Mereka bertiga tengah duduk di sofa di dalam ruangan mereka. Di ruangan ini ada 3 meja yang saling berhadapan, untuk tempat kerja mereka pribadi. Ada sofa dan juga televisi untuk bersantai.
Dan sekarang mereka tengah membicarakan bagaimana caranya promosi audisi agar banyak peminat. Setelah berdiskusi sebentar, mereka lanjut rapat di ruang meeting bersama karyawan lain untuk membahas promosi dan pembagian tugas.
"Jadi kita akan mengadakan promosi lewat online, brosur, spanduk, iklan di TV, radio, dan juga media cetak seperti koran dan majalah. Untuk pembuatannya saya serahkan kepada divisi humas. Seminggu untuk promosi, dan 2 minggu kedepan kita langsung adakan audisinya."
Semuanya mengangguk paham.
"Oke terima kasih dan selamat bekerja"
Para karyawan memberikan salam kepada atasannya, yaitu Arthur, Vijay, dan Arven. Lalu berpamitan keluar dan melaksanakan tugasnya. Kini tersisa mereka bertiga di ruangan meeting.
"Btw udah dapet coach buat trainee idol nantinya?" tanya Arven.
"Gue pikir kita bisa atasin sendiri. Gue bagian produser lagu, Vijay bagian rapp, dan lo dance. Tapi kita juga tetep butuh beberapa coach buat bantu-bantu" jawab Arthur.
Arven mengangguk paham, begitu juga dengan Vijay. Mereka pun keluar dari ruangan.
Arthur dan Vijay kembali ke ruangan mereka untuk membahas konsep trainee dan juga mencoba membuat lagu. Sedangkan Arven memilih untuk berkeliling gedung agensi, mengawasi kinerja karyawan, atau sekedar mencari angin saja.
Mengapa Arven tidak ikut bersama kedua temannya? Tentu saja mana bisa Arven soal begituan, membuat lagu membutuhkan banyak waktu berpikir. Dan Arven juga tidak pandai dalam membuat lirik maupun nada. Jadi Arven memilih bagian dance saja. Toh ini juga termasuk keahliannya selain rebahan.
Arven iseng memasuki salah satu ruangan dance dari sekian banyak ruangan yang sama di gedung ini. Sudah lama juga dia tidak mengasah kemampuan menarinya.
Arven melepas jasnya lalu menaruh asal di sofa yang ada di ruangan itu, dan sekarang dia hanya memakai kemeja putihnya yang masih berbalut dasi. Dia mulai menarikan gerakan yang dulu pernah dia dapat bersama anak Zancox Kids. Dia jadi rindu mereka.
Meskipun mereka masih sering mengobrol lewat grup chat, tetap saja rasanya berbeda. Mereka telah berpisah dan hidup masing-masing sekarang dengan kesibukan pribadi juga tentunya.
Setelah selesai mengasah kemampuan menarinya dan juga membuat beberapa koreografi, Arven duduk di sofa dan memainkan ponselnya. Ada sebuah notifikasi dari orang tersayang.
Baby Fox🦊
Kak? Udah makan siang?
Arven langsung melihat jam nya. Benar saja sudah jam makan siang sekarang. Dia pun mulai mengetik beberapa di atas keyboard.
Belum, ini mau kok. Niel udah makan?
Udah. Ini lagi di kantin nunggu kelas mulai.
Niel mau kakak jemput nanti sore?
Eum, emangnya kakak ndak sibuk?
Gak kok, nanti kakak kesana ya. Semangat belajarnya my foxie
Setelah mengetikkan kata itu, Arven keluar dari ruangan dance dan menuju ruang kerjanya berniat mengajak kedua temannya untuk makan siang bersama.
──────────────────────────
Arven mengendarai motornya membelah jalanan kota. Sebelumnya dia sudah pulang ke rumah untuk mengganti baju yang lebih santai dan mengambil motor untuk menjemput sang pujaan hati.
Arven berhenti di sebuah cafe di depan kampus kekasihnya. Ia memesan minuman sambil menunggu Niel selesai kelasnya.
To : Baby Fox🦊
Kakak ada di cafe depan kampus.Setelah mengetikkan itu, Arven menyesap minumannya dan bermain game online di ponselnya.
Sepuluh menit kemudian, datanglah pria manis dari balik pintu dan langsung menghampiri Arven.
"Kakak udah nunggu lama?" tanya Niel dengan dua buku digenggamannya.
"Gak kok. Sini duduk, pesen makanan sesuka Niel. Kakak yang bayarin."
"Wah beneran kak? Yeay makasih" ucap Niel dengan semangat dan langsung duduk di hadapan Arven. Arven ikut tersenyum senang.
Setelah memesan makanan kepada pelayan cafe, Niel melepaskan tasnya dan disenderkan di kursi.
"Gimana kerjanya kak?" tanya Niel.
"Masih awal, jadi belum terlalu sibuk. Ini juga lagi adain promosi buat audisi idol nantinya"
"Wah semoga banyak yang minat ya kak. Dan juga semoga perusahaan kalian bertiga sukses besar"
Arven mengacak-acak rambut Niel lalu tersenyum, "Amiinn. Makasih sayang"
Setelah makan, mereka memutuskan jalan-jalan sore terlebih dahulu. Melihat pemandangan kota sebelum pulang. Mereka juga mampir ke toko martabak, Arven membelinya untuk mama Niel di rumah yang sangat suka martabak.
Setelah mengantarkan Niel pulang dan berpamitan kepada mama nya, Arven memutuskan untuk kembali ke rumah Vijay.
──────────────────────────
Arven langsung membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Toh ini juga rumah dia, ya walaupun cuma numpang. Tapi Vijay pernah bilang 'Anggap saja rumah sendiri' itu berarti Arven bebas melakukan apapun.
Terlihat di ruang tamu seorang pria yang sedang menonton TV sambil memakan donat. Satu pria lagi tengah mengobrol dengan seorang gadis di sampingnya.
"Udah pulang sayang? Sini temenin mas. Gak enak jadi nyamuk terus" ucap Arthur yang bermaksud menyindir Vijay.
"Dih ogah." Arven mengedikkan bahunya. Dia melihat ke gadis yang tengah mengobrol dengan Vijay. "Loh ada Zoya. Sejak kapan zoy?"
"Eum dari tadi sore kak. Zoya bawain donat itu di meja"
Arven melirik dua kotak donat di atas meja. Satu kotaknya sudah hampir habis. Arven pun menatap tajam Arthur yang masih mengunyah donat di dalam mulutnya.
"Apa? Lagian disini gue cuma jadi nyamuk. Ntu si kampret enak pacaran, lo juga keluar ngapel doi. Lah gue sendirian disini, mending makan donat." jawab Arthur kesal.
"Jhaaa miris banget lo" Arven tertawa dan langsung duduk di samping Arthur, ikut memakan donat dan juga menonton TV.
──────────────────────────
Makin gaje ga sih? 😂 Yamaap kadang otak suka blank mau nulis ceritanya gimana😭 Keep Voment ya gays♥
KAMU SEDANG MEMBACA
Forbidden Feeling
FanficKisah tentang persahabatan 3 pria yang berbeda sifat dan latar belakang. Ketika sebuah persahabatan diuji dengan rasa terlarang yang dinamakan cinta. Akankah kisah mereka berjalan dengan baik? Atau sebaliknya? "Maaf, gue harap lo gak benci gue" "Se...