12; R U K?!

30 12 10
                                    







Agni terlihat berjalan sambil menenteng tas laptop di tangan kanannya. Kemarin Dinda bilang kalau ia membutuhkan bantuan Agni mengenai laptop.

Mereka berencana untuk bertemu saat istirahat pertama. Kebetulan mereka berdua juga sama-sama memiliki jam kosong di pelajaran setelah istirahat pertama.

Langkah kaki Agni berhenti di depan perpustakaan saat bertemu seseorang. Agni tersenyum kemudian dengan jahilnya memukul pelan punggung orang itu.

"Aw!"

Seketika orang itu langsung berbalik menghadap Agni sambil meringis kesakitan. Sedangkan Agni malah terlihat puas sambil tertawa kecil.

Orang itu adalah sahabatnya, Fakhri.

"Lo lagi ngapain?" tanya Agni.

"Berdiri," jawab Fakhri dengan singkat.

"Ya gue juga tau kalo lo lagi berdiri," balas Agni dengan nada sebal. "Ini gue mau ketemu Din—"

Belum sempat metuntaskan kalimatnya, perhatian Agni teralihkan saat seorang perempuan keluar dari perpustakaan sambil membawa beberapa buku.

Dengan natural Fakhri langsung mengambil alih buku-buku itu dari tangan Nabila. Entah apa yang membuat Agni masih berdiri di situ sambil memerhatikan mereka.

"Duluan," ucap Fakhri kemudian pergi dengan Nabila.

Tiba-tiba muncul perasaan aneh dalam diri Agni. Tumben sekali Fakhri seperti itu padanya. Rasanya dingin sekali, nyaris tidak seperti Fakhri yang ia kenal.

"Mereka pacaran?" gumam Agni saat melihat Nabila yang tiba-tiba menggandeng tangan Fakhri.

Rasanya seperti ada satu titik yang hilang dalam diri Agni saat Fakhri berlalu seperti itu. Perasaan apa ini? Kenapa Fakhri seperti itu? Pertanyaan terus bermunculan di kepalanya.

Akhirnya Agni kembali melangkahkan kakinya menuju pendopo tempat Dinda menunggunya. Mungkin Fakhri sedang tidak mood, batin Agni.

Dinda terlihat serius berkutat dengan laptop nya. Di sampingnya ada makanan dan minuman yang sepertinya sudah ia beli sebelumnya.

Agni langsung duduk di sebelah Dinda tanpa berbicara. Seketika Dinda mengangkat wajahnya untuk melihat siapa yang datang.

"Tadi gue ketemu Fakhri pas jalan ke sini," ucap Agni.

Dinda mengangguk kemudian kembali fokus dengan laptop nya. "Oh. Terus?"

"Cuek aja gitu. Ngga kayak biasanya," jawab Agni.

Dinda menolehkan wajahnya pada Agni sambil menarik dua sudut bibirnya datar. "Kayaknya dia lagi ada masalah gitu ngga sih? Kayak lagi ngga mau diganggu gitu."

Agni merotasikan matanya pada laptop miliknya. "Hmm mungkin."

"Udahlah nanti juga biasa lagi. Dia kan anaknya suka tiba-tiba aneh. Nanti juga cerita," ujar Dinda.

"Yah ... semoga."

Dinda juga sebenarnya penasaran kenapa Fakhri bersikap seperti itu. Tapi saat ini sebisa mungkin Dinda hanya akan fokus dengan tugas sekolahnya.

"Lo ada tugas apa sih sampe butuh bantuan anak TKJ?" tanya Agni.

Dinda tertawa lepas setelah mendengar pertanyaan Agni. "Bukan tugas yang ribet kok. Cuma gue nya aja yang ngga bisa."

"Apa sih apa?" Agni mendekatkan kepalanya ke sebelah Agni.

"Ini ... gue kan wawancara temen yang punya olshop lewat inbox Facebook. Nah buktinya harus gue screenshot buat masukin ke lampiran," jelas Dinda.

Bros Before Loves [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang