Chap. 2

1.1K 138 0
                                    

Chanyeol sampai di sekolahnya dan tentu saja terlambat. Oleh sebab itu ia harus mendapatkan hukuman lari lapangan 5 kali baru bisa ikut mengerjakan soal ujian.

'KRIIINGG!!'

Bel istirahat berbunyi semua murid segera mengumpulkan kertas ujian. Termasuk Chanyeol dengan perasaan dongkol menyerahkan kertas jawabannya. Sebenarnya Chanyeol termasuk anak yang pintar, ia bahkan selalu masuk 5 besar saat penerimaan rapor semester ganjil maupun genap dari kelas 10. Dan ujian kali ini adalah ujian semester genap dimana ia punya target harus berada di peringkat pertama sebab itu ia bangun terlambat karena bergadang semalaman karena belajar ditambah bertemu dengan paman cantik di jalan tadi. Yah.. omong omong Chanyeol jadi memikirkan paman cantik itu.

"Ahh.. sial, aku lupa menanyakan namanya." Gerutu Chanyeol dan tak lama ia menyunggingkan senyuman saat berkhayal memandangi wajah cantik itu.

"Hei, Chan.. yak Chanyeol!"

"Ish.. jangan berteriak ditelingaku!"

"Salahmu sendiri mengapa senyum senyum seperti orang gila."

Chanyeol mendengus dan kembali tersenyum membuat Kai _ orang_ disampingnya ini bergidik ngeri.

"Sepertinya ia benar benar sudah gila." Gumam Kai pelan.

"Daripada kau bergumam tak jelas lebih baik pesan makanan sekarang."

"Kau traktir?"

"Hm.."

"Yeyy.. gomawo Chanyeollie..!! Kau adalah teman terbaikku! Bahkan mau segila apapun sampai kau masuk rumah sakit jiwa aku akan setia menjadi temanmu!!"

Kai memeluk erat Chanyeol dan kemudian berlari menuju stand makanan. Sementara Chanyeol hanya geleng kepala dan memainkan ponselnya sebentar namun ada seseorang yang menarik perhatiannya di samping meja kantin yang ia tempati. Beberapa detik kemudian Chanyeol kembali tersenyum dan berdiri menghampiri orang itu.

"Hai sayang.. sudah makan?" Orang yang dipanggil 'sayang' itu menoleh ke kanan kiri tanpa menatap Chanyeol.

"Seulgi-ya sepertinya aku mendengar suara seseorang tapi dimana yah?"

'Bugh'

"Yak tiang sialan! Kenapa kau memukulku!?" Yeoja berkacamata itu mengelus kepalanya yang kesakitan.

"Itu karena kau mengabaikanku Baby.."

Chanyeol menggeser duduknya ingin mendekati Yeoja itu namun tertahan karena toyoran dikening yang cukup menyakitkan.

"Enyah lah kau babi!"

"Mulutnya sayang tidak baik bicara seperti itu."

"PARK CHANYEOL!"

"Aku hanya bercanda. Jangan dibawa perasaan Byun Yeri."

Yeoja itu hanya mendengus saat melihat Chanyeol dengan santainya menyeruput minumannya hingga kandas.

"Bilang saja kalau kau sudah jatuh miskin hingga tak sanggup membeli minuman. Aku akan dengan senang hati memberikanmu air galon tiap hari." Ledek Yeri sambil melahap es krimnya.

"Uhh perhatiannya Baby-ku ini." Dengan gemas Chanyeol menjawel pipi Yeri namun langsung ditepis oleh sang empunya.

"Dan merepotkannya BABI-ku ini."

"Tunggu dulu." Seulgi yang dari tadi menyimak sekarang mulai membuka suara.

"Sejujurnya aku heran dengan interaksi kalian. Apakah kalian memang punya hubungan?"

"HUBUNGAN MATAMU!" Pekik Yeri membantah.

"Santai sayang, dia hanya bertanya."

Yeri menatap tajam pada Chanyeol yang masih santai tanpa beban. Tak lama Yeri menghela nafas.

"Jangan ganggu aku. Lebih baik kau pergi sebelum kamus besar ini akan membuatmu masuk rumah sakit."

"Tunggu dulu, mengapa kau membaca kamus? Kurang kerjaan?"

Yeri menghela nafas lagi. Bisa bisa ia darah tinggi jika didekat namja tiang ini.

"Setelah istirahat ujian bahasa." Spontan mata Chanyeol mendelik.

"Yang benar!? Kau jangan bercanda!"

"Well.. nanti memang ujian bahasa. memangnya apa kau tidak membaca jadwal Chanyeol." Tanya Seulgi, dan Chanyeol hanya diam. Yahh panik dalam diam maksudnya.

"Haha.. kalian tidak bisa menipuku. Setelah jam istirahat itu ujian Kimia."

Yeri memutar bola matanya malas dan mengotak atik ponselnya kemudian menyodorkannya tepat diwajah Chanyeol. Seperti de javu pagi tadi ia mendapatkan sodoran ponsel dan kali ini juga.. bedanya kali ini layar itu menunjukkan jadwal mata pelajaran ujian dan benar setelah istirahat adalah jadwal ujian Bahasa.

"Sialan! Mengapa tidak memberitahuku daritadi!? Buang buang waktu aku disini!" Kekesalan Chanyeol mendapatkan delikan mata Yeri.

"Memangnya siapa yang menyuruhmu untuk datang kesini hah!?"

"Ahh sudahlah... Yer aku pinjam ini dulu!" Chanyeol merebut Kamus Yeri dan berlari menuju kelas.

"YAK! KAMUSKU!!"

"Sudahlah Yeri. Dia sudah jauh juga, tak ada gunanya kau berteriak." Seulgi menepuk bahu Yeri.

"Dia itu sangat menyebalkan."

"Jangan terlalu membencinya nanti kau malah berbalik mencintainya."

"Yak! Bahkan jika dia satu satunya pria di muka bumi ini aku tak akan sudi menyukai pria itu." Yeri yang haus langsung meminum minuman Seulgi.

Tak lama Kai datang menghampiri sambil membawa nampan.

"Hei, kalian melihat Chanyeol?"

'BRAAK!' Itu Yeri yang menggebrak meja. Mendengar nama 'nya' saja ia sudah naik darah.

"YA! DIA SUDAH PERGI KE KELAS! BILANG PADA TEMAN TIANG LISTRIKMU ITU SURUH PERIKSA MATA TERLEBIH DAHULU SEBELUM MASUK RUMAH SAKIT JIWA!"

Yeri langsung pergi meninggalkan kedua orang tersebut dengan tatapan melongo.

"Hei, ada apa dengan temanmu itu." Tanya Kai sambil duduk disamping Seulgi. Sementara Seulgi hanya mengangkat bahu acuh.

"Jiwa iblisnya lagi keluar."

Kai hanya mengangguk mengerti dan menatap makanan yang dibawanya.

"Lalu siapa yang akan membayar ini!?"

To

Be

Continue💙

Next or stop???
Thanks for reading💚

Pretty Papa [CHANBAEK YAOI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang