Permintaan

456 36 5
                                    

Happy Reading
***

Mata yang tertutup selama satu bulan itu mulai bergerak, jari telunjuknya bergerak keatas. Wajah pucat itu mulai membuka matanya, ia melihat ke sekelilingnya.
Matanya melihat seorang dokter dan suster yang tersenyum di sisi kanannya, dan di sisi kirinya ia melihat ada ayah dan Alex disana.

Pandangan sayu itu terlihat sangat lemah, seluruh tubuh terasa tak bertenaga.
Ia melihat ke sekitar ruangan itu, dalam hatinya bertanya-tanya sedang dimana dirinya sekarang.

"Selamat pagi Nadia," sapa dokter.

"Nad syukurlah kamu sudah sadar." ayah tersenyum bahagia.

Nadia hanya memandang ayahnya tanpa berkata apapun. Ia kembali melihat ke seisi ruangan seperti sedang mencari sesuatu.

Kemudian dokter mengajak ayah Nadia ke ruangannya sebentar untuk membahas keadaan Nadia sekarang.
Ayah pun mengikuti dokter dari belakang, sembari memberi kode kepada Alex untuk menjaga Nadia sebentar.

Mulutnya yang masih terpasang alat bantu pernapasan tak bergerak sedikitpun hanya sepasang matanya saja yang bergerak.

Alex datang mendekat dan mengelus rambut panjang Nadia dengan lembut, senyuman manis Alex terukir di wajahnya.

"Kamu hebat, cepat sembuh ya!"

Nadia hanya mendengarkan apa yang Alex katakan kepadanya, entah mengerti atau tidak ia tidak menunjukan ekspresi apa pun kepada Alex.

Tiba-tiba ponsel Alex berdering, ia mengambil ponselnya dalam kantong celananya.
Ia pun berdiri, agak menjauh dari Nadia untuk mengangkat ponselnya.

Nadia yang sedang terbaring di atas tempat tidur berusaha bangun dengan tangannya yang lemah dan gemetaran. Wajahnya seperti kesakitan untuk bangun dari tempat tidurnya.
Alex yang sedang menerima telpon melihat yang sedang Nadia lakukan.
Ia pun berlari kearah Nadia, untuk menghentikannya. Langsung saja ia memegangi tubuh Nadia agar tidak terjatuh.

"Nad apa yang kamu lakukan? Kamu masih lemah, berbaringlah!!" Alex mencoba menghentikan yang Nadia lakukan dan menyuruhnya untuk kembali berbaring.

"A-Aku Di-Dimas" ucap Nadia terbata-bata.

Alex melebarkan matanya dan terdiam sebentar, setelah mendengar apa yang Nadia katakan.
"Nadia memang sangat mencintai Dimas. Dalam keadaan lemah seperti ini, ia masih saja memikirkan Dimas bukan dirinya sendiri," Alex berkata dalam hatinya dan meliat ke arah Nadia.

"Aku ingin bertemu Dimas!!" tutur Nadia dengan suara yang lemah.

"Dimas tidak ada disini,"

"Dimas," Nadia meneteskan air matanya.

"Aku mohon jangan menangis aku tidak bisa melihat mu menangis," Alex menyentuh pipi Nadia dan menghapus air matanya.

"A-Alex,"

"Iya!"

"A-aku boleh minta sesuatu kepadamu?"

"Iya!! Apa?"

"Aku ingin bertemu dengan Dimas!! A-aku mohon," tutur Nadia yang gemetaran.

Ikhlaskan Aku Pergi [END] (Proses Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang