Day(s) With 11

48 8 0
                                    

"Kak," panggil Ran ke Bintang yang lagi asik main main twitter.

"Iya, cantik."

"Bikin playlist lagu yuk di spotify," ajak Ran.

Bintang mengerutkan kening, "biar?"

"Biar uwu, hehe."

Bintang mengacak rambut pacarnya gemas, "GEMES BANGETTT PACAR SIAPA???"

"Pacar Kak Haris kan??"

Bintang merengut, "kemarin Anji sekarang Haris, putus aja yuk kita, nggak jadi bikin playlist deh, biarin nggak jadi uwu."

Ran ketawa, "pacar siapa sih, gemes banget? Ngapain aku lirik yang lain kalo ada yang paling ganteng di sampingku?"

"Aku kan?"

"Ya nggak, Kak Jehan lah."

"Dih, yaudah aku sama Lia aja," seru Bintang.

"Katanya kak Lia kayak nenek lampir gangguin kakak terus? Yaudah kalo mau sama Kak Lia."

Bintang bergidik, "nggak jadi deh. Sama kamu aja, hehe."

Ran nyubit pipi Bintang, "jangan gemes gemes, aku nggak kuat."

Gantian Bintang yang nyubit pipi Ran, "ya kamu juga jangan gemes-gemes."

"Hehe."

'But I, I wanna do, whatever you wanna do

If you wanted to, girls, we could cross that line

Know we've been friends

And love only knows broken ends, yeah

That's why what you said, but, girl, let me change your mind

Hmmm hmmm

Cause feelings are are hard to find'

-Feelings by Lauv


.・。.・゜✭・.・✫・゜・。.


Malam ini bintangnya bagus, tapi bagi Ran masih lebih indah Bintang yang sekarang lagi tiduran di pahanya.

"Inget nggak pertama kali kita ketemu, kamu nyuruh aku jangan deket-deket kamu soalnya kamu nggak kuat lihat aku, katanya kegantengan, wkwkwk."

Ran mencubit pipi Bintang, "jangan gitu, aku malu."

"Nggak papa lucu, aku nggak bisa lupa."

"Ya soalnya rasain deh jadi aku. Pas itu aku pusing banget kena matahari, tambah lihat kakak tambah pusing, lah. Kukira ada bidadara turun dari kayangan."

"Gombal."

"Emang."

Bintang mengelus pipi Ran lembut, "nggak tahu kenapa, padahal sebelum masuk sekolah, aku udah bertekad pokoknya kelas dua belas harus fokus aja belajar. Eh hari pertama sekolah malah langsung kecantol sama kamu. Aku lihatin dari jendela kelas."

"Kenapa aku?"

Bintang mengendikkan bahu, "nggak tau? Kayak apa ya, mataku langsung nangkep ada kamu, terus nggak bisa lepas lagi aja gitu."

Ran senyum, menatap Bintang teduh. "Makasih ya, kak."

"Buat?"

"Udah suka sama aku."

Bintang meraih tangan gadisnya dan mengecupnya berkali-kali, "aku yang makasih soalnya kamu udah dateng. Nggak tau deh, kalo misal aku nggak lihat cewek pita biru di lapangan MOS waktu itu, pasti masa SMA-ku beneran nggak ada seru-serunya kayak gini."

"Emang bener Kak Bintang nggak punya pacar sebelum aku?" Ran jadi penasaran.

"Nggak pernah. Kamu, one and only."

Hening, Ran sibuk menikmati langin malam dan semilir angin yang membelai tubuhnya, juga kehangatan genggaman Bintang yang sangat ia sukai.

Bagi gadis itu, pelukan Arjuna memang pernah jadi yang paling hangat daripada sejuta peluk lainnya. Tapi sekarang, peluk dan genggam milik Bintang adalah yang terbaik daripada segalanya.

Manusia memang tidak pernah tahu bagaimana ia akan menemukan cintanya. Manusia juga tidak akan pernah tahu siapa yang akan Tuhan beri padanya untuk dicintai. Siapapun itu, yang datang, juga yang nanti akan menetap, atau yang nanti akan pergi. Semuanya telah menempati posisinya masing-masing dalam kehidupan ini. Entah untuk memberikan kembali rasa cinta itu, untuk menolaknya, atau untuk melatihnya agar esok hari rasa itu akan semakin besar ketika telah menemukan orang yang tepat.

Ran dan Bintang bersyukur, orang yang diberikan pada mereka untuk dicintai adalah diri mereka satu sama lain. Setidaknya untuk kisah mereka sekarang, kalau memang nanti salah satunya akan pergi, maka biarlah itu jadi rahasia semesta untuk hari esok. Keduanya berharap, agar keduanya sama-sama menetap saja, yang terbaik untuk cerita mereka. Dan jika hari esok mungkin buruk, maka keduanya berharap agar tak telalu terbelit rasa sakit dan kehilangan, juga berharap agar keduanya saling mengingat, bahwa mereka pernah jadi suatu kehangatan saling menginginkan.

Bintang mengecup bibir gadisnya lembut, dan mengatakan, "I love you." di sela-sela napasnya.


"Love you too."


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
day(s) with; choi soobin (lokal)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang