BAB 6 " Dua Kelinci Manis "

49 9 0
                                    

Flashback Emira







Pukul 05.58 mentari baru saja bangkit untuk menyinari Bumi.

Aku yang masih tertidur lelap dibangunkan dengan suara ketukan pintu kamar ku.

Tokk... Tok.. Tok.. Bunyi pintu di ketuk oleh seseorang.

"nonn... bangun.. sudah pagi non" Ucap suara perempuan setelah ia mengetuk pintu.

Aku menyadari suara bisik ketukan pintu dan seseorang yang membangunkan ku dari tidur lelap ku.

tokkk tokk tokk "nonn bangunn sudah pagi," ketuk dan ucapnya membuat ku menggerakan kepala mengarah pintu.

Berkat suara pintu dan teriakan seseorang dibalik pintu aku berhasil mengumpulkan nyawa ku walaupun belum sepenuhnya.

"iyaaa bi.. mira udah bangun," Teriak ku dengan suara serak yang keluar karena baru bangunya diriku.

"Sarapan udah bibi buatin ya non.. sama hari ini non diantar bapak ya," Ucap bibi dari balik pintu.

Aku menjauhkan selimut yang aku pakai membangunkan badan ku ke posisi duduk lalu bangkit berdiri, aku berjalan ke arah kamar mandi untuk mencuci muka ku.

Didalam kamar mandi aku membasuh muka ku.

aku menghembuskan nafas "hahh.., hari ini di antar papa" gumam ku.

Setelah cuci muka aku membuka baju yang aku kenakan lalu berjalan untuk menyalakan shower yang akan menyirami aku dengan air terpancur.

cuurrrr bunyi air yang keluar setelah aku memutar keran ke arah kiri.

Aku menikmati air hangat yang membasahi tubuh ku dari pancuran shower di kamar mandi, aku mengambil beberapa tetes shampo dari tempatnya membuat busah di rambut ku yang lepek ini lalu setelahnya mengambil sabun dengan wangi yang aku suka.

30menit didalam kamar mandi membuat bibi kukembali untuk memanggil aku yang terlalu lama untuk bersiap berangkat sekolah.

"kriieeettt" bunyi pintu kamar terbuka.

"non bapak nggk jadi antar non karena non lama bapak sudah telat mau meeting katanya," teriak bibi ku sambil membuka pintu kamar ku sedikit supaya aku dapat mendengarnya.

"iyaa bi gpp" balas ku dengan dengan suara yang bercampur benturan air ke lantai.

Aku memang sengaja karena aku tidak ingin diantar oleh papa.

Papa selalu bawel terhadap ku selalu menanyakan nilai nilai ku, bahkan papa selalu membuat ku ikut les les yang tidak penting.

Aku yang sudah selesai mematikan keran dengan menggeser kerannya ke tengah dan air yang terpancur pun tidak keluar lagi, lalu tangan ku menggapai handuk yang menggantung tak jauh dari posisi ku saat ini.

Aku mengeringkan seluruh badan ku dan dibagian rambut yang basah ini aku sudah menyiapkan hairdryer yang sudah menyala di westafel kamar mandi.

Setelah kurasa rambut ku sudah kering, aku berjalan keluar dari kamar mandi, langkah kaki ku mengantar ku ke dalam lemari yang berisi pakaian serta seragam sekolah yang akan ku kenakan.

Aku mengambil seragam putih biru meletakannya di kasur lalu tangan ku meraih kaos kaki di laci laci lemari dan melemparnya ke kasur juga.

Aku memakai seragam yang aku letakan dikasur dan setelah selesai aku memakai kaos kaki yang tergeletak tidak jauh dari seragam yang aku kenakan.

Saat itu aku sudah mengenal make up namun disekolah ku tidak memberi kelonggaran murid perempuan untuk bermakeup, tapi aku tetap menggunakan make up yang terlihat natural dengan warna kulit ku.

Miracle For Hug : EMIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang