Gue? (15)

8 2 0
                                    

HappyReading❤

■■■

Malam ini, Eni duduk di balkon sibuk mengutak-ngatik ponselnya.
"Logan? Ini, bukannya perempuan tadi?" tanya Eni melihat foto Logan saat menolong perempuan tadi.
"Kayak kenal," ucap Eni menatap perempuan itu. Kemudian ia membaca komenan-komenan postingan itu.

"Sekarang, banyak yang suka sama, Logan. Apa, En nyerah aja?" gumamnya mengusap mukanya kasar.
"En itu penyakitan, mungkin, Logan bakalan jijik sama, En." Wanita itu memeluk kakinya lalu membenamkan mukanya.

■■■

"En!" teriak Logan memanggil Eni seraya mengejar wanita itu. Eni berjalan cepat lalu masuk ke dalam kamar mandi. Logan mengetuk pintu kamar mandinya.
"En, lo kenapa?"

"Logan, En lagi pipis, Logan jangan ke sini!" teriak Eni dari kamar mandi. Wanita itu menggigit jarinya, sesekali mengintip ke luar.

"Gue mau ngomong!"

"Nggak, ngomong aja sendiri," ucap Eni yang masih mengigit jarinya. Eni mengintip Logan yang masih sigap di depan pintu kamar mandi.

"En, please, gue mau ngomong."

"Nggak! Logan ngerti Bahasa Indonesia, gak, sih?!"

"En, ini penting," ucap Logan menyenderkan kepalanya ke pintu toilet. Eni menghembuskan nafas panjang lalu membuka pintunya. Wanita itu menatap Logan dengan tatapan dingin.

"Maaf, Logan. En gak mau kenal sama, Logan lagi," ucap Eni meninggalkan Logan yang masih bingung kenapa dengan wanita itu?

Eni berjalan menuju kelas lalu mengelus dadanya.
"Kenapa lo?" tanya Naomi mengejutkan Eni.

"Omi! En pengin tips biar jadi cewek galak, please,"  ucap Eni merapatkan tangannya memohon.

"Tips jadi cewek galak?"

"Iya, En pengin merubah gaya ngomong," jawab Eni sembari mengangguk.

"Jadi gimana? Gue gak, ngeh."

"Iya, itu pake gue sama lo, En gak terlalu paham, En pengin jadi, Omi. En pengin jadi cewek tomboy, Omi," jawab Eni mengangguk seraya tersenyum yang tidak disukai Naomi.

"Lo berlebihan banget, sampe gak tahu ngomong kayak gue? Gue bisa bantu, tapi gue pengin tahu apa alasan lo mau kayak gini?" tanya Naomi menggeser kursinya menghadap Eni.

"En, En pengin aja, Kira-kira pantes gak, ya?"

"Pantes-pantes aja. Tapi pakaian lo, penampilan maksudnya, harus diubah," jawab Naomi membuat Eni melepas ikat rambutnya lalu meleraikan rambut pendek itu.

"Gini?"

"Gak gitu juga," ucap Naomi membenarkan rambut Eni. Tak lama kemudian Bu Mita datang ke kelas bersama murid-murid lainnya.

"Eh, Omi kalo ngomong sama Bu Mita, gimana?" tanya Eni menyentuh pundak Naomi yang berada di depannya. Eni tidak sebangku dengan Naomi di kelas sebelas ini.

"Selamat pagi, hari ini kumpulkan tugas fisika kemarin," ucap Bu Mita membuat semua orang mengeluarkan buku dari tasnya.

"Ah, ngomong biasa aja, deh kayak, Omi," batin Eni mengangkat bahunya. Kemudian mengeluarkan buku dari tasnya. Ia terkejut bukunya tidak ada di dalam.

"Eni, mana bukunya?" tanya Ibu Mita membuat semua orang menatap Eni. Wanita itu menggeleng kecil seraya terkekeh.

"Buku gue tertinggal, Ibu Mita," ucap Eni membuat semua orang tertawa. Ibu Mita terkejut mendengar perkataan Eni kali ini termasuk Naomi dan Logan.

"Gue?" tanya Bu Mita mengerutkan keningnya. Eni mengangguk lalu menatap sekeliling.

"Emang salah, ya, Bu Mita? En pengin kayak, Omi," ucap Eni membuat Naomi menunjuk dirinya sendiri.

"Kok gue?"

"En pengin jadi cewek kuat, tomboy, gak bisa disakitin, Bu Mita," ucap Eni dengan polosnya. Logan menatap Eni tak percaya apa ini alasan Eni menjauh darinya?

"Ah! Alasan, tuh!" teriak Icha.

"En, nanti pulangnya, bisa ke ruangan saya?" tanya Bu Mita dijawab anggukan oleh Eni.
"Baiklah, kita lanjutkan saja materi minggu kemarin."

"Uuu!" sorak murid-murid di kelas itu.

Bersqmbung
Gak seru, aneh banget ... maaf, soalnya idenya kelupaan.

My Last Love || ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang