Pupus (13)

12 3 0
                                    

HappyReading💚

●●●

Eni menatap selembar kertas lalu menyimpannya dilaci. Wanita itu tersenyum lalu menggeleng kecil.
"Neneng, kenapa? " tanya Eni menggendong Neneng. Kucing itu sedikit manja dipelukkan Eni.

"Neneng gak bisa sekolah lagi sekarang, kan udah punya Joni," ucap Eni mengelus puncak kepala Neneng. Kucing itu sangat senang jika Eni mengelus puncak kepalanya.
"Neneng di rumah aja, ya." Eni menguap lalu menutup jendela rapat, ia membiarkan hordengnya tetap terbuka. Wanita itu menidurkan Neneng di tangannya, lalu tertidur di lantai.

●●●

Pagi pun datang, matahari menyelinap membuat Eni membuka matanya perlahan. Ia menatap Neneng yang sudah menatapnya.
"Neneng main sama, Joni aja." Eni beranjak menuju kamar mandi. Setelah aktivitas di kamarnya sudah selesai, Eni keluar dengan rambut diikat sempurna.

"Gak insomnia lagi?" tanya Arya membuat Eni mendecak sebal.

"Omeu mau, En kayak mayat? Atau... Omeu mau, En jadi mayat?" tanya Eni dramatis. Arya memasukkan roti ke mulutnya lalu mengangguk.

"Yang kedua kayaknya seru," jawab Arya membuat Anabel refleks mencubit perut Arya. Pria itu meringis lalu menyadari jika wajah kesal Eni berubah, ia terlihat sangat sedih.
"Ma-maaf, Omeu gak maksud kayak gitu, En."

"Gak denger. Pokoknya gak denger! Obatnya harus pakek ice cream! Gak tahu pokoknya!" teriak Eni membuat Arya memutar bola matanya malas.

"Ayo cepetan makannya, nanti telat," omel Anabel seraya duduk di kursi samping Arya.

"Iya-iya," ucap Arya dan Eni kompak. Denis hanya menyimak pembicaraan mereka lalu meneruskan sarapan paginya.

●●●

"En! En!" teriak Gibran melambaikan tangannya. Eni memutar badannya lalu menatap Gibran sedikit takut.
"Naomi mana?" Eni menghela nafas lega lalu menggeleng. Ia takut jika Gibran mengungkit masalah surat kemarin.

"Oh, Omi. Katanya sekarang dia izin, dia mau ke bogor, nyusul Azka. Gibran gak tahu ya? Kalo, Azka itu bakalan pindah sekolah?" tanya Eni. Gibran mangut-mangut mengerti lalu menggeleng.

"Gue gak tahu. Lo beneran?" tanya Gibran menatap Eni tak seperti biasanya.

"Beneran apa, Gibran?"

"Soal tadi malam?"

"Ah, itu lagi. Itu cuma iseng, Gibran. En cuma ngetik-ngetik biasa aja, gitu." Eni tersenyum canggung lalu tertawa kecil. Gibran menggeleng tak percaya.

"Akting lo jelek, En."

"Nggak, kata siapa? Gibran, kok sok tahu," sinis Eni lalu memutar badannya meninggalkan Gibran.
"Gibran ngapain ikutin, En? Suka sama, En? Maaf ya, Gibran. En itu sukanya sama, Logan."

"Cih, najis gue. Kelas gue ada di sana," jawab Gibran menunjuk kelasnya. Eni lupa jika Gibran sekelas dengannya.
"Gue nanya sama lo tentang, Naomi. Karena gue mau serius sama dia, gue gak bakalan selingkuh lagi." Eni terkejut lalu menatap Gibran senang, Eni memeluk Gibran bangga.

"Wah, Gibran udah jadi anak baik! Gitu dong, Gibran," ucap Eni tanpa melepas pelukkannya seraya menepuk punggung Gibran. Pria itu tersenyum tanpa membalas pelukkan wanita itu.

Kemudian ada seseorang yang mendehem membuat, Eni melepas pelukkannya.
"Eh, Logan? Kapan ada di situ? Logan tahu gak?" tanya Eni tersenyum senang seraya menghampiri Logan.

"Jangan ganggu gue," jawab Logan ketus membuat Eni bingung kenapa Logan seperti ini hari ini?

"Logan, Logan kenapa?" tanya Eni berlari mengejar Logan, Namun pria itu berjalan cepat.
"Logan, Logan marah, ya?" Logan menutup matanya lama lalu menatap Eni tajam. Wanita itu menunduk ketakutan, tak biasanya Logan seperti ini.

"Lo denger gue tadi?! Jangan ganggu gue!" bentak Logan. Eni hanya mengangguk pelan.
"Bagus." Logan meninggalkan Eni yang terpaku di tempat.

"En, lo gapapa?" tanya Gibran menyentuh pundak wanita itu. Eni menggeleng lalu menatap Gibran dengan bibir mengukir senyuman.

"Gapapa, Gibran. Mungkin Logan lagi ada masalah, En bakal jauhin Logan dulu," ucap Eni tersenyum manis. Gibran mengangguk lalu berjalan menuju kelas bersama Eni.

●●●

"Lo kenapa, sih? Tiba-tiba marahin si En sampe segitunya?" tanya Gibran menepuk pundak Logan yang sedang duduk di kantin.
"Lo punya masalah sama dia?"

"Kenapa lo di sini? Bukannya lo udah jadian sama dia?" tanya Logan ketus. Gibran mengerutkan keningnya bingung lalu membulatkan mulutnya seraya tertawa keras.

"Lo cemburu sama gue?" tanya Gibran lagi. Pria itu tertawa keras sembari menepuk-nepuk punggung Logan keras.
"Gue sama En itu cuma... apa ya? Gak mungkin pacaran juga, Gan. Ini tandanya, lo udah suka sama, En?" Logan tersadar apa yang ia katakan tadi.

"Gue gak tahu. Gue gak suka kalo, En deket-deket sama yang lain. Tapi, hati gue gak pernah bilang kalo gue suka sama tuh cewek. " Gibran terkekeh kecil lalu mengangguk pelan seraya melipat tangan di kedua dadanya.

"Masalah lo serius, bung." Gibran memegang kepalanya seperti sedang berpikir keras. Logan memutar bola matanya malas lalu melihat kedatangan Eni. Logan sedikit tersenyum kecil kepada wanita itu, berbeda dengan Eni. Ia tidak menjawab senyuman Logan.

"Lo kenapa?" batin Logan menggigit bibir bawahnya. Lalu menutup matanya lama.
"Gib, lo gak suka sama, En?"

"Najis gue! Amit-amit sekali!" ketus Gibran menjitak tangan Logan. Pria itu mengangguk pelan lalu menatap Eni yang berada di meja pojok belakang.

"Segitunya, En di mata cowok?" batin Logan memikirkan kedua kalinya. ia mengangguk lalu berdiri dengan makanan di kedua tangannya. Ia berjalan menuju meja pojok belakang. Eni terkejut melihat Logan yang duduk di sampingnya lalu menundukkan pandangannya.
"Maafin gue."

"Logan ada salah? En gak tahu salah, Logan. Emang, Logan kenapa minta maaf?" tanya Eni menatap Logan bingung. Logan menghela nafas berat lalu memegang tangan Eni.

"Gue, gue banyak salah sama lo. Saking banyaknya, gue gak bisa sebutin satu-persatu. Yang jelas, gue mau minta maaf," jawab Logan membuat Eni semakin bingung. Wanita itu mengangguk seraya memasukkan makanan ke dalam mulutnya.
"Lo maafin gue?"

"Emang kalo, En maafin. Logan mau jadian sama, En?" tanya Eni seraya terkekeh kecil membuat Logan bingung ingin menjawab apa.
"Gapapa, En tahu kalo, Logan itu masih suka sama, Icha dan En gak mau maksa Logan, biar suka sama, En. En itu kayak cewek bodoh, ya? Ngejar-ngejar orang yang gak mungkin suka sama cewek aneh kayak, En? Maaf Logan, niat En deketin Logan... sudah sedikit pupus. En gak akan ngejar-ngejar, Logan lagi. En, bakalan berusah menjadi wanita yang gak aneh lagi. En bakalan berusaha merubah diri. Kalo nanti, En udah berubah jadi wanita yang gak aneh, En bakalan balik lagi. Biar Logan gak malu kalo punya pacar kayak, En. Udah ya, En mau ke kelas dulu," ucap Eni panjang lebar. Logan menelan ludahnya susah payah mencerna perkataan Eni yang panjang lebar. Wanita itu berdiri lalu membayar makanannya. Lalu pergi dari kantin. Logan masih bingung apa yang Eni katakan tadi.

Bersambung
Jumlah kata : 1030
Tanggal selesai : Sab, 11 juli 2020
Jam selesai : 21.31

My Last Love || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang