"Ratusan motor berkendara menuju Pengadilan negeri Jakarta. Demo besar-besaran yang mereka adakan mendapatkan respon dari masyakarat yang mengeluarkan tagar 'Kami juga Rakyatmu' di Twitter. Menurut informasi yang kami dapatkan demo besar-besaran ini karena tidak puas dengan hasil sidang Harun Kagendra kemarin dan menuntut Harun dipenjarakan atas tuduhan tabrak lari dan pembunuhan"Suara reporter yang membacakan berita menarik perhatian Alin ketika melihat ribuan motor memenuhi jalanan ibukota. Resah rasanya saat ikut merasakan amarah mereka.
Walau tak mengerti pelajaran tentang politik, Alin tahu betul jika keadilan merupakan hal yang sangat penting. Bahkan keadilan sendiri tertera pada Pancasila. Tepatnya di sila kedua berbunyi, kemanusiaan yang adil dan beradab. Juga tak bisa dilupakan bahwa keadilan juga terdapat pada sila ke lima, yang berbunyi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Bukankah kedua sila itu selalu di sorakkan pelajar Indonesia saat Senin pagi? Mengapa para petinggi melupakan fakta itu? Pemerintahan menurut Alin sudah tak sepeti jamannya Soekarno Hatta.
"Teteh! Itu A' Raksa ikutan?!"Seru Eira sembari berlari kekamar Alin.Dengan raut wajah khawatir Alin mengangguk pelan. "Doain aja Aa Raksa teh gak kenapa-napa"Harap nya
🏁
Berpisah dengan rombongan, Satya dengan dikawal dua orang mengibarkan bendera di depan istana negara. Kibaran bendera itu memaut atensi siapapun yang berjaga disana.
Riuh suara panggil-memanggil staf kepresidenan saat ancaman mereka benar adanya. Melewati istana negara ketiganya kembali bergabung dengan rombongan ke jalan utama.
Berhenti dari kedua sisi jalan. Meninggalkan motor mereka yang terbaris rapih disana. Disambut ratusan polisi yang melindungi gedung dengan persenjataan lengkap ketika mereka datang.
"Jangan takut"Kata Zordan meyakinkan Satya saat mengetahui lelaki itu ragu dikarenakan para polisi menodongkan senjata api pada mereka.Tugas mengibarkan bendera perang merupakan hal terburuk. Itu artinya kalian menjadi perantara antara kedua belah pihak dan menjadi perantara siapa dulu yang akan menyerang.
Menelan salivanya susah payah Satya meyakinkan otaknya bahwa ia mampu, dan ia tidak takut sama sekali. Berjalanlah otaknya untuk mendukung pikirannya kali ini.
Dengan Hoodie bertudung hitam Satya berjalan dengan yakin, dan berwibawa. Mengibarkan bendera di tengah-tengah keduanya membuat para polisi itu semakin waspada.
"Runtuh kepercayaan kita sama polisi. Yang seharusnya kalian bela itu kami!"Tegas Satya dengan mata mendelik seram.
DOR!
Satu tembakan terlepas ke udara. Mencoba menciutkan nyali mereka, namun semangat ribuan orang itu semakin membara.
"KAMI PERINTAHKAN MUNDUR!"Teriak salah satu anggota polisi dengan toa nya. Zordan mendengarnya berdecih muak. Diangkat jari telunjuknya membuat ratusan orang di belakangnya berhenti bersorak marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
GARAKSA
Teen FictionHidup didunia, apa artinya untuk kalian? Jika lelaki ini berbicara, ia akan mengadu bahwa kehidupan sudah merantainya di dalam neraka duniawi. Kebahagiaan, kesedihan, kebencian, dan kekecewaan itu selalu merantainya. Menjadikan dirinya seakan-akan m...