6

174 31 4
                                    

Joy sedang asik mencatat materi untuk presentasi Matematika Ekonomi lusa. Ia sibuk membuat catatannya se aesthetic mungkin. Joy mengangkat kepalanya, stretching. Ia tidak sadar langit sudah menggelap, menyisakan sedikit ruang untuk matahari beristirahat.

Terdengar ketukan di pintu, "Joy, ini tante Irene,"

"Halo tante, ada apa ya tantee?" tanya Joy ramah setelah membukakan pintu.

"Jadi gini, Joy. Kalau di rumah tante itu, setiap Minggu kita selalu dinner bareng sama semua anak kos. Kalian kan udah tante anggap anak sendiri," kata Irene, tersenyum. 

Detik itu Joy tau kenapa Om Suho sangat tergila-gila pada istrinya. Geulis pisan euy!

"Oke tante, Joy cuci muka dulu ya tantee. Suntuk banget abis nyatetin pelajaran." kata Joy antusias. Irene tersenyum lagi dan menutup pintu. 


Setibanya di dapur, Joy melihat Wendy, Yeri, dan ada gadis lain bermata seperti kucing yang duduk di sana. Awalnya Joy tidak mempercayai matanya, "Mana mungkin ada kakak itu di sini?" pikirnya. Wendy dan Yeri yang melihat tatapan shock Joy tertawa.

"Kaget ya liat aku?" kata gadis itu, terkekeh. 

"Aku Seulgi panggil Seul aja. Iyaa—aku yang ngomong di panggung pas wacana komdis." Seul seakan menjawab pertanyaan di otak Joy.

Joy sudah kembali bisa mengikuti suasana. 

"Ahh iyaa kak. Aku Joy, kamar nomor 1. Salam kenal," ia menjulurkan tangan. Seul menyambutnya.

"Tadi si Yeri juga sama shocknya kok Joy. Aku baru tadi sore sampe kosan. Minggu kemarin aku ikut penelitian dosen jurusan Tanah di lereng Gunung." cerita Seul.

"Keren banget lo, Seul. Penelitian Bu Cho ya? Ish mau iri tapi gua anak Agri," puji Wendy. Seul tersenyum.


Irene membawakan seloyang penuh lasagna fresh from oven. Keempat anak kos itu terkagum-kagum. Kapan lagi kan anak kos makan makanan mewah.

Makan malam itu hanya diisi oleh denting sendok, garpu, dan tawa. Irene merasa senang melihat penghuni rumahnya. Diam-diam ia juga pernah menjadi anak kos yang merantau seorang diri dengan uang pas-pasan. 

"Ayo tambah lagi ya anak Mama," kata Irene senang. Keempat anak kos menyerok lasagna dengan antusias,

Tanpa sadar Joy tersenyum malu-malu, "Kapan lagi dianggep sekeluarga sama Kak Je," batinnya senang.

Wendy menatap Joy bingung. "Eh—lo kenapa Joy? Mikirin apa lo sampe senyum-senyum gaje gitu?"

Joy segera tersadar. "Ohh, nggak papa kok, Kak. Gua tadi mikir, kok masakan Tante Irene bisa enakk bangettt yaa. Gituu "

"Mikirin masakan tante atau atau keponakan tante yang cowo ituu?" goda Irene. Satu meja makan kecuali Joy mulai tertawa.

"Udaah tante jangan digodain muluu. Liat itu muka apa kepiting, kok merah-merah." Yeri menimpali. Joy menatap Yeri kesal. Ini anak mulutnya disekolahin kagasi?

///


Joy sedang ngemper sendirian di tangga gedung jurusan Sosek. Ia memakan risolnya dengan tidak selera. 

Perkuliahan minggu ini, menurutnya berlalu biasa saja tanpa insiden berarti. Padahal banyak saja hal menarik seperti Jungkook disindir habis oleh Ibu Sung Bo Ra karena lupa cara penyelesaian integral, atau Aiyu menangis saat presentasi karena Pak Siwon bertanya terus menerus kepadanya tentang cara respirasi pada tanaman C4.

eunoia. - 쀼 versionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang