pergi untuk kembali

42 3 0
                                    

Tetesan hujan sedikit mengganggu tidur Abel,gadis itu menggeliat mencoba mengusir kebisingan walau tak lebih berisik dari teriakan kedua orang tuanya.

Abel mengerjap, meraih handphone yang tergeletak di nakas samping tempat tidurnya,02.47.Abel bangkit untuk mengambil segelas air putih dengan maksud meringankan sedikit rasa pusing yang menjalar di kepala gadis itu.

Dug!
Suara barang terjatuh yang berasal dari kamar Raffa suskes membuat Abel hampir pingsan karena takut.Knop pintu terputar, itu Abel, yang ingin melihat kegiatan kakaknya.

"Hai cantik, kamu belum tidur" Tanya Raffa,
Abel mendaratkan bokongnya di kasur sang kakak tanpa menjawab pertanyaan yang ditujukan untuknya.

"Abel mikirin apa? Kan tadi sore kita udah ngobrol" Raffa mengusap lembut surai adiknya yang tampak mengantuk

"Abel pusing" Keluh sangat empu sambil mengusap kepala

Raffa tampak menarik nafasnya dalam,ia tau, Abel pasti terlalu memikirkan hal hal yang membuatnya pusing seperti ini.
kalau bisa ingin rasanya Raffa membawa adik kecilnya ini untuk ikut ke apartemen tempatnya tinggal selama ia menyelesaikan kuliahnya.

"Yaudah, sini tidur sini, bang Raffa nyanyiin" Raffa menepuk tempat disebelahnya.

"Abel, janji sama abang, Abel akan terus baik baik aja sampe abang balik oke? "

Abel mengangguk lalu terlelap dalam dekapan yang lebih tua.

***

Mobil berwarna putih memasuki parkiran sekolah Abel, pagi ini ia berangkat dengan Raffa yang juga akan menuju Bandung untuk melanjutkan kuliahnya.

Sudah 5 menit mobil itu terparkir, namun tak ada tanda tanda Abel ingin beranjak dari kendaraan yang tengah ia tumpangi itu.

Menatap lurus,Abel tengah mengumpulkan keberaniannya untuk membiarkan sang kakak berpisah dengannya, lagi.

"Abel,kamu ga mau turun?" Raffa membelai surai legam adiknya

Abel menggeleng, matanya mulai memanas pertanda tangisannya yang sebentar lagi tumpah.

"Abel, Abel jangan nangis, abang ga bisa pergi kalo Abel nangis gini"

Kini arabelle sudah berada di dekapan pemuda yang 3 tahun lebih tua darinya, dekapan yang akan ia rindukan, dekapan hangat sponsor hidupnya.

"Bang Raffa, Abel sayang abang" Abel mengeratkan pelukannya

"Abang juga sayang banget sama Abel, sekarang abel liat bang raffa" Ucapnya sambil menaikan dagu gadis yang menurutnya akan selalu jadi anak kecil

"Abang mau ajak Abel, tapi Abel kan harus sekolah, Abel harus buktiin sekalipun dengan keadaan keluarga kita yang kurang harmonis Abel bisa jadi sukses, Abel harus bertahan, Abel kuat, Abel peri kecilnya bang Raffa, jadi harus kuat, paham cantik? "

Abel mengangguk lemah, seraya mengusap air mata yang terus keluar dari mata indahnya

"Yaudah, Abel turun ya, bang Raffa hati hati dan jaga kesehatan"

"Siap peri kecil" Raffa meniru gestur hormat yang membuat Abel terkekeh

Keduanya berpelukan sebelum Abel keluar dari mobil dan berjalan menuju kelasnya.

***
"Eh bel,lu ok ga ni ke kantin? Kalo ngga gua aja,lu mau makan apa? Biar gua beliin" Tanya nana

Pagi tadi Abel sudah menceritakan semuanya pada Alana, teman baiknya yang selalu hadir memberi tawa di dalam cerita yang terlalu banyak duka.

"Gua oke na,ayo ke kantin"

nana berdiri dan menggandeng tangan temannya yang terlihat selalu bersemangat padahal sangat rapuh.

Pintu kantin sudah tampak, dilengkapi dengan beberapa petugas OSIS yang berpatroli untuk memastikan ketertiban tetap terlaksana.

Kantin tak terlalu penuh seperti biasanya, hanya beberapa bangku yang ditempati dan bangku di ujung kantin yang selalu ramai anak laki laki paling berisik se sekolah.

"Bel,gua beli kebab, lu mau apa? " Tanya mana
"Sama aja deh na"
"Yaudah lu cari tempat duduk aja bel,gua yang beli"

Abel mengangguk lalu duduk di salah satu tempat yang tersedia, mata menyapu seisi kantin dan tanpa sengaja netra nya bertemu dengan netra laki laki yang kemarin terus menabraknya, Rayhan.

Rayhan pun sama, namun ia memilih untuk lebih dulu memutuskan  kontak mata mereka sebelum temannya berburuk sangka.

"Woy bayu! Ray" Seru seseorang dari ujung kantin

Yang dipanggil menengok ke sumber suara sambil melambaikan tangan, sedikit aneh untuk disaksikan Abel.

Ray berjalan menuju kedai yang juga tempat dimana nana sedang memesan kebab miliknya dan Abel. Hingga...

"Bang, kebab dua, gua duluan yang bang, laper" Ucap ray tak tau malu seenaknya menyerobot antrian

"Permisi kak, ngantri" Nana menepuk pundak ray yang lebih tinggi darinya

"Ya sabar dong, lu kira lu doang yang laper" Balas ray

Nana melongo, bisa bisa ia yang disuruh bersabar padahal orang di depannya ini yang telah menyerobot antrian.

Abel melihat kejadian itu buri buru menghampiri nana, ia tau sahabatnya ini tak akan melawan hal hal seperti ini.

"Na... " Abel menggeser badan nana untuk pindah ke belakangnya

"Permisi kak"

Ray menengok, keduanya kembali terdiam dan malah sing mengamati wajah yang ada di depannya.

"ELO" ucap mereka berbarengan

"Lu ngikutin gua ya? Kalo suka tuh bilang jangan kaya gini, risih gua"kalimat itu terlontar dari mulut ray

"Pede gila lu, lu kali tuh yang muncul dimana mana, dan selalu dengan kemunculan lu itu bikin gua geram tau gaa"Abel berkacak pinggang

" Lu kali yang gitu"ray ikut berkacak pinggang seperti gadis di depannya ini.

Kegiatan mereka mengundang atensi semua mata, bahkan kini kusimase tabati sudah berkumpul untuk ikut menyaksikan salah satu anggotanya dengan gadis dengan rambut kuncir kuda.

"Sekarang mending ka ray antri dan diem"
Titah Abel.

"Ga, ogah, lu siapa nyuruh nyuruh gua"

"Arabelle Cassandra geonova, adik dari Raffa geonova"

Ray terdiam,bukan karena ia takut dengan suara lantang yang dibuat gadis itu, tapi karena nama Abel yang terdengar indah dan cantik.

"Kenapa diem? " Tanya Abel

"Ud-"

"Cukup cukup, ray apa apaansi berantem sama adek kelas, cewe lagi" Potong bayu

"Ya dia duluan bay"

"Heh lu duluan ya" Abel tak Terima

"Lu berdua diem atau gua yang diem"

"LU YANG DIEM" Ucap mereka berbarengan lagi

Keduanya bertatapan namun Abel lebih dulu menarik lengan nana dan pergi meninggalkan kantin.

"Lucu juga"

*****************
Hai semua
Semoga suka ya🥰



RayabelleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang