Kanha menatap manik mataku lekat. Tersirat kesedihan di dalamnya. Aku tak tahu apa yang akan terjadi.
Tiba-tiba saja ia mendekap tubuhku. Nyaman. Satu kata yang memenuhi pikiran. Jujur, aku bingung harus apa. Di satu sisi, kupikir ia sedang mendapat masalah besar, namun di sisi lain dia tak pernah seperti ini.
Bahunya bergerak naik-turun, kurasa ia sedang menangis. Mengapa ia menangis? Aku sendiri tak tahu dengan apa yang tengah ia rasakan.
"Ma--maafin gue, Na!" ucapnya terbata-bata.
Aku bingung dengan perlakuannya, kenapa dia seperti ini? Dan apa maksud perkataannya?
"Sekali lagi maafin gue!" lanjutnya semakin mengeratkan pelukannya.
"Maaf untuk apa?" ucapku sembari membalas pelukan itu.
Hatiku bahagia sekaligus bingung. Kenapa dia memelukku? Dan kenapa dia menangis? Tak pernah terbayangkan jika Kanha menangis, apalagi sampai memeluk seperti ini.
2 tahun lamanya, aku berteman dengan sosok dirinya. Lelaki yang selalu mengajakku berperang kata. Namun, kenapa hari ini aku merasa tak mengenalinya? Mulutnya yang sering dipenuhi kata-kata perdebatan, kenapa justru berubah melontarkan kata maaf yang tak ku tahu apa maksudnya.
Kanha melepaskan pelukannya, tangannya memegang kedua pundak, dan menatapku lekat.
"Gua mau, lu janji sama gua. Lu ga akan nangis cuman gara-gara gua!" ucapnya.
"Hah?!"
Bingung? Tentu saja! Kepalaku seperti tak ada isinya. Otakku seakan berhenti bekerja. Apa yang terjadi? Apakah kanha sedang mabuk? Tapi tak ada bau minuman keras dari mulutnya, justru aroma mint yang segar.
"Gue pergi duluan," pamitnya, lalu berlari entah kemana. Meninggalkanku yang masih berdiri mematung menyimpan beribu pertanyaan.
....
"Naira!!! Bangun!!"
Mataku terbuka ketika suara memekikkan itu menerobos telinga. Rasanya sakit sekali, dan... apa ini? Kenapa aku masih disini? Kemana Kanha?
Kelopak mataku terbuka lalu tersadar. Semua ini hanyalah mimpi.
Mimpi lagi!Tbc
•••••

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, KANHA
Teen FictionUPDATE SETIAP HARI! STAY TUNE OKE Sebait catatan untuk azdillah Kanha Farezi. Catatan tentang sebuah kenangan yang tersimpan rapi di dalam ingatan, tanpa pernah sedikitpun terlupakan. Mungkin ini hanya catatan usang di dalam hati yang lapang. Namun...