26. Terungkap

509 38 0
                                    

Selamat membaca...
Vote dan komen please!!

"Tidak ada orang yang benar-benar jahat didunia ini. Terkadang mereka jahat karena pernah dijahati atau karena tuntutan kehidupan."

_Lentera Fahmi Efendi_

■MD4P■

Sudah hampir 1 minggu tidak ada perubahan tentang keadaan Milo maupun Fanel. Mereka semua para sahabat dan keluarga tak hentinya memanjatkan do'a. Semua berharap agar keduanya cepat sadar.

Orang tua Fanel pun sudah pulang dari bisnis luar negerinya. Mereka bahkan tak pernah sehari pun absen dari rumah sakit. Namun, tentunya yang paling setia menjaga Fanel dengan sepenuh hati dan waktu adalah Michiko. Bodohnya, ia rela membolos demi menjadi orang yang pertama kali Fanel lihat saat Fanel bangun.

"Lo gak mau bangun??" tanya Michiko sambil mengenggam tangan putih Fanel.

"Ayo kita nonton, gue juga mau kok jadi ojek antar jemput lo kesekolah. Asal lo bangun," lanjut Michiko berbicara sendiri.

"Lo mau kan jadi pacar gue, kalau gitu ayo bangun!!"

"Lo gak lihat mata gue udah bengkak, cuma gara-gara kurang tidur?? Gue nungguin lo," ucap Michiko.

"Lo lihat tuh wajah lo yang lo banggain, udah penuh goresan. Lo gak mau bangun terus opalas gitu??"

"Tapi gue tetep sayang sama lo Fanel, bangun!!" gumam Michiko lirih.

"GUE CINTA SAMA LO, GUE CINTA. PUAS SEKARANG, MAKANNYA AYO BANGUN!!" teriak Michiko frustasi. Tanpa menyadari sedari tadi bulu mata Fanel bergetar.

"Amasa??" tanya Fanel jahil, dia sudah bangun dari komanya pagi tadi. Saat Michiko sarapan di kantin. Cuman dia pura-pura tidur saja.

"Fanel, lo-lo udah bangun??" ucap Michiko tak percaya.

"Gak masih merem," balas Fanel ketus.

"Arghhh gue seneng banget." Refleks Michiko langsung memeluk Fanel yang terbaring.

"Aduh, mama. Luka gue!!" histeris Fanel ketika luka sayatanya kembali disentuh Michiko.

"Eh, eh... maaf gue gak sengaja," ucap Michiko bersalah.

"Gak mau maafin," ucap Fanel membuat Michiko mengerinyit bingung.

"Why??" tanya Michiko.

"Maunya di pacarin dulu baru dimaafin," ucap Fanel dengan wajah jahilnya, walau wajah itu penuh dengan luka sayatan.

"Ya udah kita pacaran," ucap Michiko santai, berbeda dengan Fanel yang langsung melotot tak percaya.

"Gila Ko, lo gila. Perlu dulu ya gue beret terus koma biar lo cinta sama gue??" ujar Fanel syok.

"Gue udah sayang sedari dulu sama lo, cuma males aja pacaran," jawab Michikk acuh.

Buk...

"Asshh... sakit Fan!!" ucap Michiko kesal.

"Oh sakit?? Kan tangan doang biasanya juga tawuran lebih dari itu," ucap Fanel menyindir.

"Sengaja, biar lo puas, kali-kali nyenengin pacar," jawab Michiko acuh.

"Pa-pacar, gue??" tanya Fanel gagal paham.

"Ya iyalah, masa pacaran sama setan," balas Michiko.

"Putus aja ko, lo udah gak dingin lagi gak keren," canda Fanel.

"Gue cium bibir lo biar kicep kalau mau ngomong putus," ucap Michiko langsung membuat Fanel mendelik.

"Anjir, seram..." Fanel pun menutup mulutnya ngeri.

Camelio And Four Princes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang