1. Pertemuan

3.6K 243 68
                                    

Selamat membaca....
Mohon bantuan vote, komen, dan follow akun autor😅

"Sendiri tidak akan menjamin bahwa dirimu akan tenang. Terkadang sendiri bisa menimbulkan rasa gelisah yang lebih tajam."

_Camelio Permadani Agustin_

_Milo_

Seorang gadis berjalan tak tentu arah mencari kakaknya yang entah kemana perginya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis berjalan tak tentu arah mencari kakaknya yang entah kemana perginya. Tadi Kakaknya asik bermain layangan dan saat layangannya putus Haena kakaknya. Langsung berlari mengejarnya tanpa mengajak Milo kecil yang pastinya ketinggalan, lari saja tak mungkin secepat Haena yang sudah berusia 7 tahun sedangkan ia masih gadis kecil usia 4 tahun.

Dengan nafas terengah dia bersandar di sebuah pohon rindang. Meluruskan kakinya agar tidak keram. Mata bulatnya masih saja bergerak menjelajahi area taman berharap menemukan keberadaan sang kakak.

"Hiks... kakak dimana?? Milo sendirian," tangis Milo sendu.

"Kakak... hiks... Mama... papa... tolong...,"

"Ka-kak Haena...hiks...." Wajah Milo kecil pun tenggelam dalam lipatan kaki dan lututnya.

Duk...Duk...

"Rion, oper bolanya!!"

"Bintang, jangan di bawa pekek tangan dong sandalnya. Kan itu buat gawang."

Teriak-teriakan bersahutan itu membuat Milo tersentak. Dengan mata penuh air mata yang masih mengalir, Milo pun mencari sumber suara. Kepala kecilnya mengintip dari balik pohon. Terlihat empat anak laki-laki yang sedang asik bermain bola.

"Oper bolanya, Ranz!!" teriak salah satu anak laki-laki itu. Wajahnya tampannya terlihat kelelahan berlarian ke sana kemari.

"Tembak, Ion," ucap Ranz si bocah yang baru saja mengoper bola ke teman satunya yang dipanggil 'Ion' itu.

Dan...

"GOLLLL."

Bukan itu bukan teriakan dari salah satu member pemain bola itu. Melainkan teriakan dari gadis kecil yang sedari tadi menonton. Pipinya yang tembam itu naik turun seiring dengan kakinya yang meloncat-loncat.

Tak lama setelah berteriak Milo, gadis kecil itu membekap mulut kecilnya. Setelah itu melihat ke arah empat anak laki-laki yang memandangnya aneh.

"Kamu siapa??" tanya salah satu anak itu, dia memiliki wajah yang lebih imut dan terlihat lebih mudah untuk diajak berteman.

"A-aku Milo," cicit Milo pelan.

"Ngapain kamu di sini sendirian??" tanya salah satu anak lain yang terlihat lebih dewasa.

"Tadi Mi-Milo cari Kakak Milo. Ta-tapi kakak Milo nggak ketemu. Milo nangis di balik pohon itu terus denger kalian main bola, jadi Milo lihat. Maaf Milo ngintip, Milo ngaku salah," ucap Milo sedih membuat ke-4 anak laki-laki itu kebingungan dan salah tingkah sendiri.

Camelio And Four Princes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang