Act

66 13 1
                                    

Tiba-tiba semua orang melihat Lion dengan kaget dan saling berbisik. Lion hanya ling-lung kebingungan, dia tidak begitu jelas mendengar perkataan Dewa Roth. Kata-kata yang diucapkan tidak terlalu jelas dan samar-samar.

"A-pa?"
Lion

"Lion de siapa?!"
August

"Bukan siapa-siapa, hanya saja dengan melihat mata anak ini aku teringat seseorang. Bukankah begitu?"
Dewa Roth (smirk)

"(Dewa ini kenapa menambah-nambahkan nama di belakang namaku?)"
Lion

"(Ada yang aneh)"
Terry

"Bisakah anda memberi berkat pada Lion yang akan debut besok?"
Julia

"Tentu, di akhir acara aku akan berbicara dengannya"
Dewa Roth

"(Aku benar-benar ingin kembali ke kamar dengan cepat)"
Lion

"Silahkan, dinikmati jamuannya"
Giyu

.

.

.

.

.

.

"Heh rambut merah, aku tidak ingin bertemu Dewa itu nanti"
Lion

"Diamlah, kau ikuti saja. Sebisa mungkin jangan buat masalah dengan Dewa"
Terry

"Lebih baik aku tersiksa dengan Suvin, daripada bertemu dengan Dewa. Mau mati rasanya"
Lion

"Shhhtttt, pelankan suaramu dan nikmati saja makanannya"
Terry

"Darimana kau mendapatkan mata itu?"
Dewa Roth

"E-mh saya tidak tahu (mampus)"
Lion

"Walaupun anda seorang Dewa tapi setidaknya anda harus antri, saya juga menginginkan mata itu"
August

"Yang mulia August bisakah menjaga mulut anda?"
Julia

"Ya ya maaf"
August

"Hidangannya selalu memuaskan, tapi waktuku tidak banyak. Aku besok harus ke Kerajaan lain, Giyu kau nanti akan mengantarku keluar bukan?"
Dewa Roth

"Iya saya akan mengantar anda"
Giyu

"Sekian kunjungannya, Lion kita harus berbicara sekarang"
Dewa Roth

Tersentak mendengar suara itu, Lion langsung berdiri mengikuti Dewa Roth. Mereka kini berada di taman berdua saja.
Lion sangat was-was, yang ada bersamanya sekarang adalah seorang Dewa, bukan manusia biasa. Jika salah melakukan sesuatu dia bisa mati ditempat.

"Jangan takut"
Dewa Roth

"Anu, saya tidak"
Lion

"Aku tahu, aku ini Dewa"
Dewa Roth

"I-ya bagaimana saya tidak takut?"
Lion

"Aku tidak akan melukai mu, aku ini bisa menjadi bala bantuanmu suatu saat nanti"
Dewa Roth

"Maksudnya?"
Lion

"Identitas mu terletak pada warna mata milikmu. Tapi suatu hari mata itu akan seperti bulan, memiliki waktu untuk berubah. Mata milikmu bisa menguntungkan dan juga merugikan dirimu sendiri"
Dewa Roth

"Bahkan saya tidak tau apa tujuan mata saya diciptakan? Tapi anda mengatakan hal itu seolah-olah saya itu seseorang yang penting"
Lion

"Hmm~ kau memang seseorang yang penting. Aku sudah melihat jalan hidupmu, jadi jalani saja"
Dewa Roth

Prince Request!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang