Eye's

122 15 1
                                    



Kukira aku sudah mati. Tempat ini sangat gelap dan banyak sekali pengawal membawa senjata, jahat sekali mereka membiarkanku pingsan dalam keadaan tengkurap. Wajahku kan jadi kotor terkena tanah, rambutku yang rapi pun jadi seperti gembel! awas saja nanti aku adukan ke Ay- AYAH!!! bagaimana aku keluar dari sini?!. Cepat putar otak, dimana Oru?.

Aku tidak bisa berteriak ataupun berbicara, walau begitu aku masih bisa bergerak untuk duduk bahkan tanganku diikat. Mataku mencari-cari Oru, dia sama sekali tidak ada disini dan satu-satunya yang ada di tengah tempat ini hanya aku.

"Yang mulia Raja August telah tiba" salah satu pengawal bersuara nyaring diikuti perngawal yang lain berlutut.

Terlihat seorang pira berambut hitam dengan bekas luka dimatanya berjalan tanpa melihat ke arah manapun dia menatapku!!!. Diikuti dua cecunguk pria yang menangkapku tadi, masa bodoh jika mereka seorang pangeran. Yang berambut merah itu kurang ajar! Dan yang satunya terlihat seperti orang yang sering datang ke club untuk menggoda perempuan.


Sekarang apa yang harus aku lakukan?, Menatap mata orang yang disebut-sebut raja pun aku tidak berani menatap. Kenapa sih ayah harus menyuruh amatiran sepertiku untuk mencuri?, tidak ada orang lain saja. Dan sekarang langkah kaki itu berhenti didepanku. Ayolah menunduk saja supaya dapat pengampunan, atau jika nanti dihukum mati setidaknya tidak yang sadis atau buruk.


"Siapa yang membuat rambutnya kacau seperti itu?"
August

Semuanya diam bergidik ngeri, sampa-sampai ada sesuatu di depan wajahku yang sedang menatap tanah. Benda yang di lapisi alas kaki itu mengangkat daguku hingga wajahku menatap ke udara. Yang mulia memiringkan kepalanya sembari menarik sedikit senyum pada bibirnya.


"Orang lain sangat serius berdandan dan mempersiapkan yang terbaik saat ingin bertemu denganku, tapi kau malah terlihat seperti sampah"
August

"(Dia lebih menyakitkan daripada Ayah)"
Lion
Aku mencoba menurunkan wajahku lagi untuk tidak menatap ketiga mata itu. Aku belum pernah di hakimi seperti ini sebelumnya. Tentu saja aku kan anak baik.

"Diam dan lihat aku!"
August


"Iya Yang mu-"


*Bruakk....


Sialan belum selesai berbicara, salah satu dari pengawal itu menendang perutku. Aku sedikit tersentak, itu adalah sakit yang paling luar biasa yang pernah aku rasakan di dunia ini. Bisa di tebak apa yang keluar dari mulutku sekarang, darah dan air.


"Uhhhuk!!! Uhukkk!!"
Lion


"Apa yang kau lakukan?, Kau malah membuatnya seperti kotoran sekarang!"
August


"Maaf yang mulia"

"Enyahlah"
August

Mataku tertuju pada pengawal itu, tiba-tiba tingkahnya seperti orang tidak waras. Lalu pengawal yang lain membawanya pergi. Dan sekarang raja ini kembali menatapku.


"Matamu..., Aku menginginkannya"
August


"A-apa?"
Lion (shock)


"Aku menginginkan matamu, apa kau tidak dengar?"
August


"Yang mulia..., anda sudah berjanji tidak akan membunuhnya"
Giyu

"Itu benar, Yang mulia nanti akan melanggar janji pada Dewa"
Terry

"Aku tidak pernah berjanji pada mereka, lagipula orang tidak akan mati jika diambil kedua bola matanya"
August

Gila, apa aku akan buta didalam zama ini. Tidak!!!, Aku tidak bisa bergerak leluasa bahkan nanti aku akan mati jika tidak ada yang mau mengurusku.

Prince Request!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang