13. Berusaha Membuka Pintu Hati

141 62 10
                                    

Sohyun tidak percaya apa yang barusan ibundanya bilang. Jelas, tidak mungkin ibu nya menyuruh dirinya untuk menikah di usia mudanya. Sedangkan kakaknya hanya bisa melihat dirinya sedang berjalan bersama pengantin laki-laki. Ia hanya bisa terkejut mendengar apa yang dibilang ibundanya, setelah itu kepalanya tertunduk.

" Apa semua ini rencana appa? ",-Sohyun kembali mendongak. Dan dijawab oleh ibundanya dengan anggukan kepala.

" Maafkan eomma. "

Tidak ada pilihan lagi, jika ia harus dijodohkan dengan laki-laki lain. Dirinya harus menerima, walau hatinya masih memilih untuk tidak ada yang bisa membuka pintu hatinya. Ini adalah hal yang paling sulit untuk ia terima, sangat sulit. Sohyun sama sekali tidak berpikir panjang jika urusan bisnis ayahnya akan berunjung dengan masalah perjodohan, hanya untuk memperbesar perusahaannya agar bisa naik daun dengan cepat. Maka dari itu ibunya memilih untuk tidak melanjutkan bisnis agar tidak memperbesar masalah yang pastinya akan selalu diingat oleh anaknya.

" Ayah menyuruhmu untuk menikah karena urusan bisnisnya dengan teman perusahaannya. "-Jelas ibundanya yang dirinya pasti sudah menduganya kalau kalimat itu yang akan diucapkan.

" Hufftt........ "

Nafas panjang Sohyun yang sudah benar-benar pasrah dengan kemauan orang tua nya, ia tidak ingin melanjutkan masalah yang kini sudah terus dirinya rasakan. Lebih baik menuruti kemauan ayahnya daripada terus dimarahi.

" Jadi yang akan menikah denganku, anak dari teman appa? ",-tanya Sohyun yang masih memasang wajah sendu nya.

" Iya, ayahmu bilang anaknya satu sekolah denganmu. "

Satu sekolah? Sohyun bahkan tidak pernah melihat anaknya, bahkan namanya saja dirinya tidak mengetahuinya. Mungkin anak dari teman ayahnya satu sekolah tapi beda kelas dengannya, tidak mungkin orang tua nya ada yang sama seperti kedua orang tua nya Sohyun. Hanya wanita berambut ikal ini yang memiliki orang tua pemilik perusahaan. Yang ada dipikiran Sohyun, seperti nya ia adalah kakak kelas yang sampai sekarang belum ia ketahui.

" Darimana eomma tahu? Biasanya kalau masalah perjodohan ini pasti akan selalu beda sekolah, bukannya Sohyun saja yang memiliki orang tua pemilik perusahaan? "

" Eomma tidak tahu banyak tentang itu, mungkin ke depannya kau akan tahu siapa laki-laki yang akan menikah denganmu nanti. "

Sohyun mengangguk paham dan tersenyum tipis sambil menatap ke bawah. Sekilas ia menatap lemari kecil yang berada di sebelah kasurnya, dan juga ponsel nya yang berada di atas meja belajarnya. Wajahnya terlihat sangat sendu saat teringat dua orang namja yang juga sering menyebut namanya.

Jimin, ia adalah laki-laki pertama yang suka ada di sampingnya. Membantu dirinya, tersenyum karena tingkah lakunya, memberi semangat kepada dirinya, dan juga sering menggodanya. Semuanya itu sudah benar-benar ia anggap seperti teman mesra nya, karena namja itu adalah laki-laki pertama yang sudah berhasil membuat hatinya tidak merasa kesepian. Ia akan terus mencari keberadaan namja itu jika tidak hadir di sekolah layaknya seperti anak kecil yang kesepian jika tidak ada sosok orang yang sudah menemani nya saat pertama kali bertemu.

Tapi sedangkan Jungkook, laki-laki berbadan besar dan memiliki otot yang cukup terlihat saat memakai seragam sekolah. Juga teringat di pikiran Sohyun. Pasalnya, dirinya juga memiliki kepribadian yang sangat disukai oleh wanita-wanita lain di sekolah. Pantas saja Yeri pernah memiliki hubungan dengannya, tapi mengapa dirinya memutusi laki-laki itu? Aisshh..... Perempuan itu sangat bodoh saat ia mengucapkan kata-kata yang sudah membuat hati laki-laki itu sangat rapuh.

Gunting kuku yang kini masih diletakkan oleh Sohyun di lemari kecilnya, akan ia simpan sampai dirinya mulai mengakhiri kehidupan nya.

" Sudah ya, kau tidurlah. Besok kau sekolah. "

Three Different Love (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang