10 | Just Friends

38 6 3
                                    

Maaf banget lapak ini udah aku angggurin selama dua minggu lebih. Kebanyakan mikir lama sama nge-stuck ditengah jalan pas mikirin alurnya. Akhirnya, ini hasil akhirnya setelah beberapa kali gonta-ganti isi bab.

Jadi, semoga bab ini bagus ya di mata kalian. Vote sama komen banyak-banyak dong. Ada 2000 kata lebih loh. Biar aku juga ada semangat gitu loh buat ngelanjutin :(((

Makasihh yaaa... kalau semisal udah vote sama komen ❤

PENTING BGT WKWK !! Di cas itu di charger ya. Aku takut kalau ntar pas baca ada beberapa dari kalian yang nggak paham.

Selamat membaca 💚💚

°°°

10. Plin Plan

Aluna berdehem pelan ketika kedua temannya memandanginya sinis, berharap ada suatu kalimat klarifikasi yang diberikan Aluna untuk mereka. Setelah kejutan gagal tadi, hanya Kalina, Ica, dan Aluna saja yang berada di ruang tengah. Sedangkan, para lelaki memilih untuk menghabiskan waktunya bermain uno di balkon depan.

Kalina melirik jam tangannya sebentar untuk mengecek waktu. Lalu, kakinya satu terangkat dan ia taruh di atas kakinya yang lain. "Gue nungguin loh ini. Jangan sampai gue lumutan ya disini."

Aluna mendesah dengan umpatan tertahan. Tentu saja susah untuk membujuk Kalina dan Ica atau kabur dari mereka sekarang. Jadi yang ia lalukan sekarang hanya membuka suara dengan jawaban pasrah.

"Percaya nggak percaya, tadi tuh beneran nggak sengaja sumpah!" Ucap Aluna merengek, masih membela diri walaupun ia tahu hasilnya akan sia-sia. Ica dan Kalina yang tidak puas dengan respon itu langsung bersandar di punggung sofa sambil mencebik pelan.

"Nggak asik ah, Lun! Cari aman mulu deh dari tadi," sesal Ica dengan tangan yang terulur untuk mengambil toples berisikan kue nastar.

"Nggak sengaja apaan ya, Ca? Orang tadi tangan lo jelas jelas meluk pinggangnya Ecan kok," jelas Kalina masih berusaha mengusik Aluna.

"Maksut kita tuh kalo lo berdua pacaran, minimal traktir kita lah di mcd," ujar Ica dengan mulut yang penuh dengan nastar itu membuat Kalina menjentikkan jari setuju.

"Bener tuh ... Jangan bilang lo berdua udah backstreet ya dari lama?!" Sambung Kalina malah tambah mengorek semua informasi.

Aluna meraup wajahnya kasar. "Apa kata dunia anjir kalau gue backstreet sama Ecan?!"

Lalu, saat ada suara pintu terbuka dari samping, mata Aluna tak sengaja melihat Ecan yang masuk sambil memakai sandal rumah. "Can, masa kita dibilang backstreet sama mereka coba? Ngaco banget nggak sih?"

Ecan berhenti sejenak lalu mengendikkan bahu. Seperti tidak merasakan hal yang aneh dari kalimat itu, "Loh ... bukannya kita memang backstreet ya Lun?" Ucapnya dengan enteng sehingga mata ketiga orang gadis yang duduk di sofa itu tentu saja melotot lebar.

"Uhuk uhuk!" Remahan nastar pun menjadi bukti bahwa Kalina dan Ica yang mendengarnya pun ikutan kaget sampai tersedak.

"Ecann!!!" Sungut Aluna melengos panjang. "Nggak lucu ah candaan lo ..."

Tawa Ecan terdengar begitu renyah. Saking renyahnya sampai-sampai Aluna ingin menyiramnya dengan air comberan. "Nggak nggak ... Yang tadi tuh coba-coba aja nggak sih, Lun? Biar semisal kita pacaran nanti tuh nggak kaget, gitu loh. Kayak, 'oh ternyata bibirnya Aluna manis juga ya. Berarti besok kalo gue pacaran, tiap hari harus minta cium deh pokoknya'. Paham kan maksud gue?"

Kali ini Kalina dan Ica yang tertawa sampai memegangi perutnya. Sedangkan Aluna hanya diam saja dengan wajah yang memerah. Walaupun setelah itu tangannya berkali-kali berusaha melemparkan bantal sofa itu sampai mengenai Ecan. Namun, upayanya sepertinya sia-sia saja karena Ecan gampang menghindar dan tangannya malah yang pegal.

Just Friends | Haechan NCTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang