Felix
Waktu pertama kali melihat anak itu (Bella) di rumahnya. Jujur dia kaget, karena dia pikir sepupu yang dibilang papa adalah laki-laki. Lebih kaget lagi, saat dia melihat perempuan itu lumayan cantik juga. Apa dia pernah bilang kalau ekspresi kagetnya tidak bisa terbaca? Anyway, walaupun agak kaget, Felix berusaha untuk bersikap ramah dan 'biasa' ke Bella. Tapi justru Bella yang berkali-kali membuang muka saat tidak sengaja berpapasan dengannya. Apa dia punya salah? Kalau anak itu tidak terlalu dingin, mungkin dia bisa saja suka.. ah, sudah ngelantur.
Hari ini ulang tahunnya, tapi ucapan selamat hanya didapat dari teman-temannya melalui WA. Yah, maklum ini ulang tahun pertamanya di sini jadi orang-orang belum tahu. Dia berpikir, apa dia perlu pesan delivery untuk bikin pesta kecil-kecilan di kantor? Tapi siapa juga yang menyelenggarakan kejutan ulang tahun sendiri? Lagipula, dia bukan fakir ucapan selamat ulang tahun. Dia hanya mau.. hmm mungkin dia tidak perlu membuat acara apa-apa.
Felix kembali memfokuskan diri bekerja. Dia melihat proposal di laptopnya, sambil menulis detail-detail yang perlu diketahuinya, untuk ditulis dalam laporan lain. Kemudian tak lama, Sophie masuk setelah mengetuk pintu dua kali.
"Happy birthday to youu.." Sophie mulai bersenandug. Felix menatap horor, itulah yang dia harap bisa tunjukan. Nyatanya wajahnya hanya menunjukan kerut ringan di kening dan bibir. Ternyata Sophie tidak sendiri, dia dibantu dengan tiga staff yang ikut bertepuk-tangan garing dibelakangnya.
"Ehm. Okay, okay. Stop it!" Felix tidak bermaksud kasar, dia hanya malu. Dia sudah berdiri, antara menghargai mereka dan bermaksud mengusir.
Tidak pantang mundur, Sophie menyuruhnya untuk 'make-a-wish' dan meniup lilin. Setelah mereka mengucapkan selamat ulang tahun, Sophie tinggal sendiri bersama Felix. Dia(she) masih ternyum cerah.
"Suka ga surprisenya? Kurir yang ngirim kuenya telat nih. Padahal aku minta dikirim pagi." tanya Sophie.
"Iya." senyum Felix menanggapi ocehan Sophie dengan kalem.
"Nanti makan malam bersama yuk!" ajak Sophie. Ini bukan sekali dua-kali diajaknya Felix pergi. Biasanya Felix juga tidak menolak, karena yah tidak ada alasan untuk menolak. Tapi hari ini..
"Kayaknya aku ga bisa." kata Felix.
"Oh, kenapa?"
"Aku mau ngerayain ulang tahun sama keluarga." jelas Felix, lebih cepat. Dia tersenyum lagi.
"Okay. Mungkin kita bisa makan malam besok?"
"Sure." jawab Felix pasrah. Setelah ruangannya kembali sepi, Felix duduk dan menghela napas pendek. Keluarga? Papanya bahkan belum --ralat:tidak mengucapinya selamat. Again, bukannya dia fakir ucapan met ultah juga.
Sepulang kantor, Felix menunggu Bella yang mengambil tasnya di loker. Dia memilih menunggu diluar sambil melihat-lihat orang lalu-lalang. Tidak sampai sepuluh menit, Bella muncul di sebelahnya tersenyum kaku.
"Dingin?" tanya Felix. Bella hanya menggeleng, lalu membuang muka. London memang tidak terlalu menampakan dinginnya cuaca dengan tebalnya salju, tapi angin dingin bertiup cukup kencang hari ini. Mereka berjalan menuju mobilnya yang diparkir tidak jauh. "Hari ini makan malam di luar ya."
"Hm? Oh, iya gapapa." jawab Bella.
Mobilpun membawa mereka ke salah satu restoran yang dekat dengan sungai Thames. Entah kenapa, setelah menapakan kaki ke dalam, Felix bergidik sendiri dengan suasana romantis restoran. Padahal dia pernah kesini sebelumnya untuk meeting pekerjaan, kenapa sekarang romantis? Apa karna malam? Sedangkan Bella, dia langsung tersenyum dan memilih duduk di pinggir agar bisa melihat sungai lebih dekat. Sungai itu masih ramai dengan kapal-kapal yang lihir mudik antara London selatan dan utara.
Setelah memesan makanan, dan tidak melihat 'penolakan' dari Bella. Felix baru berani tanya macam-macam. Seputar kuliah, part-time, dan teman-temannya, terutama karena kemarin Bella ijin untuk tidak pulang bersama karena mau hangout. Bukan protektif, tapi dia hanya merasa.. hm tidak tahu juga merasa apa. Pokoknya dia perlu tahu saja.
"Besok weekend ada acara?" tanya Felix mencari topik lain.
"Iya. Mau nonton broadway." jawab Bella.
"Kamu suka broadway?" tanya Felix lagi.
Bella menggeleng, lalu tertawa kecil. "Tapi kayaknya seru, broadway itu wajib ditonton buat orang yang tinggal di London. Kayak bioskop." jelasnya.
"Aku tinggal di sini, tapi belum pernah nonton Broadway."
"Nanti kapan aku temenin deh." kata Bella spontan. Dia terlihat kaget dengan ucapannya sendiri.
"Oke. Janji ya?" goda Felix. Bella hanya mengangguk sambil membuang muka ke sungai. Sebenarnya Felix mau menjahilinya lagi dengan menyodorkan kelingking. Tapi hidangannya segera datang, dan memaksanya menahan senyum lebar. Dia mengamati Bella yang tersenyum senang mengucapkan thank you. Sepertinya moodnya sedang baik.
"Bel, bilangin waitress-nya hari ini aku ulang tahun, biar di kasih dessert gratis." kata Felix setelah mereka selesai makan.
Bella terlihat bingung sekilas, lalu menuruti perkataan Felix. Dia memanggil waitress dan membisikan sesuatu seperti rahasia. Si waitress bertanya sesuatu, yang di jawab Bella dengan sesuatu juga, si waitress menoleh ke arah Felix dengan tatapan menilai, namun kemudian mengangguk dan berjalan ke kounternya. Setelah si waitress pergi, dia menunjukan dua jempol ke Felix, yang disambut dengan satu jempol.
"Aku bilang umurmu 25. Kayaknya waitress-nya kurang percaya." tawa Bella.
"Kenapa? Emang aku keliatan tua?"
"Justru keliatan kayak 15 tahun!!"
Felix cemberut, dari kecil dia paling tidak suka dikatain anak kecil. Terutama saat dia justru merasa sebaliknya, dewasa sebelum umur. "Memang 25 kok." dia seraya menunjukan SIMnya pada Bella.
"Eh? Emang ulang tahun hari ini?" tanya Bella beneran kaget.
Felix hanya mengangguk sekenanya.
"Aku ga siap kado." keluh Bella sedih. Bella suka memberi kado ke orang :(
"Ga apa-apa. Ga penting juga." kata Felix. Kali ini dia yang kaget dengan ekspresi Bella yang menggemaskan.
"Kado itu penting, aku sedih kalo ga dapat kado." kata Bella tetap ngotot.
"Ya udah. Gimana kalo kadonya ini?" kata Felix sambil mengetuk-ngetuk pipinya.
"Mau di tampar ya?" tanya Bella galak kembali.
Felix hanya tertawa getir mendengar itu. Yah setidaknya dia sudah mencoba.
-----------------------------------------------------------
Add this story to your library, vote, share, comment and follow me. 😽
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Same Roof
ChickLitSo, here we go again I kiss that girl again And suddenly it must come to an end -Ardhito Bella berusaha untuk keluar dari rumah itu agar hidupnya terasa lebih tenang selama tinggal di London. Tapi uang saja tidak punya. Sehingga dia terpaksa tinggal...