Arthur dan Vijay tengah menonton TV di kamar mereka. Namun yang Vijay lakukan hanyalah menggonta-ganti chanel menggunakan remote yang berada di tangan kanannya, mencari acara yang bagus.
Arthur yang melihat kelakuan teman kampret di sebelahnya itu pun merasa geram. "Dari pada lo gonta-ganti chanel gitu mending nonton Timnas aja deh jay" ucap Arthur.
"Kaga kaga, mending nonton spongebob" jawab Vijay masih memencet tombol remote berulang kali.
Arthur berdecak sebal. "Siniin, gue mau nonton Christiano Ronaldo" ucap Arthur berusaha mengambil alih remote dari tangan Vijay.
Vijay yang tak terima menyembunyikan remotenya di belakang tubuhnya. "Sejak kapan Christiano Ronaldo jadi anggota Timnas?"
"Sejak bapak lo botak" celetuk Arthur.
"Njir bapak gue lagi dibawa-bawa. Kuping dia pasti panas tuh digibahin mulu"
"Serah lo dah. Siniin remote nya anjing" ucap Arthur berusaha merebut remote kembali.
Vijay yang tetap tidak mau menyerahkan remote-nya akhirnya berdiri lalu berusaha kabur dari Arthur. Arthur pun berusaha mengejar Vijay. Lihatlah mereka sekarang. Saling kejar-kejaran di sekeliling kamar seperti anak-anak saja.
Dan berakhirlah Vijay jatuh di atas kasurnya dengan Arthur berada di atas tubuh Vijay yang masih berusaha mengambil remote dari teman kampretnya itu.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan menampilkan pemuda yang tengah berdiri tak percaya dengan apa yang ada di depannya.
"Jadi selama ini kalian..." Arven menutup mulutnya tak percaya, "Teganya kalian mengkhinatiku kakanda" lanjut Arven dramatis.
"Bukan begitu adinda, aku bisa jelaskan" jawab Arthur lalu bangkit dari posisinya.
"Tidak ada yang perlu dijelaskan lagi kakanda" Arven membalikkan tubuhnya membelakangi mereka berdua sambil melipat tangan di dada.
"Adinda dengarkan aku dulu" Arthur memegang tangan Arven berusaha membuat Arven menatap dirinya.
"Cukup kakanda, aku muak" teriak Arven lebih dramatis.
Bukan temen gue. Ucap Vijay dalam hati.
"Udah lah njir, geli gua. Kebanyakan drama lo berdua" ucap Vijay lalu berjalan menuju sofa untuk menonton TV lagi.
Arthur dan Arven tertawa terbahak. Mereka juga geli sebenarnya dengan drama mereka sendiri. Mereka pun menyusul duduk di samping Vijay untuk menonton TV bersama.
"Nih buat lo berdua" ucap Arven sambil meletakkan kantong plastik di atas meja berisi makanan yang dibelinya dari cafe tempat ia kencan tadi.
"Wah tumben lo baik ven" ucap Vijay langsung mengambil plastik tadi lalu membukanya dan melahap makanannya.
"Gue emang baik dari dulu ya nyet. Anggep aja itu peje dari gue"
"Sama-sama ven" ujar Arthur.
"Dasar temen kampret" umpat Arven kesal.
Dan berakhirlah mereka menonton Spongebob sambil memakan makanan pemberian Arven.
"Oh iya jay, gimana perkembangan lo sama gebetan? Btw kita belum tau siapa namanya" ucap Arven mencomot kentang goreng yang dipegang Arthur.
"Biasa aja sih, namanya Zoya. Gue masih belum berani buat ngungkapin perasaan gue ke dia" jawab Vijay masih fokus dengan makanannya dan tontonan di depannya.
"Kalo kata Arthur sih nyatain aja jay, sebelum diambil orang. Siapa tau Zoya juga suka sama lo" saran Arven
"Kok gue njir" cetus Arthur.
"Lo kan pernah nyaranin gue waktu gue ga berani ngungkapin perasaan gue ke Niel, nyet"
"Masa? Gue pernah bilang gitu?" tanya Arthur dengan tampang polosnya, lebih tepatnya dengan wajah bodoh itu.
"Kaga, bapak Vijay yang bilang" kesal Arven lama-lama berteman dengan dua manusia kampret berotak setengah ini.
"Oh" jawab Arthur lebih bodoh lagi. Arven hanya mengelus dadanya pelan. Harus selalu sabar menghadapi teman seperti mereka ini.
"Bukan gue ga berani sih, gue cuma gak mau ngerusak persahabatan kita. Lo tau sendiri resiko suka sama sahabat sendiri gimana" jelas Vijay.
"Iya juga sih. Kalo ternyata Zoya gak suka sama lo kan nanti lo yang malu dan malah ngerusak persahabatan kalian karena canggung" Arven mencomot lagi kentang goreng dari Arthur.
"Nah itu, makanya gue gamau bilang terlalu cepat. Biarin aja mengalir kaya gini" Vijay menghela nafasnya pelan.
"Yaudah deh, apapun keputusan lo kita selalu dukung lo jay" Arven menyemangati.
"Tapi hati-hati ketikung duluan ntar lo jay, haha. Tikungan tajam mamen" timpal Arthur tertawa.
"Sialan lo thur"
Tak lama kemudian mereka pun membereskan sisa makanan dan memutuskan untuk terlelap di kasur masing-masing.
──────────────────────────
Makasih udah baca. Maaf kalo partnya singkat hshs. Jangan lupa voment gays
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Feeling
FanfictionKisah tentang persahabatan 3 pria yang berbeda sifat dan latar belakang. Ketika sebuah persahabatan diuji dengan rasa terlarang yang dinamakan cinta. Akankah kisah mereka berjalan dengan baik? Atau sebaliknya? "Maaf, gue harap lo gak benci gue" "Se...