20

248 26 5
                                    

Juli, 2030. Joy kembali lagi ke kota kecil ini.

Sebenernya dia juga masih heran sama alasan konconya buat ngadain acara nikahan di sini, padahal kan bisa aja di Ibukota. Tapi kalau kata temennya pas di telepon mah, "Kota ini yang bikin gua bisa ketemu calon suami gue. Jadinya sekalian nostalgia jaman muda gituu deh."


"Assalamualaikum, tante Ireneee." Joy memanggil dari pintu depan. Irene menghampiri. 

"Waalaikumsalaam. Joy apa kabaar? Yaampun masih kayak mahasiswa aja sih." kata Irene. Mereka berpelukan.

"Sehat tantee. Tante loh sama sekali gak berubah. Masih sama kayak pas jaman aku maba."

Irene ketawa. Mempersilahkan Joy masuk ke rumah.

"Mas Je kapan kesini, Joy?" Irene menyodorkan teh manis.

Joy menyesap tehnya, "Kayaknya sore sampe sini sih tante. Kemarin ketinggalan flight, huhuu."

"Oalaah. Pantesan sendiri. Yaudaa istirahat dulu aja, capek pasti nyetir dari Ibukota." 


Joy pamit sebentar dan langsung menuju kamar tamu.

"Woiii bangunn! Yaampun calon penganten masa masih tidur jam 8 pagi?!"

Yeri, Seulgi, dan Wendy mau gamau bangun karena teriakan Joy. "Apaansii, lo. Cape bet asli kemaren kita pada dekor venue." Yeri ngeluh.

"Et, segala dekor. Berasa ddm aja sihh, bang jago." Joy ngeledek. Yeri ngelempar bantal ke muka temennya.


Setelah Yeri, Seulgi, dan Wendy sadar sepenuhnya, mereka asik bertukar kabar sambil ngebantuin Tante Irene. Cowo-cowo kontrakan juga udah 2 hari nginep di rumah. Ibaratnya, rumah Tante Irene dan Om Suho jadi basecamp panitia nikahan salah satu diantara mereka. Si konco ini bakal ngadain akad dan resepsi di salah satu hotel cantik di kota ini. 

Sorenya, anak angkat Tante Irene dan Om Suho udah di venue. Bantuin lanjut dekor, loading juga buat acara besok. Sebenernya, si konco udah pake WO, cuma gimana yaa, namanya juga anak kepanitiaan, pasti gatel sendiri kalau ga ikutan terjun ngurus ini itu.


Tak lama kemudian, Je datang. Otomatis anak kontrakan langsung ngerubungin doi.

"Yaampun si Bapak. Akhirnya sampe." kata Bang Eka. 

"Ga ketemu 2 tahun, kok lu udah kacamataan aja?" tanya Changsub, menepuk bahu konco kentelnya.

Je ketawa ceria, "Ya namanya udah bapak-bapak, gaiss. Lu pada lupa anak gua udah 2?"

"Iye ampun bang yang punya anak 2. Anak gua udah tiga dan gua diem." timpal Huta.

"Eh, btw banget. Masa gua pas nyampe bandara kan mesen taksi ya. Terus, gua turun di kontrakan anjirr, hahaha. Jadinya gua jalan ke rumah Tante, terus baru minjem mobil di sana buat kemari." cerita Je. 

Sontak anak kontrakan langsung bego-begoin si Je.


Sementara itu, geng cewe lagi di kamar hotel. Sibuk mengangumi gown yang bakal di pake bride besok.

"Edan, this is Dior. Cantiknyaaa." kata Yeri kagum.

"Susah emang kalau nikahannya crazy rich." Seul geleng-geleng kepala.

"Gua jadi pengen nikah lagi," sahut Joy.

Wendy, the bride-to-be ketawa aja denger temen-temennya. "Thank you so much. Lo pada sampe cuti dan jauh-jauh ke sini buat bantuin gue."

eunoia. - 쀼 versionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang