Fourteen

72 9 0
                                    


      "Wae?" tanya yerin saat hitomi tiba tiba memnaggilnya untuk mendekat.

Yerin baru saja sampai di sekolah ketika suara hitomi menginterupsinya. Hitomi tengah duduk di dekat pohon tua favoritnya, wajahnya cerah melihat yerin berlari kecil kearahnya. Yerin menampakkan wajah penasaran, tidak biasanya hitomi menyapanya lebih dulu.

Hitomi tertawa kecil melihat wajah yerin yang menurutnya lucu. Yeoja itu menaikkan alisnya seolah berkata 'wae'

"Kau masih ingat dengan cerita tentang belahan jiwaku?"

"Belahan jiwa?" Kening yerin mengeryit. Dia memutar otaknya mencoba mengingat 'Belahan Jiwa' yang dimaksud hitomi. Sesuatu melintas diotaknya, dia ingat hitomi pernah berkata kalau 'belahan jiwa' nya ada didalam pohon tua itu. Sejurus kemudian yerin bergidik dan menelisik pohon didepannya.

Tinggi nya mencapai 5 meter, dengan daun yang lebat. Membuat siapapun di sekitarnya terlindungi dari sinar matahari yang menyengat.

"Kau ingin melihat wujud 'mate' ku" Tanya hitomi memastikan, Sebenarnya tanpa persetujuan yerin pun hitomi akan tetap menunjukkan 'belahan jiwa' nya itu pada yerin. Karna mahluk itu juga terlihat dalam misi mencari sinb, menarik lagi sinb ke dunia ini.

Sementara yerin, menatap hitomi dengan ngeri. Yang dia bayangkan, mahluk itu pasti menyeramkan. Siapa pula yang ingin melihat mahluk penunggu pohon tua itu. Menurutnya hitomi sudah tidak waras jika memilih mahluk itu sebagai 'mate' nya.

"Pejamkan matamu, yerin!" Titah hitomi serius

Sebelum memejamkan matanya yerin melirik hitomi yang seperti tidak ingin dibantah. Yerin menghembuskan napas berat lalu memejamkan matanya.

Matanya terpejam, tapi telinganya terbuka. Yerin bisa mendengar hitomi berucap dengan bahasa yang tidak ia mengerti. Mungkin yeoja itu sedang membaca mantra, lalu suasana yang semula hangat karena terik matahari berubah dingin. Seperti ada angin ribut di dekatnya, namun yerin  tidak berani membuka mata sebelum hitomi menginterupsinya.

"Kim Jaehwan!" seru hitomi pada sosok namja di depannya

Yerin bisa mendengar itu, nada suara hitomi yang terdengar riang. Apa namja bernama Kim Jaehwan itu adalah 'belahan jiwa'  hitomi?

"Buka matamu yerin"

Yerin mengerjap, penglihatannya belum sempurna. Terlalu lama menutup mata membuatnya sedikit pusing. Yerin melongo tak percaya mendapati seorang namja tampan disebelah hitomi. Namja itu tinggi dan memakai pakaian tradisional korea. Yerin tidak menyangka jika penunggu pohon tua itu memiliki jasad seperti itu. Terlalu tampan untuk disebut hantu.

"Ternyata dia mirip dengan sinb" gumam Jaehwan menelisik yerin. "Tapi sinb memiliki rambut hitam sebahu, sedangkan dia, rambutnya hitam panjang dan bergelombang"

"Namun, bola mata itu, sama persis seperti milik sinb" lanjut Jaehwan

"Emm, mungkin itu sebabnya sinb memilih yerin" seru hitomi

Yerin terdiam di tempatnya, mencoba menganalisa percakapan dua manusia itu. Banyak pertanyaan berkeliaran di otaknya, namun dia tidak berani mengeluarkannya. Dia akan menunggu sampai dua manusia berbeda dunia itu menjelaskan.

"Yerin, ini Kim Jaehwan belahan jiwa ku" hitomi memberitahu. "Dia yang akan membantu kita menemukan sinb" lanjutnya

"Kau sudah menerima kunci gudang itu" jaehwan bertanya yang langsung dibalas anggukan kaku dari yerin. "Hanya kau yang bisa menggunakan kunci itu untuk membuka pintu gudang"

Yerin melirik kalungnya, kunci itu masih ada. Dia mendesah pelan, lagi2 rasa penasaran menyergapnya bertubi tubi. Kenapa harus selalu dirinya? Kenapa yerin harus terlibat dalam hal ini. Sedangkan dia hanya siswa baru yang tidak tahu apa apa.

Mistery in school (BAEKRIN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang