.
.
.
.
.Mobil mewah milik Jaehyun terparkir rapih di halaman rumah milik orang tuanya yang megah nan mewah. Jaehyun turun terlebih dahulu lalu membukakan pintu untuk Ivana. Ya, gadis itu ikut bersama Jaehyun untuk menjemput Tania. Awalnya Ivana minta diturunkan di pinggir jalan setelah mengantarkan baju Revina, tapi Jaehyun menolak permintaan si gadis dengan dalih, tidak bagus untuk perempuan seperti kamu saya tinggalkan di tengah jalan. Padahal memang dasarnya Jaehyun ingin memperkenalkan Ivana pada keluarganya.
"Kak, aku malu. Aku pulang aja ya," Ivana bersiap untuk pergi, namun tangannya di tahan Jaehyun.
"Kenapa malu?"
Ivana melihat pakaiannya sendiri, "Aku cuma pakai celana jeans sama jaket gini. Malu kalau nanti di lihat orang tua Kak Jae," Bibir Ivana mengerucut.
Jaehyun tersenyum. Ia mengacak rambut Ivana, "Tidak usah malu. Toh kamu pakai baju kan? Jadi ayo ikut saya masuk."
Ivana menghela napasnya. Ia mengikuti Jaehyun dari belakang. Ini pertama kalinya untuk gadis itu datang ke rumah Jaehyun. Karena saat mereka pacaran dulu, baik Jaehyun maupun Ivana tidak pernah memperkenalkan masing-masing pasangan ke orang tua mereka.
Begitu melihat kehadiran Jaehyun, si penjaga rumah langsung membukakan pintu untuk Jaehyun dan Ivana. Saat masuk ke dalam rumah, mereka akan melihat ruang tamu yang diisi dengan barang-barang dan sofa mahal, namun kini ruang tamu itu terlihat sepi, Jaehyun pikir pasti orang tuanya sedang di ruang keluarga atau di ruang bermain Tania, yang disediakan khusus oleh orang tua Jaehyun untuk cucu kesayangan mereka.
"Kak? Kok sepi ya rumahnya?" Tanya Ivana kebingungan.
"Sepertinya Mama ada di ruang keluarga. Kalau Papa memang sedang tidak di rumah," Jaehyun meraih tangan Ivana, "Ayo ikut saya."
Dan tebakan Jaehyun tepat, Mamanya kini tengah menemani Tania menonton kartun di ruang keluarga. Kedua wanita itu fokus sekali menonton, sampai tidak sadar dengan kedatangan Jaehyun dan Ivana, "Mama," Panggil Jaehyun. Wanita paruh baya itu menoleh dan tersenyum.
"Kamu udah datang?" Mama bangun dari posisinya kemudian menghampiri putra satu-satunya yang ia milikki.
"Iya. Kenalkan Ma, dia Ivana," Jaehyun memperkenalkan Ivana pada sang ibu.
Ivana tersenyum. Ia menyalimi tangan Mama Jaehyun, "Saya Ivana Putri tante. Temannya Kak Jaehyun."
Mama Jaehyun tersenyum, "Saya Rima, Mamanya Jaehyun. Kamu panggil saya Mama aja ya? Supaya lebih akrab."
"Eh? I-iya Ma," Kata Ivana canggung. Ia menarik-narik ujung jaket denim yang ia kenakan sebagai upaya penghilang gugup.
"Mamama," Tania yang melihat kehadiran Ivana, dengan cepat bayi itu merangkak ke arah si gadis. Tania meminta digendong oleh Ivana begitu sampai di depannya. Dengan gemas Ivana meraih tubuh mungil Tania, "Mamama," Oceh Tania lagi seraya bertepuk tangan.
Ivana mencium gemas pipi Tania, "Wih udah pinter ngoceh ya kamu."
"Jae, kamu belum makan siang kan? Kalau belum makan di sini aja ya? Mama masak banyak makanan," Tawar Mama Rima.
Jaehyun mengangguk, "Kebetulan belum Ma."
"Yaudah kamu sama Ivana tunggu sini, biar Mama siapin dulu makan siangnya."
"Tante--eh maksud Ivana Mama, boleh nggak Ivana bantuin siapin makan siangnya?" Pinta Ivana.
Mama Rima tersenyum, "Boleh. Ayo ikut Mama."
"Kak, aku bantu Mama dulu ya. Kak Jaehyun tolong jagain Tania," Ivana menyerahkan Tania pada Jaehyun lalu mengikuti Mama Rima ke dapur.
Ivana kira awalnya ia akan sangat canggung apabila bertemu dengan orang tua Jaehyun, tapi nyatanya tidak sama sekali. Mama Rima justru sangat ramah padanya, membuat Ivana merasa nyaman dan seperti sedang mengobrol dengan orang tuanya sendiri.
"Iya Ivana sama Kak Jaehyun kenal dari pas masih SMA Ma," Kata Ivana seraya meletakan mangkuk berisi sup ayam di atas meja. Baru saja Mama Rima bertanya bagaimana Ivana dan Jaehyun bisa kenal.
"Oh ya? Udah lama banget dong?" Tanya Mama Rima lagi dengan tangan yang fokus menuangkan air minum.
"Iya lumayan. Tapi Kak Jaehyun nggak terlalu ingat Iva karena kecelakaan yang dia alami tiga tahun silam."
Mama Rima tiba-tiba berhenti menuangkan air minum ke dalam gelas. Ia menatap Ivana lalu menghela napas, "Begitupun dengan Mama. Nggak banyak yang Jaehyun ingat mengenai saya dan Papanya sendiri," Mama Rima menarik tangan Ivana pelan agar gadis itu duduk di depannya, "Setelah kecelakaan itu terjadi, hidup Jaehyun mendadak berantakan Iva. Dia merasa frustasi karena tidak bisa mengingat banyak orang. Tapi untungnya Jaehyun mengingat Sinta. Kamu taukan dia siapa?"
Ivana mengangguk, "Mamanya Tania."
"Iya benar. Jaehyun dan Sinta bertemu saat mereka kuliah dulu. Mereka sangat dekat. Sampai kecelakaan itu terjadi dan Jaehyun sadar dari koma, dia hanya ingat satu nama, yaitu Sinta. Mama dan Papa pikir mungkin karena saking cintanya Jaehyun pada Sinta, dia hanya mengingat nama itu. Dan setelah Jaehyun pulih, kami menjodohkan mereka berdua dan menikahkan keduanya dua tahun yang lalu. Tapi makin kesini Mama makin sadar, kalau Jaehyun sebenarnya tidak mencintai Sinta sama sekali. Begitupun sebaliknya. Tidak ada yang saling mencintai diantara mereka."
Ivana mengambil tisu saat melihat air mata Mama Rima menetes, "Mama lihat justru Jaehyun semakin frustasi semenjak menikah dengan Sinta. Mama pikir keputusan Mama untuk menikahkan keduanya tepat, nyatanya tidak sama sekali. Mama merasa sangat bersalah pada Jaehyun. Dan saat Jaehyun meminta izin untuk menceraikan Sinta, Mama tidak bisa berbuat apa-apa."
Ivana yang ikut merasa iba, membawa Mama Rima ke dalam pelukannya, "Sabar ya Ma. Kak Jaehyun sama Mbak Sinta mungkin memang belum jodoh. Mama berdoa aja, semoga di masa depan nanti, Kak Jaehyun bisa bertemu dengan jodohnya."
"Makasih ya Va sudah menenangkan Mama."
Ivana menarik diri, ia mengelap air mata Mama Rima dengan ibu jarinya, "Sama-sama Ma."
"Ngomong-ngomong kayaknya kamu sama Jaehyun dekat ya?" Tanya Mama Rima.
"Itu---anu," Ivana menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"Itu anu?"
Ivana menunjukan deretan giginya ke arah Mama Rima, "Dulu waktu SMA, Iva sama Kak Jaehyun pernah pacaran Ma."
"Bukannya sampai sekarang masih? Kata kamu kata pernah tidak cocok di taruh di hubungan kita. Karena belum ada kata pisah yang terucap dari mulut kita masing-masing Va," Sahut Jaehyun yang entah sejak kapan sudah berdiri di belakang Ivana.
"Jadi kalian masih...pacaran?" Tanya Mama Rima.
"Iya."
"Engga Ma," Balas Jaehyun dan Ivana bersamaan. Tentu saja yang menjawab iya adalah Jaehyun, dan engga adalah Ivana.
Jaehyun menatap Ivana penuh tanya, "Kok jawaban kamu berbeda sama saya?"
"A-aku nggak tau Kak. Aku sendiri masih bingung sama hubungan kita berdua," Kata Ivana jujur.
Jaehyun menghela napas. Ia mendekat ke arah Ivana dan Mama Rima, "Supaya tidak bingung, saya akan memperjelasnya di depan kamu dan Mama sekaligus," Jaehyun meraih tangan Ivana dan menggenggamnya, "Ivana, kamu mau tidak jadi pacar saya lagi untuk kedua kalinya?"
Voment gaesy!
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Jaehyun [END✔]
Fanfiction[15+] Bagaimana jika Ivana dipertemukan kembali oleh laki-laki yang pernah membuat hatinya terombang-ambing? Tapi dalam posisi laki-laki itu sudah menikah? Haruskah Ivana menyerah untuk mendapatkan hatinya?