Journey

403 34 1
                                    




Klotak.. klotak.... Klotak...




"Hahh...."


Hari ini aku berburu lagi dengan ayah pura-puraku, aku sejujurnya anak yang cerdas dan dengan mudah dapat mempelajari sesuatu. Buktinya dalam dua hari aku sudah bisa menunggang kuda secepat ini. Ayah pura-puraku itu sebenarnya sangat kejam
[Oh Seon/Oh Sehun], dia tidak membiarkan aku keluar tanpa seijinnya. Aku pun jika keluar hanya untuk mempelajari hal-hal primitif. Seperti berburu di hutan, camping, Mecari obat, dan belajar jenis jejak hewan dan juga bertarung.
Aku tentu saja tidak keberatan akan hal itu, tapi aku kasihan dengan istrinya [Jung Lea] yang ada dirumah. Dia menyiksa istrinya, karena aku terlahir dari Ayah yang berbeda.
Aku juga menganggap orang itu ibu pura-pura. Semuanya bukan orang yang aku kenal, bahkan aku sendiri sudah terjebak di dunia ini selama dua hari lalu dan sial, aku sudah rindu dengan handphoneku. Untuk apa sih aku disini?, Bahkan orang lain melihatku dengan segan, apa lagi dengan ayah pura-pura itu.
Dia bukan raja ataupun bangsawan, istrinya pun juga sama. Aku belum menjelajahi semua tempat di desa ini karena orang itu, mungkin saja aku akan menemukan pria tampan.
Oh mungkin saja aku terjebak di dunia dongeng dan bertemu para pangeran tampan!. Pfttt itu salah, yang aku temukan di sekitarku hanyalah penduduk dengan mayoritas buronan dan juga bandit. Ayah pura-pura itu juga seorang bandit, dia selalu pulang membawa sekarung koin emas dan perhiasan. Mungkin suatu saat dia akan menyuruhku mencuri jika aku sudah mahir T.T.  Hari ini badanku terasa remuk karena latihan berburu, istrinya cepat-cepat membawa obat karena aku terjatuh saat hendak memanah.


"Sudah berapa kali panahmu meleset?!"
Seon

"Hanya dua kali ayah, lagi pula kan tadi aku terjatuh!"
Lion

"Alasan!, Ayo pulang obati lukamu"
Seon

"Baik ayah"
Lion

Asal kalian tau ayahku itu tampan tapi tidak punya hati. Peduli denganku pun hanya sedikit, itu juga aku masih ragu dia tulus atau tidak. Apa mungkin karena dia ketua bandit jadi dia harus bersikap dingin?. Dia bahkan membuatku seperti anak laki-laki, dengan alasan 'kau tidak perlu menjadi seperti ibumu'. Kau saja bukan ayahku, seenaknya sekali.







.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.


"Nak, Lion. Kamu terluka"
Lea

"Aku baik-baik saja"
Lion

Orang ini selalu khawatir dengan keadaanku, padahal aku kan bukan anaknya. Kini dia duduk di sampingku, aku mengarahkan punggungku ke arah nya. Dia mengangkat bajuku melihat dan menyentuh bekas luka disana. Tidak perih hanya pegal dan linu.


"Apa itu sakit nak?"
Lea

"Diam dan obati saja!, tulangnya tidak patah"
Seon

"Ayah..."
Lion (menatap tajam)

"Saat kau dewasa nanti jangan seperti ibumu itu!"
Seon (pergi ke kamarnya)

"Apa ibu tidak lelah, ayah terus mengatakan hal menyakitkan dan menyiksa ibu?"
Lion

Prince Request!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang