JANGAN LUPA VOTE YA, READERSNIM! ;)•••
Chaeryeong keluar dari rumah Taehyun dengan buru buru kembali ke rumahnya sendiri. Jantungnya berdetak sangat cepat.
Hari ini dewi fortuna benar benar tidak berpihak kepada Chaeryeong.
Setelah trauma nya pada darah membuatnya sampai pingsan di sekolah, sekarang ia malah bertemu dengan masa lalu nya, Kim Mingyu. Membuka kembali luka yang sudah berusaha ia tutupi selama bertahun tahun.
Ya, Chaeryeong memiliki trauma berat pada darah. Karena itu ia bolos saat praktik biologi dengan alasan sakit.
Sementara di tempat lain, Taehyun duduk berhadapan dengan sepupunya di ruang keluarga.
Mingyu berhutang penjelasan kepadanya.
Bagaimana Mingyu dan Chaeryeong bisa saling mengenal?
Apalagi reaksi Chaeryeong membuat Taehyun semakin penasaran.
Akhirnya, Mingyu bersedia menceritakan semuanya yang ia ketahui
Tentang masa lalu Lee Chaeryeong.
•••
Flashback ON
"Chaeryeong! Cepat, Mingyu sudah datang." ucap seorang wanita paruh baya dari balik pintu.
Saat ini Chaeryeong sedang berdandan untuk pergi ke sekolah. Hanya polesan bedak tipis dan liptint.
"Ah, ne.. tunggu sebentar."
"Kenapa lama sekali?" akhirnya wanita paru baya itu masuk ke kamar Chaeryeong, untuk mengecek apa yang sedang dilakukan putrinya.
"Eomma, aku bingung harus memakai pita rambut yang mana." Wanita yang dipanggil eomma itu geleng geleng melihat kelakuan putrinya. Ia tau Chaeryeong ingin terlihat cantik di depan Mingyu.
Setelah eomma memilihkan dan membantu Chaeryeong memakai pita rambut, Chaeryeong tersenyum puas memandang pantulan dirinya di cermin.
"Sudah, sana berangkat. Nanti Mingyu bisa telat gara gara kamu."
Chaeryeong memanyunkan bibirnya mendengar ucapan sang ibu. Tapi setelah itu ia langsung tersenyum manis, mencium pipi ibunya lalu berpamitan.
Saat turun ke lantai bawah Chaeryeong melihat Mingyu sudah datang, sedang mengobrol dengan kakaknya di ruang keluarga.
Karena Chaeyeon sedang sakit, Chaeyeon menyuruh teman sekelasnya yaitu Mingyu untuk berangkat bersama adiknya. Chaeyeon tidak mau jika Chaeryeong naik bis sendirian. Kakak yang protektif.
Tapi Chaeyeon tau, adiknya itu menyukai Mingyu. Dan Mingyu juga sering curi pandang kepada Chaeryeong. Maka sekalian saja Chaeyeon ingin mendekatkan mereka berdua.
"Eonni, jangan lupa makan dan minum air yang banyak. Dan juga minum obatmu secara teratur, oke? Kau harus cepat sembuh! Aku akan memasakkan ramen jika eonni sudah sembuh nanti. Aku juga akan mentraktir eonni bermain Pump It Up sepuasnya." Chaeryeong yang bawel seperti ini membuat Chaeyeon tertawa gemas. Sampai ia tidak tahan untuk mencubit pelan pipi Chaeryeong.
"Daripada untuk bermain lebih baik kau simpan uangmu itu. Belajarlah dengan baik di sekolah, tidak usah khawatir karena eonnimu ini akan segera sembuh."
"Arraseo. Aku pamit dulu ne eonni. Annyeong!"
"Annyeong. Kim Mingyu jaga adikku dengan baik!"
"Iya, tenang saja." jawab Mingyu.
Sejak saat itu, Mingyu dan Chaeryeong menjadi dekat. Mingyu sering mengajak Chaeryeong untuk ke kantin bersama. Ia mengabaikan tatapan iri dan sakit hati dari penggemar penggemarnya, bagi Mingyu, bisa dekat dengan Lee Chaeryeong lebih membahagiakan daripada memiliki ratusan fans.
Mingyu juga sering mengajak Chaeryeong untuk jalan jalan. Dan juga mengajari Chaeryeong pelajaran yang kurang dimengerti, serta membantu mengerjakan PR.
Chaeryeong merasa sangat nyaman berada di dekat Mingyu. Rasa sayang dari Chaeryeong kian tumbuh, menunggu si pujaan hati membalas perasaannya.
Namun, kejadian tidak terduga itu merusak hidupnya.
Sore itu Chaeryeong menemani ibunya ke bank.
"Kamu tunggu disana saja." perintah eomma sambil menunjuk ke arah bangku yang tak jauh dari tempat mereka sekarang. Chaeryeong mengangguk, lalu ia duduk menunggu ibunya yang sedang berurusan dengan teller bank.
Tiba tiba, sekelompok perampok bersenjata menyerang bank yang mereka datangi.
DOR!
Suara tembakan yang mengarah ke atas menggema di seluruh penjuru ruangan. Perampok itu berteriak, menyuruh semuanya diam di tempat.
Perampok itu mendorong tubuh ibu Chaeryeong dengan sangat keras untuk menyingkirkannya, membuat ibu Chaeryeong terjatuh ke lantai.
Chaeryeong terkejut melihat ibunya terjatuh, ia ingin mendekatinya tapi teman dari perampok itu mengancamnya dari kejauhan.
"Jangan bergerak atau ku bunuh!"
Chaeryeong mematung, badannya gemetar karena takut. Ia memandang dengan khawatir pada ibunya yang masih terbaring di lantai dan ketakutan.
Pistol ditodongkan kepada teller bank. Menyuruh teller itu untuk menuruti segala perintahnya. Si perampok menaruh sebuah tas besar yang terbuka di atas meja.
"Isi penuh tas ini dengan uang! Jangan menekan alarm ataupun menelpon polisi!"
"B-baik."
Pekerja bank —selain si teller yang diam membeku karena todongan pistol, buru buru mengambil uang sesuai perintah perampok, tapi salah satu dari mereka menekan alarmnya.
"Kurang ajar! Sudah ku bilang jangan tekan alarmnya!"
DOR!
Teller bank yang malang itu tewas seketika.
"CEPAT ISI PENUH TAS INI DENGAN UANG, ATAU AKU AKAN MENEMBAK WANITA INI."
Perampok itu menodongkan pistolnya pada eomma Chaeryeong. Chaeryeong membelalakkan matanya. Keselamatan ibunya sedang terancam.
Tanpa pikir panjang, Chaeryeong berlari ke arah perampok itu. Ia menggigit tangan si perampok sekuat tenaga, tidak peduli seberapa kuat perampok itu menjambak rambutnya untuk menyingkirkannya.
Chaeryeong berhasil membuat si perampok sangat kesakitan dan tak sengaja menjatuhkan pistol dari genggamannya ke lantai.
Chaeryeong cepat cepat mengambil pistol itu.
Dapat.
Tapi saat Chaeryeong balik badan, si perampok mendekatinya membuat Chaeryeong terkejut hingga terduduk di lantai. Dan kemudian
DOR!
Chaeryeong menembak perampok itu di bagian dada. Tapi si perampok masih bergerak dan ingin meraih kaki Chaeryeong.
DOR!
Chaeryeong menembaknya lagi tepat di kepala. Dari jarak sedekat itu, tentu saja Chaeryeong terkena cipratan darah.
Perampok itu tewas dengan keadaan mengenaskan, darahnya bahkan mengalir di lantai.
Sebelum teman dari perampok itu membalas menyakiti Chaeryeong, polisi datang dan menangkapnya.
Kejadian itu terjadi dengan sangat cepat. Chaeryeong masih membulatkan matanya, ia sangat shock. Chaeryeong menunduk, memandangi tangannya yang memegang pistol dengan cipratan darah mengotori tangan dan juga pakaiannya.
Tubuh Chaeryeong gemetar hebat. Beberapa detik kemudian, ia pingsan.
Kejadian itu lah, yang membuat Chaeryeong sangat trauma dengan darah, suara keras seperti tembakan, dan juga trauma melihat senjata api.
•••
To Be Continued...
Sebenarnya part ini panjang banget, kepanjangan wkwkwk. Dan fokusnya ke masa lalu Chaeryeong aja. Jadi, aku bagi ke dua bagian —part 06 (1) dan 06 (2). Bagian (2) nya akan aku publikasikan nanti malam atau besok, biar pada penasaran dulu 👀
DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT.
KAMU SEDANG MEMBACA
MYSTERIOUS ✔ - TAERYEONG (Taehyun Chaeryeong)
Fanfiction⠀⠀⠀⠀ Follow sebelum membaca. ⠀⠀⠀⠀ ⠀⠀⠀⠀ ••• ⠀⠀⠀⠀ Bahasa Indonesia BAKU ⠀⠀⠀⠀ Karakter bisa bertambah seiring dengan berjalannya cerita.