20 || Obrolan siang

231K 19.9K 170
                                    

Cuaca cerah mendukung sangat untuk tidur dikasur sambil makan. Huh! apa daya jika seorang mahasiswa harus disuguhkan dengan setumpukan kertas yang membuat kepala pecah.

Daritadi gue memijit pelipis gue pening. Gila ini tugas belum kelar satu, langsung tumbuh seribu. Astaga! kalau gini caranya gue bisa mati muda.

Apalagi satu jam lagi gue ada kelas di lab, mau nangis aja rasanya. Mulut gue udah sumpah serapah ngedumel sangking jengkelnya sama tugas-tugas.

"Berisik Kaley! dari tadi lo cuma ngedumel-dumel kagak jelas!" Tegur Bisma.

Dia juga sama daritadi membolak-balikkan makalah yang ditugaskan pak Arkan.

Diantara kita semua cuma Bella yang makalahnya diterima tanpa coretan sedikitpun, sedangkan gue? hampir satu bab merah karena coretan pak Arkan!

"Argh! pusing gue!" Jerit Reynald kesal, "Sumpah ya ini dosen bikin gue naik darah tau gak?"

Killa yang kena sembur oleh Reynald berdecak, "Kok lo marah-marah nya sama gue sih?"

"Kan lo yang ada didepan gue." Reynald membela diri.

Killa melirik Reynald sinis, dia menyeruput minumannya dengan kuat, "Ish! nyesel gue duduk didepan lo!"

Bella yang dari tadi menatap kita semua sambil cengegesan.

"Songong nya ..." Keyla melihat Bella dengan se-ekor mata. Kemudian menghembuskan nafas lelah.

Bella nyengir, "tidur enak kali ya?" Dan langsung mendapatkan timpukan gorengan, cewek itu mendesah pelan, "Heh kampert, kurang asem emang lo ya!"

"Bantuin kek-"

"Hai Ley!" Suara itu dari belakang gue. Sontak semua yang ada dimeja menengok serempak.

"Eh?" Jawab gue kaget, "Ehm ... yang tadi gue tabrak ya?"

Gue tuh paling susah ngapalin nama. Sedangkan muka gue apal betul kalau itu orang yang gue tabrak dibelokan tangga.

Cowok itu mengangguk, "Alvaro kalau lupa."

Gue meringis enggak enak, "Aduh sorry gue lupa."

"Gak pa-pak lama-lama juga lo nanti hafal nama gue." Dia tersenyum ramah kepada teman-teman gue, "Kalau gitu gue pesan makanan dulu, bye!"

Gue tersenyum, "Iya."

Teman-teman gue heboh, semua orang menatap gue horor. Gue yang diliatin kaya gitu menaikkan satu alis heran.

"Alvaro?" Tanya Bella.

Gue mengangguk sambil mengetik, "Lo kenal?"

Bella mengangguk mantap, "Kenal lah! orang dia anak oranganisasi."

Jangan lupakan Bella itu anak organisasi di kampus ini, ajar aja sih dia kenal Alvaro.

Keyla berdecak kagum, "Ganteng banget Kak Alvaro ..."

Mata gue yang tadinya fokus ke layar latop jadi beralih ke Keyla, "Lo juga kenal?"

Keyla menopang dagu lantas mengangguk antusias, "Itu cowok anak Rektor kampus ini. Mahasiswa fakultas Hukum. Fakultas Hukum loh ini ... Lo semua tau kan rata-rata cowok anak fakultas hukum itu keren-keren. Apalagi Alvaro cowok populer. Nyaris semua seangkatanya pada suka."

Anak Rektor ternyata. Pantes waktu gue nabrak dia semua orang yang disekeliling pada ngeliatin gak suka.

Gue bergumam males, "oh ..."

"Lo kok kenal sama Kak Alvaro?" Tanya Keyla.

Yang bikin gue salfok kenapa dia panggil Alvaro dengan sebutan 'Kak'

Gue mengangguk, ,"Kenal, waktu itu gue gak sengaja nabrak bahu dia. Btw, kok lo panggil Alvaro Kak sih?"

"Senior."

Mata gue membola, "Lah?"

"Mantan Raja&Ratu Kampus."

Wow! sehebat itu kah?

"Dia juga yang megang Oranisasi Kampus ini."

Gue acungin jempol sih sama Keyla. Kalau masalah kaya ini dia tuh gercep banget, sampe hapal semua tentang Alvaro.

"Pantes sih elo dibilang bibit gosip." Bisma menyaut kejam. Nada cowok itu bergema tidak suka.

Keyla mentoyor kepala Bisma,"Yeh! Sia mah sok kitu! (Yeh! lo mah suka gitu!)"

"Bisa bahasa sunda lo Key?" Reynald bertanya.

"Gue keturunan Bandung tapi lahir dijakarta, jadi bisa. Walaupun muka gue berlasteran korea indo." Keyla nyengir.

Bisma berdecak sebal, "Terserah lo!"

"Sensi amat lo sama gue!" Keyla mengulurkan lidahnya.

Dibalas tampolan pelan oleh Bisma, "Lo itu cewek enggak boleh kaya gitu!"

"CIE!!" Serempak kita menyoraki Keyla dan Bisma.

Jadi gini loh, Bisma itu suka negur Keyla. Keyla juga yang ditegur cuma membalas pake cibiran semata.

Walaupun suka disorakin taupun digadoin. Bisma sama Keyla enggak cangung sama sekali. Sesekali sih, kalau udah malu banget karena kita godaiin.

"Gak jelas lo pada!" Sentak Keyla sama Bisma barengan.

"CIE BARENGAN!" Seru Kita histeris.

"Gue basmi lo satu-satu!" Bisma mendengus.

Suasana kembali hening. Semuanya sibuk sama tugas nya masing-masing. Gue menempelkan pipi gue dengan meja, memperhatikan sekeliling.

Tepat sasaran, mata gue terkunci oleh Pak Arkan yang sedang menenteng jas putih, wajahnya sedikit pucat, pasti habis dari lab, gue yang ngeliat itu tersenyum tipis.

"Kiw, yang udah merrid sama Pak Arkan." Bisik Reynald.

Gue yang sadar atas bisikan Reynald lantas melotot.

***

Dosen KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang