Twenty Three

16 2 0
                                    

Happy Reading!!

++++++

Aku merasa melayang, terombang-ambing, tak tentu arah. Ketika perputaran itu telah berakhir, aku terbangun. Berada dihutan. Tergeletak tanpa alas ditanah. Kemudian bangkit dan memperhatikan sekitar. Begitu sepi dan sunyi, dingin, aku menggigil begitu sadar hanya memakai gaun tipis berwarna putih.

Aku dimana?

Pertanyaan itu terus berputar di kepalaku. Sampai aku merasa pusing karena tak mampu menemukan jalan keluar. Aku berjalan mengitari hutan ini. Merasa lelah karena hanya berputar-putar disini, kemudian kembali ketempat semula.

Hutan ini tidak ada ujungnya. Aku mulai takut tidak bisa pulang, lebih takut lagi saat melihat sosok hitam dari kejauhan. Berjalan ke arahku, tubuhku bergetar, Keringat dingin mulai bercucuran dari dahiku. Saat aku mencoba untuk tenang, sosok itu semakin dekat. Dan sepersekian detik berikutnya aku sukses menjadi patung. Tidak bisa melakukan apapun kecuali merasakan dentuman jantung yang berdetak liar.

Sosok itu kini tepat di depanku. Memangkas habis jarak diantara kami. Aku tidak bisa melihat wajahnya dengan jelas karena tertutup tudung, juga kurangnya cahaya ditempat ini. Tapi, aku bisa melihat bibir itu menyunggingkan sebuah senyuman. Dan,

Cup

Mataku terbelalak seketika kala merasakan bibir itu menempel pada bibirku. Terasa dingin dan beku. Lalu, perlahan-lahan bibir itu mulai melumat kecil bibir mungilku. Tangannya yang dingin memegang tengkukku guna memperdalam ciuman itu. Tanpa aku sadari aku memejamkan mataku, ikut menikmati ciuman yang membuatku terbuai hanya karna ciuman lembut ini. Setelah beberapa menit berciuman, dia menarik wajahnya menjauh.

Aku merasa malu, sekaligus marah karena mahkluk tidak dikenal ini telah mencuri first kiss-ku? Namun, saat namja itu menyibakkan tudungnya kebelakang, aku terkesiap.

"Yerin~ah" Dia mengucapkan namaku dengan suara lembutnya. "Aku datang kesini untung menjemputmu" lanjutnya

Aku mengerjap. Merasa terintimidasi oleh tatapan matanya. Sudah berapa lama aku tidak bertemu dengan namja ini? Namja yang menjadikan jiwaku sebagai tumbal untuk yeoja-nya, Hwang Sinb. Lalu, untuk apa dia berkata begitu? Seolah akan menyelamatkan ku dari cengkeraman sinb yang penuh ambisi.

"Baekhyun~ah, Aku sudah tahu siapa sinb. Aku sudah tahu misi mu dengan yeoja itu. Tapi, kenapa harus aku yang menjadi korbannya?" Tanyaku setengah berseru. Sekarang aku mengerti maksud dari teka-teki seorang yeoja bernama Hwang Sinb.

"Mianhae" katanya lirih. Matanya terlihat sendu sambil menatapku lekat.

Aku ingin menangis saat ini juga. Namja yang kuanggap sebagai pahlawan karena selalu datang disaat aku kesulitan itu ternyata tidak sepenuhnya baik. Dia punya niat terselubung dibalik itu semua. Aku sangat menyesal karena tertarik oleh pesonanya.

Sepertinya Baekhyun ingin berkata-kata lagi, namun tidak jadi karena aku terlebih dahulu menyuarakan isi kepalaku. "Kalau sekarang kau menjemputku untuk menyerahkan ku pada sinb, aku bersedia Baekhyun" kataku dingin. Kulemparkan tatapan menusuk kepadanya.

"Tidak--maksudku tidak begitu. Aku kesini ingin menyelamatkanmu yerin~ah"

Aku menatapnya tidak percaya. Dia pasti sedang mendustaiku, dia pasti ingin berlagak sok pahlawan lagi padaku, dan membuatku semakin jatuh padanya.

"Kau bicara apa, Baekhyun?" Aku bertanya ingin memastikan

"Aku ingin menjemputmu. Aku akan menyelamatkanmu dari sinb. Karena aku merasa kalau aku sedang melawan takdir. Aku sedang menentang kehendak Tuhan jika terus melanjutkan semua ini. Sinb tidak seharusnya hidup kembali. Kau juga tidak seharusnya menjadi tumbal" nada bicaranya sangat tenang. Tapi sukses membuatku merinding.

Mistery in school (BAEKRIN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang