22. Jessica dan Jeslina story

334 34 0
                                    

Selamat membaca...
Jangan lupa vote dan komen...

"Rasa sakit sebenarnya adalah dimana kita melihat seseorang yang kita sayang berubah jadi moster didepan mata kita sendiri dan kita tidak bisa berbuat apa-apa,"

_Jessica Amelia_

■MD4P■

Mata indah Milo terbuka, hal yang pertama ia lihat adalah sebuah tembok berlumut kusam tak terurus. Ia juga baru menyadari bahwa tangan dan kakinya terikat diatas kursi. Mulutnya juga dilakban agar tidak bisa berteriak.

"Lo gila Jesslina!! Lo gila!!" teriakan itu membuat Milo tersadar bahwa dia tidak sendirian.

"Gak seharusnya lo berbuat seperti ini!!"

Itu adalah teriakan dari sahabatnya, Fanel. Ia sedang menghadapai Jesslin yang nampak senang dengan keadaan menyedihkan milik Fanel. Jesslin seperti menyukai wajah penuh darah Fanel dan syatan-sayatan ditangan Fanel.

"Lo gak seharusnya ikut disini Fanel," ucap Jesslin menyeringai.

"Gak seharusnya lo ikut campur,"

"Gue cuma butuh Milo dan lo berusaha lindungi dia," lanjut Jesslin sambil memainkan pisau itu di area sekitar langan Fanel.

Sret...

"Arghh.... lo gila!! Dasar pyschopath!!"

"Ya, gue emang Pyschopath dan Lo tau Fanel?? Jika lo gak berteman dan mempersulit gue buat nyulik Milo lo gak bakal gue siksa seperti ini," ucap Jesslin tanpa bersalah.

"Lo bakal mati sia-sia!!" bisik Jesslina membuat seketika wajah penuh darah Fanel menjadi pucat.

Diseberang sana, Milo hanya dapat terdiam kaku melihat penyiksaan yang Fanel alami. Air matanya sedari tadi mengalir deras. Ia berusaha membelot dari tali yang menali tubuhnya, namun dia tidak bisa.

"Uhhh... ternyata si anak sok polos udah bangun, gimana menikmati pertunjukan??" tanya Jesslin sontak membuat Milo langsung gemetaran. Jesslin mendekat dan langsung menarik lakban yang menutup mulut Milo sedari tadi.

"Lepasin Fanel!! Aku mohon," ucap Milo mengiba.

"Bakal gue lepasin lo tenang aja-"

Milo pun bernafas lega sebentar, "tapi saat dia sudah tidak bernyawa," lanjut Jesslin membuat Milo membulatkan matanya tak percaya.

"Kamu jahat," ucap Milo.

"Gue emang jahat dan lo tau siapa yang buat gue jahat?? Lo dan para sahabat lo!!" ucap Jesslin membuat Milo kembali menangis.

"Jangan sakitin sahabat Milo," teriak Milo gusar.

"Ouh, tapi gue udah sakitin salah satu dari mereka, gimana?? Mau lihat lagi gimana sahabat lo meregang nyawa??"  tanya Jesslin dengan seringaiannya yang mengerikan.

"Stop!! Milo mohon stop jangan bunuh teman Milo!!" teriak Milo saat melihat Jesslin mendekat kearah Fanel lagi membawa balok besi.

"Gue benci lo, Milo. Gue benci!!" tekan Jesslin sambil melayangkan balok nesi itu ke badan Fanel.

"Argghhh... lo-"

"FANELLLL!!" teriak Milo saat melihat temannya limbung tak berdaya. Dara mengalir dimana-mana. Baik dari kepala Fanel maupun organ geraknya.

"Jangan tinggalin Milo!!" tangis Milo pecah.

"Gu-gue belum ma-mau ma-mati," ucap Fanel sambil tersenyum. Tak lama kemudian dia pingsan tak sadarkan diri.

Camelio And Four Princes ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang