ia patahkan sendiri ketika mereka berumur 24. Disaat kata suka dan cinta terlontar dari bibir Kafka.

"I don't even know when did all of this happen, i just do love you with no specific reason."

Rafa pernah bersumpah kalau ia akan menghabisi orang yang membuat Kafka menangis dan sakit hati. Namun malam itu ia orangnya. Ia yang membuat Kafka menangis terisak di depannya dengan alasan yang dari dulu ia tahan; rasa.

Siapa yang pernah menyangka rasanya terbalas 9 tahun kemudian? Bahkan Rafa sendiri pun tidak pernah menyangka Kafka akan membalas rasanya.

Mungkin seharusnya Rafa merasa lega malam itu saat tahu Kafka juga memendam rasa padanya, tapi lagi-lagi logika memenangkan perdebatan—Rafa takut kehilangan Kafka sebagai sahabat.

Berbagai pertanyaan selalu terputar di kepalanya. Bagaimana kalau akhirnya mereka putus? Bagaimana kalau Kafka akan hilang dari sisinya? Bagaimana kalau mereka akan kehilangan segala hal yang sudah dilalui bersama? Apakah lebih dari sahabat adalah tujuan akhirnya?

Pikiran Rafa memang selalu dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan rumit yang nggak ada ujungnya, tapi untungnya Kala menepis pertanyaan-pertanyaan Rafa dengan dua kalimat ajaib yang keluar dari bibirnya.

"Padahal kehilangan 'kan emang selalu ada. Hilang karena nggak jodoh sama mati."

Pada akirnya memang semua akan kehilangan. Mau melewati batas atau tidak, Rafa akan tetap kehilangan Kafka pada akhirnya. Entah karena maut atau tidak jodoh. Namun siapa yang tau sebabnya? Itu semua rahasia.

Ini hanya tentang Rafa yang berani keluar dari ketakutannya dan meraih Kafka ke dalam dekapan, atau malah menghindar dan membiarkan mereka berdiri jauh dibelakang batas teman.

25cm [✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang