13; ???

35 13 13
                                    







"HEH JUPRI! MAU KEMANA LO?!"

Laki-laki yang dipanggil Jupri itu langsung menoleh pada Dinda yang sedang berjalan cepat ke arahnya. Dalam sekali gerakan Dinda menarik kerah seragam teman sekelasnya itu.

"Mau cabut ya lo?!" hardik Dinda.

"Gue lagi buru buruuu," rengek laki-laki yang memiliki nama asli Jupiter itu.

"Ngga nerima alesan ya. Gue udah pernah ngingetin kalo semua KM kelas 12 harus kumpul," kata Dinda yang masih memegang kerah seragam Jupiter.

"Iya tapi gue ada urusan penting Diinnn please let me go!"

Dinda langsung melepaskan kerah seragam Jupiter denan wajah jijik. "Apa sih males banget dengernya! Sekali ini aja ya gue wakilin!"

"Siap Dinda sayangku, cintaku, kasihku, hidup dan matiku!" seru Jupiter sambil hormat pada Dinda.

"Najis lo!"

Jupiter tertawa puas kemudian langsung melesat pergi. Dinda menghela nafasnya berat, kali ini ia harus menjadi sekretaris MPK dan wakil dari kelasnya untuk hadir di rapat.

Fakhri terlihat keluar dari kelasnya sambil membawa tas. Dinda langsung berlari kecil menyusul Fakhri agar bisa pergi bersama ke ruang rapat.

"Bareng!" seru Dinda tiba-tiba.

Fakhri langsung menoleh pada Dinda, ada sedikit reaksi terkejut di wajahnya. Laki-laki itu membiarkan sahabatnya berjalan di sampingnya.

Mereka berdua berjalan bersama menuju ruang rapat yang letaknya ada di samping ruang OSIS. Tidak ada yang saling bicara, yang terdengar hanya suara langkah kaki yang beriringan.

"Kalo lo lagi ngga mau ngomong sama gue atau Agni, ngga apa-apa." Dinda berbicara tanpa melihat Fakhri.

Fakhri menolehkan wajahnya lagi pada Dinda. Apa dia sadar kalau dari tadi Fakhri memerhatikannya? Mengapa Dinda terlihat sangat tenang?

"Gue ngga tau lo kenapa, tapi kalo lo belum mau cerita ya kita ngga apa-apa."

"Kenapa Dinda keliatan baik-baik aja sedangkan gue nahan semua ini aja susah."

Fakhri lupa kalau Dinda bukan orang yang peka dengan situasi. Dinda has a cold heart and can't melt it easily.

Fakhri terus bertanya dengan dirinya sendiri. Apa yang dia lakukan saat ini salah? Apa Dinda dan Agni tidak menyadari perubahannya?

Kenapa menyukai seseorang bisa serumit ini?

Baru terpikir oleh Fakhri kalau dengan Nabila semuanya menjadi rumit. Rasanya seperti ia diperi pembatas setiap kali akan mendekati Dinda atau Agni.

Dinda bilang tidak apa-apa selama Nabila tidak menyakiti Fakhri, tapi nyatanya cara Nabila memperlakukan Fakhri malah menyakiti mereka semua.

Apa Fakhri akhiri sampai sini saja?

"Din—"

"Ya ampun lama banget sih wakil sama sekretaris," sahut Revan dari dalam ruangan.

"Dih lo ngapain di sini?" tanya Dinda sambil menunjuk Revan.

"Kan gue KM PS-3," jawab Revan.

Dinda hanya membentuk mulutnya jadi huruf 'o' sambil berjalan ke meja Revan. Fakhri berjalan ke meja Agni sambil matanya sedikit melihat ke arah Dinda.

"Loh Din ngga duduk di depan?" tanya Aldi.

"Anggap aja gue KM PS-2. Si Jupri nya udah pulang," jawab Dinda sambil menyimpan tasnya di atas meja.

Bros Before Loves [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang