6 | Just Friends

41 10 8
                                    

Up lagii!!!

Mari ramaikann! Vote! Vote! Vote!

°°°

6. Komitmen

Masalah Zidan telah tuntas. Semua bukti dari kiriman video singkat di ponsel Aluna sampai kamera sembunyi yang masih tertempel di kamar mandi kampus itu sudah menjadikan bukti paling lengkap untuk menjebloskan Zidan ke penjara dan dikeluarkan dari kampusnya.

Sekarang, masalah lain pun datang. Sebuah undangan bewarna merah itu datang ke apartnya dengan sebuah surat yang diselempitkan di dalam undangan tersebut.

Saya harap kamu bisa hadir ke acara pernikahan kami. Bunda mengaku salah sama kamu, Aluna. Tapi kamu tahu kan bahwa rasa cinta tidak bisa dipaksakan? Saya sudah tidak cinta lagi dengan papa kamu. Jadi izinkan Bunda mencari kebahagiaan yang lain, Luna. Tolong berpikiran lebih dewasa lagi sehingga hubungan kita tidak merenggang seperti sekarang ini.

"Tolong berpikiran lebih dewasa?? Gue yang harusnya ngomong gitu, tolol! Nggak ayah tiri nggak ibu kandung sama-sama gila." Aluna meremas surat itu beserta undangannya dan langsung membuangnya di tempat sampah.

Gadis itu menguncir rambutnya. Memilih untuk memasak telur dan nasi goreng untuk sarapannya dibandingkan memikirkan bundanya yang selalu saja membuat moodnya rusak.

"Scratch that bring it back! nanana glitch mode. Onmomi nanana reload ..." Ecan yang habis keluar dari kamar mandi itu langsung bernyanyi sambil menari membuat Aluna yang melihatnya itu langsung memalingkan mukanya dan dengan sengaja menutup kupingnya.

Suara Ecan itu memang merdu. Tapi lirik yang dinyanyikan hampir salah semua membuat Aluna semakin bete. Apalagi pria tersebut menyanyikan lagu idolanya sehingga Aluna ingin sekali melempar telur mentah ini ke wajah Ecan. Namun terurungkan, sebab ingat kalau harga telur naik.

"Gimana Lun? Udah mirip Jeno belum sih?" Tanya Ecan memamerkan otot lengannya yang sama sekali tidak berotot itu sambil menari tidak jelas di samping Aluna. Aluna malah salah fokus ke perut lelaki itu. Sudah tahu buncit tapi dengan bangganya tidak memakai kaos apapun. Dikira Aluna akan tergila-gila apa dengan bentuk tubuh Ecan yang minimalis itu?

"Lo mending diem deh, Can. Daripada ntar gue siram minyak panas ke muka lo," tukas Aluna membuat pria itu berhenti menari dan segera memakai kaos hitam yang ia sampirkan di pundaknya. Lalu, terkekeh pelan. Senang sekali rasanya bisa membuat emosi pagi-pagi begini.

Sebab emosinya Aluna adalah moodbooster untuk Ecan.

Tubuh Ecan bergerak maju, wajahnya mendekat lalu menaruh dagunya di pundak Aluna sambil melihat kelihaian gadis itu memasak dari belakang. Setelah mengetahui Aluna seperti nyaman-nyaman saja dan tidak komentar apapun dengan tingkahnya. Lengannya mulai terulur untuk melingkar di perut Aluna. Dan saat itulah tangan Aluna yang sedang membolak-balik telur itu terhenti.

"Can ..." desis Aluna memperingatkan. Sementara Ecan malah tertawa namun tidak berniat melepaskan pelukannya itu. Alhasil ia mendapatkan sebuah sikutan kencang di perutnya sehingga lelaki itu meringis, sakit.

"Sebentar aja napa sih, Lun. Nggak gue apa-apain juga," ujarnya masih mempertahankan posisi seperti tadi. Namun sekarang, dagunya bergerak membuat posisi wajahnya menoleh ke samping. Sehingga ia bisa melihat wajah Aluna dari sisi kiri.

Ecan bisa melihat mata Aluna yang tidak terlalu besar namun memiliki bulu mata yang lentik dan panjang. Hidungnya mancung dan sedikit lancip dengan satu tahi lalat kecil di ujung hidungnya. Pipinya mulus tanpa jerawat apapun. Ukuran pipi yang lumayan besar dan gembul itu membuat wajah Aluna sedikit bulat namun itulah yang membuat Ecan gemas. Bibirnya kecil dan tipis. Sedikit pucat namun masih bewarna pink muda.

Just Friends | Haechan NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang