Maafin En, Omi (7)

16 5 0
                                    

HappyReading🙈🙈

Naomi menatap tak suka Eni lalu wanita itu meninggalkan kelas, hening beberapa saat lalu Eni berlari mencari Naomi.
"Omi! En minta maaf!" teriak Eni di belakang sekolah, ia tahu jika sahabatnya sedang sedih, pasti ia merenung di belakang sekolah.

"Pergi! Gue benci sama lo!" bentak seseorang di balik pohon, Eni berjalan mendekati pohon besar itu lalu duduk di belakangnya.

"Maaf Omi, En gak bermaksud kayak gitu. En cuma bercanda tadi," ucap Eni merasa bersalah karena dia mengompori sahabatnya sendiri.

"Bercanda? Lo bukan anak kecil lagi, En! Lo tahu mana yang serius dan mana yang bercanda! Stop jadi sahabat gue! Gue gak mau punya sahabat kayak lo!" bentak Naomi dengan isakan tangis ia berdiri menatap Eni lalu melempar gelang couple yang ia pakai.

"O-omi... maafin En, En bakalan lakuin apa aja, asal Omi maafin En." Eni mengambil gelang Naomi lalu memberikan ke wanita itu lagi. Naomi menghempaskan tangan Eni hingga gelang itu terlempar entah kemana.
"O-omi... ma-marah sama, En?"

"Gue bilang stop ya stop! gue benci sama lo!" bentak Naomi membuat air mata Eni turun satu persatu. Naomi berlari meninggalkan Eni sendiri.

"O-Omi, En minta maaf," lirih wanita itu sebelum pingsan. Eni tak sadarkan diri di belakang sekolah, ini adalah hari ulang tahun yang paling buruk di buku sejarah Eni.

●●●

"Gimana? Gimana?" tanya Gibran memegang tangan Naomi. Wanita itu menghapus sisa air matanya lalu tertawa keras.
"Lo berhasil?"

"Iya dong, Lo udah siapin kejutannya?" tanya Naomi membuat para Readers bingung. Sebenarnya, Gibran dan Naomi hanya akting, hari ini adalah ulang tahun Eni. Wanita itu ulang tahun ke tujuh belas tahunnya. Ia rutin memberi hadiah kepada Logan di bulan ini, karena ia kira Logan ulang tahun di hari yang sama dan ini adalah kode keras Eni. Ia memberi hadiah kepada Logan agar ia ingat hari ulang tahunnya.

"Di mana cewek aneh itu?" tanya Logan menatap sekeliling. Murid-murid kelas sebelas sudah menyiapkan beberapa dekorasi kesukaan Eni apalagi jika bukan kucing? Ini adalah tradisi khusus kelas 11 untuk memperingati ulang tahun salah satu siswanya. Eni adalah orang yang mudah di tipu dan mudah percaya.

"Gue gak tahu, mungkin dia masih di sana," jawab Naomi sedikit tidak peduli, ia tidak khawatir jika sahabatnya terjadi apa-apa.

"Gue cek ke sana," ucap Alfan berjalan melewati mereka bertiga. Logan menarik tangan Alfan keras.

"Biar gue." Logan menatap Alfan tajam lalu berlari mendahului Alfan. Tak mau kalah, Alfan mengejar Logan ke belakang sekolah.

"Azka masih filek?" tanya Gibran. Naomi mengangguk.
"Cuma filek aja gak sekolah."

"Setelah sembuh, katanya dia mau izin ke bogor. Nenek gue meninggal," ucap Naomi. Gibran pun mengangguk lalu merangkul Naomi.
"Lepasin! Gibran, gue mau kita putus! Haha," teriak Naomi me-replay aktingnya tadi.

"Ayo!"

"Ish!"

"Katanya, kakak gue mau lo nikahin beneran, Gib," ucap Lina sejujur-jujurnya.

●●●

"En!" teriak Alfan dan Logan.
"Apa sih lo! Ngikutin gue terus!" bentak Logan mendorong bahu Alfan. Alfan tak peduli, ia khawatir dengan keadaan Eni.

"En," panggil Alfan menatap Eni terbaring lemah, wajah Eni sedikit memucat. Tanpa basa-basi Alfan menggendong Eni.

"Biar gue yang gendong," ucap Logan membuat Alfan semakin emosi.

"Stop, Eni pingsan dan lo masih mau saingan?"

●●●

Alfan menidurkan Eni di Uks. Lalu mengambilkan minyak angin.
"Bangun," ucap Alfan sedikit khawatir. Pria itu memang menyukai Eni dari pertama masuk Sma. Alfan yang cuek dan dingin kepada orang lain. Tapi tidak kepada Eni.

"Lo gak waras? Dia pingsan dan lo nyuruh dia bangun. Mau lo suruh ke mana? Ke kantin?" celetuk Logan membuat Alfan risih. Alfan masih bisa menahan kelakuan Logan kali ini. Ia tidak mau membuat keributan.

"Lo panggil Naomi," suruh Alfan membuat Logan menunjuk dirinya sendiri.

"Lo nyuruh gue? Lo punya kaki, 'kan?" Alfan mendesis lalu beranjak keluar dari uks. Logan yang tadinya duduk di sofa lalu dia pindah ke kursi dekat Eni.
"Maafin gue, gue baru sadar kalo lo itu berharga."

"Lo-logan? Lo-logan bilang apa?" tanya Eni lemah. Logan terkejut bukan main lalu menggeleng pelan.

"Nggak, gue cuma mau bilang kalo lo masih bau keringat," ucap Logan sedikit aneh, ini bukan dirinya. Di mana Logan yang tidak peduli dan menjauhi Eni.

"Lo-logan udah buka kado dari, En?" Logan menggeleng lalu menunjuk meja yang di atasnya ada kado dari Eni.
"Ambil ayo."

"Boleh di buka?" tanya Logan, Eni mengangguk seraya duduk.
"Tapi, bukanya bareng sama En." Logan mengangguk. Lalu membuka kado itu bersamaan.

"Spion?" tanya Logan bingung menatap spion motor yang pernah ia tabrak kemarin.

"Hehe, motornya nyusul tahun depan, ya. En itu bingung mau kasih hadiah apa buat Logan," jawab Eni membuat Logan menggeleng tak percaya.
"Tahu gak?"

"Tahu."

"Ih, 'kan belum di kasih tahu!"

"Yaudah, tahu apa?"

"Spion ini adalah awal dari Logan menerimanya En di sisi Logan. Sebelum motor Abah ke lindes, Logan kayak jauhin dan jijik sama En. Sekarang, En senang deh bisa dekat sama Logan," ucap Eni sejujur-jujurnya. Logan tersenyum kecil lalu menutup kembali kadonya.
"O-Omi," panggil Eni menatap kedatangan Naomi.

"En, gue minta maaf. Semua ini setingan! Gibran minta gue ngerjain lo," jelas Naomi membuat Eni menatap Gibran sinis.
"Mana mungkin gue marah gara-gara tadi dan mana pula gue marah sama, Gibran melarang dia selingkuh."

"Tahu gak?! En tadi pingsan! Ini semua gara-gara Gibran!" bentak Eni kesal. Gibran hanya nyengir.

"Lo inget gak? Lo pernah ngerjain gue sampa gue kesurupan, kejeng-kejeng?" tanya Gibran mengingat kejadian akhir tahun saat Eni mengunci Gibran di gudang angker hingga Gibran kesurupan.

"Hahah, En inget! Gibran kesurupan mesin cuci, 'kan?!" seru Eni semangat empat lima. Gibran mendesis kesal.

"Untung lo gak mati, kalo mati? Bisa-bisa gue kesurupan setan," ucap Gibran membuat Eni melempar bantal ke muka Gibran.

"Apaan sih, jangan ngomong kayak gitu! Udah, lo juga En. Baru aja sadar, udah ngomel gak ada hentinya," ucap Naomi membuat Eni mengunci mulutnya yang gatal ingin mengomeli Gibran sepuasnya.

"Alfan?! Alfan mau gak nikah?" tanya Eni membuat semua orang di sana terkejut. Termasuk Logan, ia tak menyangka Eni mengajak Alfan menikah.
"Ih, bukan nikah sama, En! Sama Neneng? Soalnya, En gak mau kalo Neneng kayak Jenifer," jelas Eni membuat semua orang di sana tertawa kecuali Alfan.

"Lo kesurupan apa?" tanya Alfan menatap Eni datar. Pria itu kesal karena Eni sedikit mengejeknya dan membuat Logan tertawa puas menertawakannya.

Bersambung
Jumlah kata : 1029
Tanggal selesai : jumat, 26 juni 2020
Jam selesai : 21.40 WIB

My Last Love || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang