Day(s) With 09

50 11 1
                                    

"Kok lo bisa tiba-tiba dateng ke kantin, kak? Gue pikir lo udah nggak peduli lagi sama gue," kata Ran setelah menyeruput teh hangat yang tadi dibelikan Bintang.

Muka Bintang masih nggak berubah, masih kesel, "siapa bilang?"

"Ya gue lah?"

"Sembarangan."

Ran ngelihat keluar jendela mobil, di luar lagi hujan, "kan kemarin kakak marah?"

Bintang jadi merasa bersalah. Nggak harusnya kemarin dia ngambek kan? Lagian Arjuna sama Ran kan juga udah putus. Kenapa Bintang harus marah pas mengetahui fakta kalau gebetannya adalah mantan pacar sendiri? Ini yang goblok Bintang nggak sih?

Kolom komentar terbuka lebar untuk menghujat Bintang >>>

Hening lama, sampe akhirnya Bintang bilang, "maaf."

Ran noleh ke Bintang sebentar, menemukan pemuda itu lagi natap jalanan basah yang macet, "kenapa minta maaf?"

Bintang menghela napas, "soalnya gue marah, kemarin?"

"Kenapa kakak marah?"

"Gue... cemburu," kata Bintang pelan banget. Tapi Ran masih bisa denger.

Gadis itu tersenyum jahil, "kenapa harus cemburu? Kakak siapa gue?"

Bintang jadi deg-degan. Masa iya dia harus bilang sekarang? Bintang malu.

Gimana nih, Bintang bingung. Masa iya dia harus bilang sekarang???

"Kak??"

Bintang sedikit tersentak waktu tangan Ran nyentuh lengannya, "hah?"

"Jalanin dulu mobilnya itu yang belakang kasian."

Ternyata Bintang habis bengong.

Aduh, Bintang harus gimana nih.

Selamat datang, anda telah memasuki waktu bagian Bintang overthinking.

Nggak ada suara selain deru AC yang sengaja dikencengin biar kaca dalem nggak ngembun dan rintik hujan yang menabrakkan diri ke badan mobil.

Otak dan hati Bintang lagi berseteru. Bintang jadi frustasi sendiri. Padahal ngerjain soal Kimia nggak sesusah ini, tapi kenapa mau bilang kalau dia cemburu gara-gara dia suka sama Ran aja rasanya susah bing-bing.

Akhirnya, nggak tahu Bintang dapet keberanian dari mana, pemuda itu minggirin mobilnya ke sebuah parkiran tempat makan ayam alias mekdi.

"Ngapain? Kakak laper?" tanya Ran.

"Gue suka sama lo," kata Bintang.

Ran cengo, "hah??"

Tiba-tiba banget??

Iya Ran tau cepat atau lambat Bintang bakal nembak dia tapi ya nggak gini juga??

"Gue suka sama lo, Ran. Makannya gue cemburu," jelas Bintang.

Ran cuma megap-megap. Dia udah pernah ditembak tapi ngerasain hal yang udah lama nggak dia rasain itu tetep bikin dia gugup. Dijamin mukanya udah merah banget, tangannya pasti tremor.

"Gue suka sma lo, gue juga tau lo suka sama gue, kita pacaran aja, yuk?"



Disaksikan oleh rintik hujan, bertempat di parkiran mekdi. Catat ya tanggal hari ini;

Ran nggak kuat lagi nahan senyumnya dan nutupin muka pake tangan, masih berusaha buat nggak jejeritan.

Ran ngatur napas, terus ngangguk, "tapi ada syaratnya."

"Apa?"




























"Gue nggak mau hubungan kita malah menghambat waktu belajar lo, kak. Nggak ada ceritanya bolos-bolosan, nggak ada skip bimbel atau les, kalau mau ujian atau tryout harus ngasih tau biar malemnya gue nggak ganggu dan bisa semangatin lo belajar, deal?"

Bintang ngangguk dan senyum lebar, "deal."



"Ran,"

"?"

















"Peluk."

day(s) with; choi soobin (lokal)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang