Chapter 7

151 22 3
                                    

Hari adalah hari yang ditunggu-tunggu. Hari debut Zancox Kids. Mereka tengah berada di ruang tunggu dibalik panggung yang menjadi tempat untuk mereka tampil debut.

Arven benar-benar gugup sekarang. Pasalnya, dia tak biasa tampil di depan banyak orang. Memang sebelumnya mereka telah berlatih dahulu di panggung sebelum tampil. Namun ini rasanya berbeda, jika tadi latihan tidak dilihat banyak orang, maka debut yang sebenarnya adalah dilihat oleh banyak orang.

"Kak Ven, Niel takut" ucap pria manis yang duduk disampingnya.

Arven saja gugup sekarang, namun dia tetap berusaha menenangkan kekasihnya itu. "Niel tenang ya, percaya diri aja okay" Arven mengelus punggung Niel dengan lembut dan sayang. Bagaimana bisa Arven mengucapkan kata itu, padahal dia juga tak percaya diri sekarang.

Lain halnya dengan Arthur, pria itu sedang berdiri sambil memegang ponsel yang diletakkan di samping telinganya, sedang bertelepon dengan seseorang.

"Iya, nanti habis ini kamu ke balik panggung aja ya" ucapnya sambil berjalan mondar-mandir. "Iya, makasih sayang. See you" lanjutnya lalu menutup sambungan telepon.

Arthur kini berlalih pada para membernya yang tengah duduk. Ada yang sambil bermain ponsel, ada yang mengobrol, ada yang asyik makan seperti pria cebol kampret temannya itu.

"Oke guys" Arthur memimpin di depan teman-temannya. "Ini debut pertama kita. Gue tau kalian pasti gugup. Tapi kalian juga harus percaya diri. Anggap aja penonton di depan itu batu, anggap kayak latihan seperti biasanya. Dan usahakan kalian harus fokus, jangan mikirin yang lain supaya penambilan debut kita lancar" lanjutnya lagi.
Lalu seperti biasa, mereka berdoa terlebih dahulu dipimpin oleh Arthur lalu melakukan tos bersama. Dan kisah mereka pun dimulai.

──────────────────────────

Penampilan mereka pun berakhir dengan keren. Banyak penonton yang heboh dan memberikan tepuk tangan. Membuat mereka senang dan bangga tentunya.

Kini kesembilan pria itu tengah duduk di ruang tunggu sambil memakan makanan yang dikirimkan oleh Ceo, sebagai wujud apresiasi karena mereka telah berhasil debut.

"Kak Arthur" panggil seseorang dari balik pintu lalu langsung berlari menghampiri Arthur dan memeluknya erat. "Selamat buat debutnya kak. Kakak keren banget tadi. Kalian juga" ucap Arkha tersenyum manis.

"Makasih cantik" jawab Arthur balas tersenyum lalu mengelus lembut surai kekasihnya.

Arthur lalu membawa Arkha untuk duduk bersama teman-temannya sembari mengobrol sedikit. Jangan lupakan pasangan kita yang masih hangat ini, Arven dan Niel juga asyik mengobrol berdua.

Sementara di balik pintu, ada seorang gadis yang tengah berdiri mematung, ia gelisah harus masuk ruangan atau tidak.

"Cari siapa ya?" tanya Zean yang baru saja kembali dari toilet begitu melihat seorang gadis yang terus mengintip dari balik pintu.

Gadis itu terperanjak kaget, "Ah.. Emm.. K-kak Vijay ada?" ucapnya terbata-bata

"Oh sebentar, gue panggilin" kata Zean lalu langkahnya masuk ke dalam ruangan dan segera memanggil Vijay, "Woy Jay, ada yang nyariin tuh"

Vijay yang sedang bercanda gurau dengan yang lain segera menatap orang yang memanggil namanya, "Siapa?"

Zean mengedikkan bahunya "Gatau, cewek"

Vijay langsung saja berdiri lalu berjalan keluar ruangan guna bertemu dengan orang yang mencarinya. Dilihatnya seorang gadis yang sedang bersandar di tembok sambil memeluk sebuah bingkisan di kedua tangannya.

"Zoya?" panggil Vijay.

"Ah Kak Jay" gadis itu menghadap ke lawan bicaranya. "Selamat atas debutnya kak, tadi Zoya nonton kok. Ah sama ini, ada kue dari mama buat kakak. Kalo kakak lagi free, main ke rumah ya. Mama nanyain terus tuh" ucapnya sambil menyodorkan bingkisan yang sedari tadi dia pegang lalu tersenyum manis.

"Makasih ya" ucap Vijay menerima bingkisan itu lalu mengacak rambut Zoya.

Zoya semakin gugup dibuatnya. Lihatlah sekarang, pipinya semerah tomat. Senyum terus dia kembangkan di bibir manisnya. "Ah kalo gitu, Zoya pulang duluan kak. Sukses terus ya. Bye"

Lalu Zoya meninggalkan Vijay yang masih berdiri di depan pintu sembari menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh. Bibirnya melengkung keatas.

Vijay kembali lagi ke dalam ruangan sambil menenteng bingkisan dari Zoya. Ia duduk di sebelah Arven yang tengah mengobrol dengan Niel.

"Siapa jay?" tanya Arven.

"Biasa lah" Vijay malah tersenyum sendiri seperti orang gila.

Arven tak menanggapi lagi. Dia melanjutkan obrolan dengan kekasihnya sesekali mengacak rambutnya yang membuat pria manis itu berdecak kesal. Namun itu terlihat lucu di mata Arven.

──────────────────────────

Mereka semua kembali ke kamar masing-masing setelah lelah seharian.

Arven mandi terlebih dahulu untuk membersihkan badannya yang lengket, bergantian dengan Arthur dan Vijay.

Setelah mandi dan berganti baju, Arven langsung merebahkan tubuhnya di atas kasur. Hari yang melelahkan. Ia menghembuskan nafasnya kasar. Lalu ia langsung menutup matanya tanpa mengobrol terlebih dahulu dengan dua teman kampretnya. Ia benar-benar lelah hari ini. Ia juga merasa senang atas debutnya. Ia berharap akan terus begini, menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Namun ia juga tidak tahu kedepannya akan bagaimana. Ia hanya bisa berharap yang terbaik.

──────────────────────────
   
Double update hari ini. Soalnya takut besok-besok gak ada kuota buat update:v Jangan lupa voment guys, dukung terus cerita unfaedahku ini ya😀

Btw aku lupa buat visualisaiin Arkha sama Zoya.

Arkha as Na Jaemin

Zoya as Kim Yerim

Forbidden FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang