Maapkeun kalo ada typo...
Happy Reading❤
*Author Pov*
Baekhyun sudah menceritakan semuanya kepada Chanyeol. Entahlah Chanyeol itu hanyalah orang asing atau seorang teman dari anaknya tapi Baekhyun berpikir Chanyeol adalah orang yang tepat membuka suatu hal yang sudah bertahun tahun ia pendam. Dan kini, Baekhyun masih terisak didalam dekapan Chanyeol dan namja yang lebih tinggi itu masih setia mengelus punggung serta surai halusnya.
"Hiks... aku merindukannya.." lirih Baekhyun disela isakannya.
"Dia sudah bahagia disana melihatmu yang sudah merawat Yeri sampai sebesar ini. Ia sangat bangga padamu. Sudah... berhentilah menangis, matamu akan sembab jika terus terusan menangis."
Dekapan itu terlepas, dan benar mata Baekhyun sudah sembab dengan hidung yang memerah. Chanyeol cukup kasihan melihat keadaan Baekhyun sekarang tapi kegemasannya lebih dominan hingga berani mengusak rambut Baekhyun.
"Yak, jangan menghancurkan rambutku!"
Chanyeol terkekeh.. "Ayo kita pergi cari makan. Aku yakin Papa belum makan daritadi."
"Aku mau es krim!"
"No Papa... kau harus mengisi perutmu dulu dengan makanan berat."
"Tapi setelah itu makan es krim yah.. satuuuu saja..." Chanyeol terkekeh melihat tingkah Baekhyun yang seperti anak kecil jika berkaitan dengan es krim.
"Baiklah.."
"Yey.. ayo kita cari es krim!" Dengan semangat Baekhyun menarik tangan Chanyeol agar berjalan cepat meninggalkan area pemakaman.
Dan disini mereka, dihadapkan oleh dua porsi burger ditambah satu cup es krim strawbery. Sekali lagi Chanyeol merasa gemas melihat tingkah Baekhyun yang makan seperti anak kecil.
"Setelah ini kau mau kemana?" Baekhyun membuka percakapan setelah selesai makan.
"Hum.. entahlah.. ujian sudah selesai jadi aku tak perlu pusing belajar lagi."
"Hey, mau ujian atau tidak kau harus rajin belajar. Ini sudah hampir malam, sebaiknya kau pulang nanti Eommamu jadi cemas."
"Apa kau sudah lebih baik sekarang? Aku akan mengantarmu pulang dulu." Tawar Chanyeol yang dibalas gelengan kepala.
"Tak apa. Aku baik baik saja sekarang. Lagi pula aku masih ada sedikit urusan jadi pulang lah.."
Chanyeol mengangguk dan melambaikan tangan.. didepan restoran itu mereka berjalan ke arah yang berlawanan saling menjauh.
-
-
-07.00 PM
'Ting tong..' bel rumah Baekhyun memecah keheningan diruangan itu.
"Oh Chanyeol,, ada apa?" Baekhyun terkejut melihat Chanyeol yang menekan bel.
"Hanya berkunjung.."
"Tapi Yeri sedang tidak ada dirumah.."
"Tidak apa, aku hanya ingin melihat kondisi Papa saja. Oh ya, aku membawakan ini untukmu." Chanyeol memberikan sekeranjang buah strawberry.
"Wahh banyak sekali.. gomawo Chanyeol.. ayo masuk."
Mereka akhirnya duduk di ruang tamu. Mereka terdiam karena tidak ada bahan percakapan.
"Ekhem.. jika boleh tahu, apa Yeri juga mengetahui hal itu?" Chanyeol mencoba membuka suara.
Baekhyun mengangguk "Yeah.. dia tahu. Dia juga sebenarnya sedih menerima kenyataan kehilangan seorang ibu sejak lahir. Tapi dia juga menerimaku sebagai Papanya."
"Lalu apakah Papa tidak berniat memberikan Yeri seorang ibu? Maksudku dengan cara menikah?" Tanya Chanyeol sekali lagi..
"Entahlah.. aku tak ada minatan untuk menikah.. aku sangat sibuk hingga tak memikirkan hal itu, lagipula aku tidak bisa menikah dengan seorang wanita karena aku seorang gay." Baekhyun menghentikan ucapannya dan kembali melahap buah berbintik itu.
"Kalau begitu apakah aku punya kesempatan?"
"Eh? Maksudnya?"
Kunyahan Baekhyun terhenti kala Chanyeol menatapnya intens.. mereka duduk bersebelahan di sofa, tak lama Chanyeol menggeser posisi agar mendekat dengan tubuh Baekhyun.
"Apa kau masih tak mengerti Papa? Aku menyukaimu."
Saat ini Chanyeol sudah mengukung tubuh Baekhyun dibawahnya, Baekhyun sendiri hanya diam tanpa penolakan antara takut atau gugup.. detak jantungnya saat ini berdebar dengan keras.
"Apa!?"
"Yah, kau pastinya terkejut karena dirimu yang tidak terlalu peka dengan keadaan."
Mata Baekhyun mendelik kesal "Yak kau mengejekku!?"
"Ssst... diamlah.. biarkan aku menyelesaikannya."
Baekhyun kembali diam dengan bibir yang mempout kesal.
"Aku menyukaimu, sejak pertama kali kita bertemu kau ingat kan? Awalnya ku pikir itu hanya sekedar rasa suka. Tapi tadi saat aku melihatmu menangis, sungguh.. dadaku terasa sakit melihatnya. Dan tadi saat ku pulang aku masih saja memikirkanmu dan memantapkan diri kalau aku sudah mencintaimu. Aku tak bisa melihatmu sedih dan menangis seperti tadi.. aku tak bisa.. aku sangat mencintaimu Papa.. kau pasti berpikir ini hanyalah ucapan bocah ingusan yang masih high school, bocah yang masih labil.. tapi aku sudah memantapkan hatiku. Byun Baekhyun, tunggulah aku. Aku akan membuktikan bahwa bocah ingusan yang ada diatasmu ini akan menjadi orang yang akan membahagiakanmu."
Chanyeol membelai lembut pipi Baekhyun hingga tangan itu menarik dagu kecilnya.. Baekhyun sendiri tak menolak saat merasakan bibirnya dilumat lembut oleh Chanyeol. Daritadi ia hanya terfokus pada detak jantung yang terus saja berdebar.
Chanyeol melepaskan ciumannya. Sedikit kecewa karena ia berharap Baekhyun membalasnya tapi namja cantik itu hanya diam tak bergerak.
"Maafkan aku Papa. Aku akan pulang sekarang, dan soal ucapanku tadi.. tolong itu bukanlah sebuah bualan dari bocah ingusan.. itu murni dari hatiku sendiri. Tolong pikirkan baik-baik.. apapun jawabanmu nanti aku akan menerimanya dengan lapang dada."
Chanyeol beranjak dari sofa dan berjalan ke arah pintu,namun baru tiga langkah berjalan sesuatu dibelakang menarik ujung bajunya.
"Bisakah kau menginap? Temani aku disini.."
To
Be
Continue❤
Thanks for reading *
Hargai yang mengetik yaa🙂
Tolong tinggalkan jejak😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Papa [CHANBAEK YAOI]
FanfictionHallo semua, namaku Byun Yeri. Saat ini aku bersekolah di SM High School dimana aku sudah berada di kelas XI. Aku mempunyai teman yahh tidak bisaku katakan teman juga sih, namanya Park Chanyeol. entah sejak kapan ia tergila gila dengan Papaku, Byun...