Deven Keluar dari Toilet di sambut Dengan Wajah Datar Para sahabatnya
Dengan Gobloknya ia bertanya "Kalian kenapa?" Sembari memperbaiki Tatanan Rambutnya
Bak orang bodoh, Ingin sekali Para sahabatnya mencekik Leher Pemuda Yang Menyebalkan itu tapi apalah daya bisa di serbu Fansnya
"Ton Buruan Keluar ya udah gatahan gue" Friden Berbicara dengan Frustasi
"Untung gue sabar ya" Balas Joa, Oh ya Joa baru saja Dinyatakan sembuh dari Sakitnya maka dari itu Joa segera Ke ruangan Clinton
Deven Hanya Mengidikkan Bahunya Acuh, Demi apapun gue pengen cekik tu leher
"Cha, Kok bisa sabar sih sama ni manusia?" Tanya Anneth
"Ya harus di sabar sabarin kasian ga ada yang mau temenan sama dia, 'Sebleng katanya' " Jawab Charisa sembari menenguk minum mineralnya
"Nistain teross" Sindir Deven
***
Ini Merupakan Hari ketiga dimana Clinton dinyatakan Sembuh
"Neth Ke kantin Kuy?" Tawar Joa
"Anneth Mah tanpa di tawarin juga udah ke kantin" Sambung Seseorang
PLETAK
Jitakan keras mendarat di Kepalanya "Nyesel Gue Nyuruh Lo cepet sembuh" Umpat Anneth
"Tuh kan gue bilang apa, Mending dia mati" Sambung Deven
"Lo juga Klepon" Deven Hanya mengedikkan Bahunya Kembali melanjutkan Aktifitas nge-game ya
Mumpung Anneth ga sadar
Semua Kembali Ke aktifitas Awal, lagi ga ada bahan gibahan
"Jo..." Panggil Alde Lirih, Seketika semua Menolehkan Pandangannya ke arah Alde
"Apa!?" Ketus Joa lalu kembali memainkan HP nya apalagi kalau bukan Berkelana di dunia Orange
Alde Menggaruk tengkuknya Grogi "Gajadi deh" Alde kembali Bermain bersama bukunya, Sepertinya sedang mencurahkan isi hatinya
Deven Mendesah Berat, Lagi Lagi tontonan Gratisnya Gagal "Ah Ga Manly banget" Dengus Deven
"AH ANJIR SAKITT NETH" Teriak Deven Ketika Anneth mencubit Lengannya
"Jangan Jadi Kompor deh" Geram Anneth semakin mengencangkan Cubitan nya
"Apasih! Gue manusia bukan Kompor" Dengus Deven Kesal
"Eh Jigong Badak! Lo kejedot dimana anjir dari kemaren kewarasan Lo makin ilang tau ga sih" Cerca Sam Geram
"Kejedot Di hati Anneth, Ya ga Neth" Goda Deven mengedipkan Matanya Genit Ke Arah Anneth, Anneth mengedikkan Bahunya Geli
"Ngarep Jangan Ketinggian" Sela Anneth Kesal "Kali Kali kek Bahagia in gue" Desah Deven
"Playboy macam Lo gapantes Gue Bahagia in" Sungut Anneth
"Liat aja Lo klepek klepek sama gue" Ujar Deven Cemberut
"Mirip Monyet Lo gitu" Sambung Anneth
"Enak aja gu---"
"---- Iya terus berantem iyaaaa Gausah Nyimak saya iya teross saja" Sontak Deven Dan Anneth Menoleh ke sumber suara, Pupil keduanya membesar mendapat seorang Guru yang Berdiri tengah Berkecak Pinggang sembari menggeleng
Deven Menoleh ke arah temannya, Pantas saja tidak ada yang menyela pertengkaran mereka ternyata Sudah Ada Pak Zuril Sang Guru Killer
"Pfttttt Hahah--mphhhh" Hampir Saja Tawa Friden Meledak Namun dengan Cepat dibekap Oleh Sam
Anneth Mengurut dadanya Sabar Gapapa Neth, Temen Lo emang biadap jadi sabar ya Batin Anneth menyemangati Dirinya
"MACAM MANA KALIAN INI, SEKARANG KALIAN BERDUA KESINI!" Teriak Pak Zuril Keras
"Macam Manusia Pak" Sela Deven Menjawab Pertanyaan Pak Zuril
"MASIH MENJAWAB KAMU JUNED" Pak Zuril sepertinya sudah Terlampau Tua Nama murid saja tidak ingat
"IYA PAK SAYA LAGI NGERJAIN TUGAS DARI BAPAK KAN?" Balas Juned Karna merasa Terpanggil
"ALAMAKK SALAH ORANG" Pak Zuril Menepuk jidatnya
Deven Sudah Hampir Tertawa Sekeras kerasnya Karna Pipinya yang sudah Gembung Menahan tawa، namun terpaksa ia tahan
"EH KAMU SUTARDJO KENAPA BERTENGKAR HA?" Hardik Pak Zuril mengarah Ke Deven
Deven Tampak diam Mengedikkan Bahunya Acuh, Gue bukan Sutardjo ngapain ngejawab Batin Deven Tenang
"Namanya Andi Pakkkk" Teriak Friden nyaring, Deven menatapnya Tajam
"OH IYA ALAMAKK KENAPA NAMA KAU ITU SUSAH SEKALI DEVEN" Cerca Pak Zuril, Deven Melongo
"Bapak Gimana sih! Kalo udah nyebut Nama Papa Saya, Baru bapak ingat sama saya" Gerutu nya Kesal
Anneth Mengumpati Para sahabatnya sedangkan Deven dengan mulut yang sudah Komat Kamit siap mengeluarkan Berbagai Macam Sumpah Serapahnya
"Yasudah Jangan banyak Omong, Sekarang Kalian Hormat Ditiang Bendera Sampai jam Saya selesai" Finnal Pak Zuril
Deven Tampak Senang Dengan Hukumannya, Buktinya saja Deven susah melongos keluar kelas pinter pinter tapi goblok Batin Anneth Kesal
Kemudian Anneth Menyusul Deven, Mensejajarkan Langkahnya dengan Deven lalu menuruni anak tangga Menuju Lapangan
Tak Ada percakapan Antara Keduanya
Terik Matahari menemani Mereka melaksanakan Hukuman Ini
"Neth" Panggil Deven menoleh ke arah Anneth dengan satu tangannya lagi membentuk Posisi Hormat
"Apa?" Tanya Anneth Kemudian menoleh ke arah Deven, Namun sialnya lagi Matahari tersebut berada di arah Deven lantas Anneth memicingkan Matanya kala Silau Matahari menerobos Indra Pengelihatannya
Deven Terkikik Melihat Ekspresi Menggemaskan Anneth, Kemudian Ia Maju Menutupi Anneth dengan Badannya "Udah Kok Ga silau" Ujar Deven menyuruh Anneth membuka matanya
Perlahan kelopak mata Anneth terbuka "Makasih" Ujar Anneth Namun Deven Hanya membalas Dengan Senyuman saja
"Bisa Gausah senyum?" tanya Anneth memalingkan Wajahnya
"Loh kenapa? Jelek ya gue?" Tanya Deven
"Gak, Ga gitu cuma Ya gitu gu---"
Deven Mengacak Rambut Anneth gemas "Lo Salting?" Tanya Deven, Anneth menggeleng
"Ga, Buat apa Salting Sama Monyed Kayak lo" Balas Anneth Sadis
Baiklah Deven mengurut dadanya Sabar "Baru Aja Gue mau Sweet tapi gajadi keburu Pen hujat" Balas Deven
"Lo Sape, Maknye?" Tanya Anneth, Itu adalah Kalimat Andalan Mereka ketika tidak tau ingin menjawab Apa
"Li sipi, miknyi" Ujar Deven Menye menye
Kringgg
Bel Istirahat Pun Berdering Keras, Deven dan Anneth menghela nafas berat
"Lo kalo nyebelin lagi gue sentil ginjalnya" Geram Anneth kemudian Berlalu meninggalkan Deven
Deven Mensejajarkan langkah nya dengan Anneth "Gapapa ginjal gue dua, Hebat kan gue" Seru Deven
"SEMUA ORANG JUGA GINJALNYA ADA DUA KLEPONNN" Anneth mempercepat Jalannya
Deven Mungut Mungut "Oo Gue Kira Gue sendiri yang punya dua" Gumamnya
Anneth memijat Pelipisnya Pelan, Lelah Sudah Ia menghadapi manusia apnormal
Suka sih suka, tapi orangnya minta di hujat terosss Batin Anneth Kesal
***
Haiiii Gaisss, Jangan Lupa Voment Guyss, Lop UU
Merkurius
KAMU SEDANG MEMBACA
FriendShip
Short StoryRumit, Memang hidup siapa yang tak Rumit? Semuanya Serba rumit, Bahkan Mempertahankan Persahabatan saja Rumit Apalagi Membangun Sebuah Cinta dengan Landasan Paksaan Mulai dari keluarga, persahabatan atau bahkan kisah cintaku Semua Rumit Ku harap den...