11. Khawatir || 걱정

208 33 51
                                    

"Semakin kau berjuang untuk bertahan, maka semakin dalam kau jatuh ke dalam lubang"


Seokjin menggeram, mengarahkan pisau tersebut ke arah Nayeon. Benda tajam itu tepat berada di depan muka Nayeon, namun Nayeon menahan menggunakan kedua tangannya sekuat tenaga. Setidaknya ia mampu menahannya walau hanya untuk beberapa saat saja.

"NAYEON!!!" Suara lantang terdengar. Pria dengan tubuh mungilnya berdiri di ambang pintu. Semua mata tertuju padanya. Membuat Seokjin mengambil kesempatan saat semua mata lengah.

"A-akkh..."

Satu tusukan berhasil mengenai perut Nayeon. Matanya membulat menahan rasa sakit. Pakaian yang ia kenakan berlumuran darah di bagian perutnya. Ia memegangi perutnya yang terasa sangat nyeri. "Aa... Akkhh..."

"NAY!!"

"Kalau kau berani melapor, kau hanya akan menyeret dirimu sendiri ke dalam penjara" setelah mengucapkan itu Seokjin berlari meninggalkan tempat tua itu

Entah apakah dirinya akan kembali atau tidak, yang terpenting untuk sekarang ini adalah Nayeon harus diselamatkan.

"Sssk... Sakit se-kali, op-pa. Aku seperti ingin mati" ringisnya dengan ucapan terputus-putus

"Bertahanlah Nayeon-ah" ucap Jungkook bergemetar. "Kau akan baik-baik saja, percayalah padaku" Jungkook membopong tubuh Nayeon menuju rumah sakit dengan mobil putihnya.

Perlahan Nayeon mulai kehilangan kesadarannya, membuat Jungkook dihujani rasa khawatir dan rasa bersalah. Ia melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh. "Bertahanlah Nayeon."


____

Sampai di rumah sakit, Jungkook menyerahkannya pada tim medis. Dengan cepat Jungkook membaringkan tubuh lemah Nayeon di brangkar dorong yang telah siap setelah dirinya tiba di rumah sakit. Ia berjalan cepat mengikuti kemana brangkar itu mengarah dengan kaki bergemetar.

"Bertahanlah... Kumohon..."

Ia berhenti di depan pintu ruang ICU, tepat ketika perawat memasukkan Nayeon ke dalam ruangan itu. "Maaf Tuan, anda hanya bisa menemaninya sampai di sini" ujar perawat

Jungkook mendudukkan dirinya di kursi tunggu. Ia mengacak rambutnya frustasi. Mondar-mandir di depan ruangan ICU, lalu duduk kembali. Menunggu kabar Nayeon dengan cemas.

Beberapa menit kemudian, tiba Jimin, Tzuyu, dan diikuti Dahyun di belakangnya. Mereka melangkah dengan tergesa-gesa.

"Bagaimana keadaan Nayeon, Jung?" pertanyaan Dahyun mewakili Jimin dan Tzuyu yang sama khawatirnya.

"Aku juga belum tau, Dahyun. Tapi semoga perawat membawa berita baik untuk kita dan juga Nayeon."

____

Malam ini Seoul terasa begitu sunyi. Taehyung sudah sampai di kediaman orang tuanya. Entah apa yang ingin orang tua itu bicarakan, tapi sepertinya penting. Begitu pikirnya.

"Yakk, dasar anak tidak perhatian, dimana istrimu?" heran Nyonya Kim yang melihat Taehyung datang seorang diri

Taehyung tampak berpikir, jawaban apa yang akan dilontarkannya. "Ehm... Dia sedang ada acara dengan teman kuliahnya, Eomma tahukan kalau anak kuliah suka kumpul-kumpul" ucapnya membulatkan matanya dengan nada meyakinkan.

Taehyung berhasil mendapatkan pukulan di lengannya

"Aishh kau ini! Seharusnya kau melarangnya pergi! Kalau terjadi sesuatu padanya bagaimana? Kau ini sekarang suaminya, semuanya kau yang bertanggung jawab!"

101 Days || Kim Taehyung [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang