5 | Just Friends

51 13 35
                                    

Up lagi bestie!!

Ramein yukk! Pakai vote atau komen atau keduanya gitu hehehe

°°°

5. Ulah Zidan

Satu pukulan menghantam wajah Zidan sehingga pria itu tersungkur ke tanah. Zidan yanga hampir bangkit berdiri, kembali jatuh ketika Ecan mendorongnya sekeras mungkin melalui tendangan kaki sehingga menimbulkan bekas bentuk sepatunya di baju futsal yang dikenakan Zidan. Zidan pun ikut melayangkan pukulan mentah di pipi kiri lelaki itu sebagai balasan karena sudah melawannya terlebih dahulu. Sehingga pertikaian itupun terus berlanjut dan semakin sengit tanpa ada yang mau melerai atau terlibat.

Suasana lapangan futsal semakin ramai ketika Ecan tidak berhenti-hentinya memberikan tinjuan bertubi-tubi di seluruh wajah Zidan sehingga lebam di wajah pria tersebut perlahan muncul dan berdarah-darah. Zidan tidak mampu membalas pukulan itu lagi, karena badannya sudah mulai melemah dengan memar dimana-mana.

"CAN! KONTROL EMOSI LO BEGO!!" Juna datang sambil menarik kerah belakang Ecan agar lelaki itu mau menyelesaikan pertengkaran sepihak itu. Ecan dengan segala emosi yang mengepul tetap tidak mau menghentikan pukulan itu.

Sampai akhirnya Novan datang dan mengurus Ecan dengan melayangkan satu bogeman keras yang mampu membuat emosi Ecan mereda. "Lo mau dikeluarin kampus cuma karena ngurusin manusia sampah kayak Zidan?! Inget goblok! Lo rela belajar mati-matian buat lolos SBM biar keterima disini!"

"Zidan bangsat banget anjir otaknya, Van! Lo nggak lihat apa si Luna sampai nangis sebegitunya karena kelakuan tololnya si Zidan?!"

"Tapi lo bisa pakai cara yang lebih berkelas sedikit, Can?! Kasian anjir badan lo remuk semua cuma karena ginian?!"

"Cuma kata lo?! ALUNA DILECEHIN BRO!"

"Tenang dulu buset! Lo mending ikut gue aja deh, Can! Si bangsat itu biar Novan sama Nalen yang ngurus!" Cendika langsung menarik paksa Ecan agar berdiri. Dan akhirnya Ecan pergi dibawa oleh Cendika dan Juna dari lapangan futsal tersebut.

"Urusan lo belum selesai ya, nyet!" Tukas Nalen sambil membuang ludah di wajah lelaki itu.

"Serahin hp lo sekarang atau gue kasih yang lebih sakit lagi dari Ecan biar lo mati sekalian disini?" Bisik Novan mengancam pria itu sehingga Zidan gemetar takut. Sehingga ada suara alir mengalir membuat Novan dan Nalen saling pandang.


















"SIAL! PIPIS DI CELANA KAN LO?!"

"PANTESAN PESING BANGET, BUSET!"

°°°

Aluna masih terus menerus menangis di pelukan Ica. Beberapa saat kemudian, datang Kalina dengan raut cemasnya langsung ikutan mengelus punggung Aluna sehingga gadis itu lebih tenang sekarang.

"Zidan ngapain lagi sih Ca? Kok nggak ada kapok-kapoknya tuh anak gangguin Luna terus," kata Kalina ketika duduk di salah satu bangku di sebuah ruangan kelas yang kosong.

"Ini lebih parah, Na. Masa dia masang kamera sembunyi di kamar mandi perempuan biar dia bisa ngevideoin Aluna pas ganti baju," jelas Ica membuat Aluna menangis lagi karena mengingat video singkat tadi. "Sstt ... dah dah!! Jangan nangis lagi. Itu loh lagi diselesain sama Ecan masalah lo ..." sambungnya menenangkan.

"What the fuck?! Berarti dia ngintipin gue juga dong?! Secara gue tiap kali ke kamar mandi pasti bareng sama Alunaa ..." rengek Kalina yang ikutan ngeri. Gadis itu langsung meraba tubuhnya dan membayangkan sendiri ketika ia mengganti baju seperti apa.

Just Friends | Haechan NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang