Story

88 12 1
                                    

Demi apapun aku menutup mata dengan kedua tanganku. Dasar tidak punya malu!. Pasti dia juga melakukan hal ini ke Puteri lainnya. Modal tampang tapi tidak punya akhlak!. Yang lebih menjengkelkan nya lagi, dia tertawa melihatku.

"Jangan tertawa, apa sudah selesai gantinya?"
Lion

"Sudah"
Terry

"Saat kau masih kecil apa tidak pernah diajarkan untuk memiliki rasa malu? Kau sepertinya mulai membuatku takut"
Lion

"Memangnya kenapa? Ini kamarku"
Terry

"Aku tidak bisa menyangkal jika ini memang kamarmu"
Lion

"Nah itu tau"
Terry

"Sampai kapan aku harus berada disini?"
Lion

"Itu tergantung dirimu sendiri. Aku tidak tau kapan kau akan pergi dari sini"
Terry

"Tuan Pangeran..... aku tidak suka teka-teki. Tolong katakan dengan jelas kenapa aku harus berada disini, dan apa tugasku. Jadi aku akan melakukanya secepat mungkin supaya aku bisa pergi"
Lion

"Huffff"
Terry (duduk di samping Lion)

"Kau terlihat kesal"
Lion

"Biar aku ceritakan. Ibuku meramalkan bahwa aku berjodoh dengan seorang gadis bermata emas. Aku awalnya tidak percaya. Sampai dia bilang jika kamu menemukan seseorang bermata biru navy, itu berarti ramalanku benar"
Terry

"Lalu apa? Kalau sudah bertemu denganku berarti kau tinggal mencari dia bukan?"
Lion

"Harusnya aku yang tanya padamu, dimana gadis itu"
Terry

"Apa kau bercanda? Bahkan aku terjebak disini selama 3 hari. Aku tidak keluar rumah, tidak bertemu dengan siapapun. Kau pikir aku apa? Aku bukan penyihir atau orang hebat. Bahkan sekarang aku merasa tidak nyaman untuk menatapmu!"
Lion

"Kau seharusnya tidak marah"
Terry

"Bagaimana aku tidak marah?! Aku tidak peduli kau pangeran atau apapun. Aku hanya ingin pulang"
Lion

"Aku tau, aku juga tidak ingin menahan mu disini. Tapi gadis itu memiliki pengaruh besar bagi kerajaan ini"
Terry

"Ini seperti kau akan menikah secara politik. Kau seharusnya menaruh perasaan pada gadis itu"
Lion

"Aku tidak mengenalnya. Jadi apa kau masih mau berada disini? Kalau tidak aku akan mengirimi ke penjara, bersebelahan dengan temanmu?"
Terry

"Ini namanya mengancam!"
Lion

Terry hanya mengangkat kedua alisnya. Dari hasil percakapan tadi, Lion menangkap bahwa Terry sebenarnya tidak berniat buruk. Dia hanya menjalankan apa yang ibunya inginkan. Dia juga tidak mudah terobsesi oleh perempuan, wajahnya saja tidak menyakinkan kalau dia ini normal. Sedikit kasihan sih, tapi itu bukan urusanku.

"Hari ini aku tidur dimana?"
Lion

"Jadi kau berniat membantuku?"
Terry

"Asalkan temanku bebas, aku akan ikuti semua yang kau inginkan"
Lion

"Baiklah. Aku tidak akan pulang malam ini, jadi kau bisa tidur di ranjang ku."
Terry

"YES!, Eh maksudku oke"
Lion

"Jika kesepian ajak bicara hewan peliharaan mu"
Terry

"Ngomong-ngomong werewolf Itu namanya siapa?"
Lion

Prince Request!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang