.
.
.
.
.Bella menarik-narik ujung kaosnya, matanya terus menatap ke bawah, menghindari tatapan Ivana.
"Kenapa? Kenapa lo nggak mau bilang?" Tanya Ivana untuk kesekian kalinya. Karena setiap kali gadis itu bertanya siapa Ayah si bayi, Bella hanya diam saja.
Ivana menghela napas frustasi. Dilihatnya Mama dan Papanya bergantian, terakhir ia melihat Jaehyun yang kini sedang menggendong Tania setelah mengambil bayi itu di kamar orang tua Ivana.
"Kak please," Ivana kembali memusatkan perhatiannya pada Bella. Ia meraih tangan Kakaknya, "Kalau lo sayang dan kasihan sama Mama, Papa, dan gue, kasih tau kita siapa Ayah bayi ini?"
Tangisan Bella pecah, dengan segera Ivana memeluknya, "Menyebutkan namanya nggak akan membantu Va. Ayah dari bayi ini nggak akan mau tanggung jawab," Isak Bella.
"Astagfirullah Bella," Mama mendadak tak sadarkan diri, membuat orang yang berada di sana menghampirinya.
"Ma bangun Ma," Pinta Bella seraya mengguncang pelan tubuh Mama.
Jaehyun memberikan Tania pada Ivana dan bergantian mengangkat tubuh Mama, "Kita bawa tante ke rumah sakit ya," Pria itu lalu membawa masuk Mama ke dalam mobilnya, diikuti keluarga Ivana yang lain.
Sesampainya di rumah sakit Mama langsung di tangani oleh dokter di sana. Jaehyun dan keluarga Ivana yang lain menunggu di depan ruang IGD.
Jaehyun mendekat ke arah Ivana yang kini terduduk di kursi tunggu sembari memangku Tania, "Sini, biar Tania sama saya. Kamu tenangkan Bella dan Papa kamu dulu," Jaehyun mengambil alih Tania.
"Kak, makasih ya udah bawa Mama ke rumah sakit," Ucap Ivana.
Jaehyun mengangguk, "Iya. Sudah sana, tenangkan Bella, kasihan dia terlihat syok."
Ivana menuruti Jaehyun. Ia menghampiri Bella yang sedang menangis di depan pintu ruang IGD. Gadis itu merangkul Bella dan memeluknya, "Mama Va. Gara-gara gue..." Sesal Bella.
Ivana tak kuasa menahan tangisnya lagi. Ia tidak tega melihat Kakak kandungnya mengalami semua ini. Baru saja Ivana akan membuka suara untuk menenangkan Bella, suara dokter yang menanyakan keluarga dari Mama mengalihkan atensi mereka, "Saya suaminya dok," Ucap Papa Yuda.
"Keadaan pasien baik-baik saja. Dia juga sudah sadar. Nanti setelah saya resepkan beberapa obat, pasien bisa langsung pulang," Setelahnya dokter itu berlalu. Melihat keluarga Ivana yang tampak kacau, Jaehyun berinisiatif untuk mengurus administrasi dan obat-obatan milik Mama.
Beberapa jam menghabiskan waktu di rumah sakit, akhirnya Mama kembali pulang ke rumah. Kini keadaan di rumah bercat putih bercampur biru laut itu kembali menegang.
Mama dengan mata tajamnya tidak berhenti menatap Bella, "Sudah berapa minggu Bell?" Tanya Mama dengan dinginnya.
"L-lima minggu Ma," Kata Bella dengan suara pelan.
Mama merasa sesak mendengar jawaban yang keluar dari mulut Bella, "Jadi gini ya kelakuan kamu di luar sana? Seharusnya Mama dan Papa nggak pernah mengizinkan kamu untuk kerja di luar kota jika akhirnya begini!" Mama bangun dari duduknya dan menghampiri Bella.
Plak!
Pipi kanan Bella terasa panas sekaligus perih karena tamparan yang diberikan Mama. Air mata Bella kembali turun, bahunya turun naik sebagai respon, "Kurang ajar kamu Bella! Mempermalukan Mama sama Papa dengan cara berzina gini!" Bella berlutut di hadapan Mama sembari merapatkan kedua telapak tangannya meminta ampun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kak Jaehyun [END✔]
Fiksi Penggemar[15+] Bagaimana jika Ivana dipertemukan kembali oleh laki-laki yang pernah membuat hatinya terombang-ambing? Tapi dalam posisi laki-laki itu sudah menikah? Haruskah Ivana menyerah untuk mendapatkan hatinya?