17; Flashback (1/2)

27 10 3
                                    

ps: di sini aku mau nulis flashback gimana ceritanya Dinda-Fakhri-Agni bisa temenan ya karena mereka sekarang udah ada di konflik puncak wkwkwk. konflik puncaknya yaitu disaat mereka udah saling renggang hahahaha. aku gatau bakal ada berapa bab untuk flashback tapi silahkan dibaca aja yaaa






Juli 2010

Dinda pernah berpikir kalau dia adalah manusia paling sial di dunia ini. Setelah keluarganya yang berantakan, sekarang dia masuk ke SMP yang tidak sesuai dengan keinginannya.

Ini semua karena ulah wali kelasnya saat SD. Entah apa yang guru itu lakukan pada Dinda. Yang Dinda ingat hanyalah ia seperti barang yang ditukar oleh dua toko.

Tidak ada yang bisa Dinda lakukan lagi selain menerima kenyataan. Dinda sudah kenyang dengan menangis berhari-hari karena kecewa dengan keadaan.

Meskipun Dinda masuk ke kelas 7-A yang disebut unggulan, tetap saja itu tidak ada artinya bagi Dinda. Tidak ada rasa senang atau bangga dalam dirinya saat mengetahui bahwa ia masuk ke jajaran siswa pintar di sekolah ini.

Saat pertama kali Dinda menjadi siwa di SMP ini, dia sudah memilih untuk duduk di bangku paling belakang dan pojok. Dinda juga beruntung mendapatkan teman sebangku yang notabenya adalah anak baik. Meskipun sebenarnya ia tidak terlalu peduli.

Dinda pikir, dia tidak akan memiliki musuh saat pertama kali menjadi anak SMP. Tapi itu semua hanya keinginan. Karena kenyataannya bangku sebelah Dinda dihuni oleh dua manusia yang menyebalkannya bukan main.

Dua manusia itu adalah Hendra dan Gias. Entah apa yang menjadi motivasi mereka untuk mengganggu Dinda bahkan di hari pertama sekolah.

Dengan seenaknya Hendra menukar kursi Dinda dengan miliknya saat Dinda akan duduk. Saat itu wajah Dinda terlihat datar meskipun Hendra tidak berhenti memperlihatkan wajah jahilnya yang menyebalkan.

"Lo gila?" adalah kata yang keluar dari mulut Dinda saat itu. Tanpa perlu berdebat, Dinda kembali mendapatkan kursi yang memang harus ia tempati.

Satu minggu sekolah berjalan cukup baik. Karena akan lebih baik kalau 7-A tidak memiliki siswa seperti Hendra dan Gias, menurut Dinda.

Dinda selalu dijahili. Entah itu kursinya, alat tulisnya, rambutnya, bahkan tidak jarang Dinda diganggu secara fisik. Dinda baru sadar kalau ia sangat butuh death note saat itu juga agar bisa menulis nama Hendra dan Gias.

Tapi ternyata penderitaan Dinda semakin berlanjut. Tiba-tiba wali kelas 7-A ingin tempat duduk di rolling satu minggu sekali.

Sistemnya adalah dengan memindahkan setiap anak yang duduk di bangku paling depan menjadi duduk di bangku paling belakang.

Ya. Otomatis posisi duduk Dinda juga jadi semakin maju di setiap minggu nya.

Hingga akhirnya sebuah tragedi terjadi di kelas 7-A, tepat setelah pergantian posisi duduk. Kejadian ini cukup heboh pada masanya. Bahkan karena kejadian ini nama Dinda jadi semakin dikenal.

"Hehehe."

Dinda benar-benar sudah tidak tahan lagi mendengar suara cekikikan yang dibuat oleh temannya yang duduk di belakang. Bagi Dinda, pergantian posisi duduk adalah ide terburuk yang pernah ada.

Orang yang duduk di belakang Dinda sekarang adalah Yoga. Bagi Dinda, Yoga sama menyebalkannya dengan Hendra dan Gias. Bahkan bisa-bisanya Yoga menalikan tali sepatu Dinda ke kaki meja sampai sulit dilepas.

Akhirnya Dinda menolehkan wajahnya ke belakang untuk melihat apa yang dilakukan Yoga sampai ia tidak berhenti tertawa. Tepat setelah mata Dinda melihatnya, emosinya langsung memuncak.

Bros Before Loves [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang