Adu mulut.

1.5K 227 12
                                    

Malam perdebatan antara Iqbaal dan (Namakamu). Setelah kembali dari dapur, (Namakamu) kembali duduk bergabung bersama lainnya. Awalnya pembahasan ringan, lalu entah siapa yang memulai, adu mulut pun terjadi.

"lagian (Namakamu) childish banget. Masa iya cuma karena Shasa, dia larang Ale" kata Iqbaal kesal.

"ngelarang? gak salah ngomong anda?" kata (Namakamu) terkekeh sinis.

"kemarin yang di studio apa? bukannnya ngelarang itu?"

"percuma anda sekolah jauh-jauh sampe ke negara orang, kalau bahasa orang ngomong aja anda gak ngerti,"

"gak usah bawa-bawa masalah itu. Pembahasan kita cukup ttg Shasa,"

"terus maunya apa? saya gak mancing duluan kok, tapi kemarin saya cuma minta situ temenin saya ke rumah ka Zee, salah emang? makanya cerna dulu omongan orang"

"heh kenapa jadi berantem mulu si," kata bunda melerai.

"adek childish bund, Ale gasuka! kapan dia dewasanya coba, apa-apa Ale mulu"

"childish? itu mulut enak banget ngomong. Ngaca sekali kali, selama ini yang maksa gue buat ngikut lo siapa? Kemaren ke studio aja Lo bujuk-bujuk gue dengan alih makanan. Itu Lo bilang childish?" sepertinya (Namakamu) sudah mulai emosi. Kosa kata sudah berubah lo-gue.

"tuh kan bund liat, sekarang ngomongnya udah lo-gue sama Ale? Siapa yang ngajarin coba?"

"gak usah ngalihin pembahasan! gak usah cari pembelaan! Lo laki-laki, Lo Abang gue selama ini, tapi sikap dan perilaku Lo gak nunjukin kalau Lo itu sosok Abang yang baik"

"terus maunya apa?" tantang Iqbaal.

"kalau gue minta Lo putus dari Shasa gak bakal mau kan? yaudah percuma juga gue minta mau gue apa ke Lo. Lo urus aja tuh bidadari Lo yang Lo sayang itu," kata (Nk) terkekeh remeh.

"kenapa jadi ribut gini sih? permasalahannya ada apa? coba diomongin baik-baik," kata Ayah yang nampaknya lelah melihat perdebatan kedua anaknya.

"adek gak akan kaya gini, kalau dia gak mancing duluan," kata (Nk) menunjuk Iqbaal dengan jari telunjuknya. "Adek capek kalau gini terus. Kadang adek mikir, adek siapanya sih? adek tapi kaya bukan adek. Dipermaluin didepan umum, ditampar, dibilang childish, gak tau diri, gak sakit hati emang digituin?

"ditampar?" kata Ayah kaget.

"adek gak mau bilang ini, cuma mulut adek gatel rasanya mau jeplakin itu"

"astaga Ale! kamu tampar adik kamu sendiri? Apa ayah pernah ajarin kamu memperlakukan adik kamu seperti itu?" kata Ayah marah.

"Waktu itu Ale khilaf yah, gak bermaksud juga" kata Iqbaal kini menundukan kepalanya.

"kenapa harus ditampar? gimana gak sakit hati adikmu, kamu gituin. Jadi laki-laki jangan suka main tangan Iqbaal" kata Ayah berusaha menahan emosinya.

"iya yah. Ale minta maaf. gak lagi-lagi Ale main tangan,"

"kamu tau le? dengan kamu nyakitin hati adek kamu, kamu juga udah nyakitin hati bunda." ucap Bunda buka suara.

"Iya bunda. Maafin Ale yah, janji gak lagi-lagi"

"percuma Lo minta maaf kalau Lo tetep ulang kelakuan Lo! Mending Lo simpen maaf lo buat hal yang lain," ucap (Namakamu).

"Maaf dek, Abang tau Abang salah"

"gak cukup maaf lo buat sembuhin sakit hati gue. Entah, apalagi nnti yang bakal lo lakuin lagi"

"enggak! Abang berusaha untuk gak lakuin itu," kata Iqbaal merasa bersalah.

"Sampah akan tetap jadi sampah. Yang akan terus diinjak semaunya, tanpa mikir apa yang dirasakan,"

"Ale terus-terusan minta maaf, tapi kamu ulang lagi. Terus mau apa skrg? Teteh cukup selama ini diem loh, greget sebenernya. Udah lah kalau Ale gini terus, besok teteh pindahin (Namakamu) ke London. Biar dia lanjut kuliah disana," kata Teh Ody.

"ih apaan sih teh! Jangan bawa adek pergi lah. Biarin dia disini, nanti disana gak ada yang ngurusin," kata Iqbaal tak suka.

"gue bukan anak kecil yang masih diurusin. Gue udah cukup dewasa. Kala menurut Lo gue masih kecil, itu karena lo yang gak bisa bedain mana anak kecil dan mana remaja yang menginjak dewasa," kata (Namakamu) membalas perkataan Iqbaal.

"ya kamu kan adik kecil Abang. Ya wajar kalau abang bilang masih kecil,".

"itu menurut pendapat kamu Le. Tapi menurut teteh, (Namakamu) udah sangat dewasa diumurnya sekarang." kata Teh Ody.

Terjadi keheningan diantara mereka semua. Sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"astaga adek hidung kamu berdarah," kata Teh Ody kaget.

"astagfirullah (Namakamu), kamu kenapa sayang?" tanya Bunda mulai panik.

"Ale ambil tissu cepetan,"

"adek gapapa. Ini cuma mimisan kok," (Namakamu) berusaha menenangkan orang tersayangnya.

"ke rumah sakit ya nak?" kata Ayah membujuk.

"Adek gapapa Ayah. Nanti juga berhenti kok darahnya keluar," kata (Nk) berusaha tenang.

"nih Bund," Iqbaal pun memberikan tissu yang sempat diambilnya tadi.

"kok bisa mimisan gini sih dek?" tanya bunda.

"adek juga gak tau bund. Tadi di kamar juga sempet keluar, cuma berhenti kok darahnya kluar," kata (Nk) berusaha menenangkan.

"astaga ternyata tadi pas teteh ke kamar, itu kamu abis mimisan juga," ucap teh Ody.

"iya teh,"

"Astaga ayo kita kerumah sakit deh yuk! nanti kalau adek kenapa Napa gimana? Ale gak mau loh ya kalau sampe kita telat lakuin penindakan buat adek," kata Iqbaal heboh.

"heboh banget sih Lo. Penindakan apaan maksudnya? Lo pikir gue harus operasi cuma karena mimisan?" kata (Nk) tak suka dengan perkataan Iqbaal tadi.

"ya kalau kamu kenapa-napa gimana?" ucap Iqbaal.

"udah diem aja deh ah. Pusing kepala gue ini,"

"Yaudah adek ke kamar dulu yuk, biar istirahat. Kamu kecapean kayanya," Bunda, Teteh dan yang lainnya pun ikut mengantar (Nk) ke kamarnya untuk istirahat.

"kamu tidur ya nyenyak ya. Kalau ada apa-apa langsung panggil bunda aja," kata bunda Rike.

"Iya bunda,"

Akhirnya mereka meninggalkan (Namakamu) untuk tidur malam ini. Semoga esok pagi, keadaan (Namakamu) sudah membaik.

:::

Bersambung.
Jangan lupa vote+comment.

asli ini panjang banget mnrt gue
kalau lu pada pusing bacanya, yaudalah ya
triple up kan gue,,,,anjayyy bangetttt
gila asli bangga baanget gue triple up wkwk
pencet bintang disebalah kiri ya brok
Happy reading all!✨❤️
Selamat bermalam Minggu ria🤘

4 Juli 2020
19.30 WIB

Abang Kesayangan × IDR [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang