"Syafira?""Iya Syafira. Dulu waktu SMP ada ngga sih temen kita yang namanya Syafira?" tanya Agni yang kemudian menyuapkan siomay ke dalam mulutnya.
"Gue sih ingetnya Safira, ngga pake y," jawab Dinda yang masih mencoba berpikir.
"Safira anak paskibra 'kan kalo itu?" Kini Agni menatap Dinda yang ada di sampingnya.
"Nah lo pasti tau, 'kan? Gue sih taunya Safira doang." Dinda meminum habis sisa es jeruk miliknya sebelum kembali berucap. "Emang kenapa sih?" tanyanya yang mulai penasaran.
Sebenarnya pikiran negatif Agni pada Rival sudah mulai berseliweran di kepalanya sejak pagi tadi. Sejak pagi Agni sudah tidak sabar menunggu jam istirahat untuk menanyakannya pada Dinda.
Tapi kejadian seperti ini bukan hanya sekali atau dua kali. Terakhir kali Agni bercerita hal seperti ini pada Dinda, Agni malah disuruh putus. Dan sepertinya kali ini Agni tidak akan membahas itu dulu dengan Dinda.
"Cuma nanya aja sih. Kemaren lewat beranda Facebook gue," jawabnya dengan santai.
Dinda hanya mengangguk tanpa berkomentar apa-apa lagi. Tidak lama kemudian seorang laki-laki dengan seragam jurusan TKJ lewat di depan mereka berdua. Dinda yang melihatnya langsung memanggil laki-laki itu.
"NONO! SINI BENTAR NO!" teriak Dinda.
"Berisik anjir malah manggil nama bapak gue!" protes Aries yang tetap saja berjalan ke bangku Dinda dan Agni.
Beberapa orang di kantin ada yang langsung melihat ke arah mereka karena suara Dinda yang terlalu keras. Dinda yang tidak peduli hanya biasa saja seakan tidak terjadi apa-apa. Sedangkan Agni diam-diam meminta maaf pada mereka yang terlihat tidak suka.
"Jajanin dong bos!" seru Dinda setelah Aries duduk di depan mereka.
"Miskin ya lu? Tiap ketemu minta jajan mulu," ejek Aries sambil tersenyum miring andalannya.
Aries ini teman sekelasnya Agni di XII TKJ-2. Sebenarnya mereka bertiga bersekolah di SMP yang sama. Apalagi Aries dan Dinda berada di kelas yang sama selama tiga tahun. Jadi tidak heran kalau mereka sangat akrab.
"Ngga miskin juga anjir. Becanda elah," ucap Dinda.
"Apaan manggil-manggil? Kangen ya lu ngga sekelas lagi," tanyanya sambil mengunyah siomay milik Dinda.
"Dih? BERSYUKUR gue ngga sekelas sama lo. Sekelas sama Hendra aja udah beban hidup," oceh Dinda kesal.
Seketika Aries tertawa puas mendengarnya. Karena dia tahu bagaimana kelakuan Hendra yang selalu mengganggu Dinda sejak SMP. Aries juga tidak jarang ikut menjahili Dinda.
"Lo kenal Syafira ngga waktu di SMP dulu?" tanya Agni yang sekarang angkat bicara.
"Syafira sama Safira sama aja kan ya?" tanya Aries pada mereka berdua.
"Ya beda lah? Ngga ada huruf y nya," timpal Dinda.
"Kenapa setiap ngobrol sama lo ngga bermanfaat anjir? Musnah lo!" sembur Agni yang malah jadi pusing sendiri.
Aries hanya terkekeh, kemudian ia meminum es teh manis milik Agni yang sudah seperti miliknya sendiri. Dia bahkan meminumnya sampai hampir setengah gelas.
"Gue taunya Safira anak paskibra sih. Dia doang kan yang namanya Safira di angkatan kita?" tanya Aries.
"Tuh kan bener apa kata gue," timpal Dinda.
"Ya kalo adik kelas atau alumni ngga tau sih," ucap Aries yang kemudian memakan siomay milik Dinda lagi.
"Abisin aja anjir sampe lu kenyang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bros Before Loves [✔]
Teen FictionBros Before Loves ; Sohib dulu, pacar belakangan. "It's about you who likes someone but he is your bestfriend." Story starts on: 08 Juni 2020 Story ends on: ??? Note: 📍Story on event with Forwistree 📍Update setiap hari Rabu 📍Mengusung konsep rema...