Bella tidak jadi pindah. Saat ditelpon oleh Pusat Bantuan Mahasiswa kemarin, dia dengan menolak walaupun biaya dormnya hanya £300. Sudah sebulan lebih dia tinggal di London. Dan hubungannya dengan si cowok itu ..makin membaik. Mungkin sebenarnya tidak ada yang harus diperbaiki dari awal, Bella hanya butuh waktu untuk terbiasa dengan 'roommate'nya.
Diketuk-ketuknya meja dengan kuku, mengikuti irama London Boy-nya Taylor Swift yang diputar di kafe itu siang ini. Tangan yang lain mengutak-atik kamera untuk melihat foto. Ketukannya sama sekali tidak pas, tapi siapa yang peduli.
"Ketukannya gak pas tuh." ejek Felix sambil menaruh nampan berisi kopi dan pastries pesanan mereka di meja.
Bella hanya cemberut manja sekilas, lalu tertawa sendiri dengan perilakunya. Hari ini mereka nongki-nongki cantik setelah keliling Buckingham Palace. Sebagai gadis normal lain, wajar saja bila Bella suka hal-hal berbau Princess, termasuk istanah. Apalagi ini istanah betulan. Dia sangat berharap bisa bertemu Prince Harry. Tapi setengah kebahagiaan Bella hari ini jelas karena dia berhasil mendapatkan eksperesi dari guard di backingham. Serius, dia melihat guard tadi menoleh ke arahnya yang sok-sokan twerk tapi malah terjungkal karna tidak bisa split. Bukannya twerking harus bisa split, masalahnya dia membuka kakinya terlalu lebar dan tidak bisa menjaga keseimbangan. Bella juga tidak mengerti kalau twerking bisa sesusah itu. Dia pikir hanya perlu menaik-turunkan bokong. Sedangkan Felix waktu itu sibuk memotret.
Mereka makan sambil mengobrol macam-macam. Bahkan kadang topik pembicaraan mereka bisa serandom "Lumba-lumba, gajah, sama anjing. Lebih pinter mana?" Bella suka membuat Felix tertawa karena kalau Felix tertawa atau tersenyum lebar, pipinya akan membentuk bulatan menonjol. Mungkin itu yang dinamakan apple of the cheek? Pokoknya terlihat lucu. Mungkin itu juga yang membuat dia terlihat awet muda.
Belakangan ini mereka sering menghabiskan weekend bersama. Tiga minggu yang lalu mereka nonton Broadway sesuai janji Bella. Minggu selanjutnya mereka berbelanja di Soho, yang berakhir dengan menenteng berkantong-kantong belanja. Lalu minggu selanjutnya mereka menonton pertandingan bola kesukaan Felix dan bertemu temannya. Jadi minggu ini giliran Bella lagi, dan rencananya setelah dari Buckingham, dia mau pergi ke pub. Yang awalnya tidak disetujui oleh Felix tentu saja, tapi setelah bilang please berpuluh-puluh kali..
Suasana pub beda dengan club, karena yah memang kedua hal itu berbeda. Pub yang mereka kunjungi berada di semi-basemant, tempatnya di sekitaran West-End. Menurut Felix, dibanding pub lain, pub yang itu lebih banyak anak kecilnya. Anak kecil yang dimaksud tetap berusia 18 tahun ke atas tentu saja. Tapi kalau pub lain lebih banyak om-om-nya. Bella memesan segelas draft beer asal tunjuk dengan sukacita. Sedangkan Felix memesan fish'n'chip dan tom collin, karena dia yang harus menyetir pulang.
Mengenai pub itu, Felix sangat benar. Banyak anak-anak muda yang nongkrong di sana sekedar ngobrol. Atau ada juga yang bermain dart, dan billiard. Mana cowok british ganteng-ganteng pula, Bella sekalian cuci mata. Bukannya di kampusnya tidak ada cowok ganteng, tapi dia terlalu fokus belajar (dan kerja) saat weekdays, jadi menikmati akhir pekan sambil cuci mata begini tidak apa-apa. Mungkin lain kali dia akan ajak temannya ke sini.
"Aku juga mau main." kata Bella saat melihat salah satu dart kosong.
Felix mengangguk, dan menemaninya menuju dart board. "Mau taruhan?" tantang Felix sambil mengambil panah.
"Taruhan apa?" tanya Bella.
"Yang dapat paling banyak score, boleh minta satu hal, apa aja." Melihat wajah Bella yang bingung, Felix mulai menjelaskan cara main serta penilaiannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Under The Same Roof
ChickLitSo, here we go again I kiss that girl again And suddenly it must come to an end -Ardhito Bella berusaha untuk keluar dari rumah itu agar hidupnya terasa lebih tenang selama tinggal di London. Tapi uang saja tidak punya. Sehingga dia terpaksa tinggal...