59 || Mahasiswa

219K 20.6K 2.1K
                                    

Setelah semua kelas berakhir. Gue sama teman-teman pada nongkrong di depan kelas hanya untuk mengisi waktu luang saja, daripada dirumah diam dan enggak ada kerjaan ya kan?

Reynald, Viko, dan Bisma keluar ruangan paling akhir. Raut mukanya tampak serius sekali.

"Mau pada kemana kalian?" Tanya gue heran. Pasalnya jarang banget mereka ke luar barengan jam-jam terakhir gini.

"Demo." Reynald memasangkan Almamaternya secara kasar, "Negara ini butuh pancasila yang ke lima."

Anjay kata gue teh.

"Wih ..." Bella nyengir seraya mengompori, "Ayo tujukan jiwa mahasiswa lo Nald!"

"See you guys!" Bisma kiss bye. Cowok itu membenarkan rambutnya dengan jemarinya, "udah pantes belom gue buat ikut demo?"

"Banyak gaya amat lo!" Gue melemparkan pulpen ke arahnya.

"Walaupun demo harus tetep ganteng dong," Bisma tertawa geli, "Siapa tau kan gue dapet jodoh di sana?"

"Najis!" Killa mengusap dada nya dramatis. Dia menepuk-nepuk bahu Keyla pelan, "Ini sahabat gue yang satu ini mau lo kemanain?"

"Lah apa hubungan nya sama gue?" Keyla bergidik ngeri. Bisma melirik keyla sekilas. "Apa lo liat-liat!"

"Yaelah Key, lo kok sensi banget sama gue," Bisma memasukan satu tangannya kedalam saku celana, "Tenang lo selalu di hati gue kok." Bisma mengedipkan matanya.

"Amit-amit banget emang si bisma," Viko memandang Bisma seolah-olah jijik, "Kemarin cewek yang lo boncengin rambutnya pendek siapa bro?"

"Ah, gak asik lo!" Bisma menatap Viko memalas. Keyla menatap Bisma tajam. "Enggak Key, gue enggak pernah pulang bareng sama cewek kecuali lo. Suer!"

"Halah modus tuh Key!" Gue melirik Bisma tidak suka, "Cari cowok lain aja sana."

"Gue cowok yang cukup satu cewek dong ..." elak Bisma.

"Eh, mau kemana lo?" Bella menahan tangan Keyla yang hendak beranjak dari kursi.

"Mau cari cowok baru!" Keyla menghempaskan rambutnya centil.

"Lah?" Bisma melongo melihat Keyla yang pergi begitu saja. Lantas hendak mengejar perempuan itu.

Dasar bucin!

"Heh, Bisma lo mau kemana pe'a!" Reynald menarik kerah baju Bisma gemas, "Mau ikut gak lo?"

"Mau lah." Bisma membenarkan kerahnya, "Menyampaikan suara rakyat lebih penting. Ayo! Indonesia maju!"

"Gak usah teriak-teriak juga kali." Viko menutup kedua kupingnya. Gila itu semua mahasiswa pada ngeliatin Bisma dong. Parahnya lagi ada yang sampai ketawain. "Malu gue Bis."

"Dah ah, kita cabut dulu!" Reynlad melambai-lambaikan tangannya.

Semua orang menganggukkan mengiyakan.

"Gue minggu depan sidang." Bella tersenyum cerah.

Elah ngeselin amat tuh bocah. Skripsi gue gimana dong?

"Serius lo?" Gue melirik Bella antusius.

"Iya!" Bella tepuk tangan, "Bentar lagi gue lulus yes!"

Semakin dibuat nelangsa ngedengernya. Pak Arkan gimana nasib skripsi istri lo ini!

***

Dua belas menit berlalu. Gue berada  diparkiran menunggu pak Arkan, mana tuh orang gak dateng-dateng. Janji nya sama gue kan jam segini. Giliran ditungguin aja lama. Ah, ngeselin.

Dosen KampusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang