9 | bola basket |

26.3K 1.9K 258
                                    

Sudah jam 20:00 Allyn masih berada di depan pintu ruang kerja Renald. Allyn mengangkat tangannya untuk mengetuk tapi ia langsung menurunkan tangannya. Hanya itu saja yang di lakukan Allyn di depan pintu ruang kerja Renald. Sampai akhirnya Allyn pun siap memasuki ruangan tersebut.

Allyn membuka pintu ruangan yang hanya di isi berkas berkas penting. Allyn melihat papah nya yang sedang fokus kepada laptop di hadapannya. Allyn pun menduduki kursi yang bersampingan dengan papahnya duduk.

Allyn berdehem untuk menetralkan suarannya. "Pah"

Renald menatap wajah cantik Allyn dan setelahnya ia langsung berdehem. Allyn menggaruk tengkuk nya yang tak gatal. Allyn tak tahu harus memulai pembicaraan dari mana.

Allyn menarik napas nya dalam dalam dan langsung menghembuskan nya perlahan
lahan. "Papah gak ada kerja sama gitu ?, sama perusahaan nya om Evandra"

Renald menatap wajah Allyn sepenuhnya. "Kalau kita bisa sendiri kenapa tidak"

"Ya kan katanya ini proyek penting banget, lagian cuman beberapa bulan doang"

"Terus kamu mau nya apa ?" Renald sudah tahu ciri ciri putrinya ketika ia menginginkan sesuatu.

"Papah kerja sama dengan perusahaan om Evandra" Ucap Allyn to the poin.

"Kenapa ?. Kamu suka sama anaknya ?"

'Suka sama anaknya ?, yang galak nya minta ampun itu ?, ogah banget gue' Batin Allyn.

"Ya enggak lah pah, Allyn kan cuman mau bantuin aja. Lagian kan kalau perusahaan nomer satu sama dua di satuin jadi apa coba ?"

"Hm... papah mau berusaha sendiri aja"

"Nanti aku beliin terang bulan deh"

"Papah gak akan tergoda sama terang bulan mu itu"

"Em... rasa keju loh pah"

"Em... gak akan mempan Allyn"

"DUA" Allyn mengangkat jari telunjuk dan jari tengahnya sehingga membentuk angka dua.

"Oke, nanti papah bikin surat kontraknya"

Raut wajah yang tadinya pasrah sudah berubah 180 derajat menjadi ceria. "Eh gak usah bikin pah. Ini Allyn udah bawa, papah tinggal tanda tanganin aja".

Allyn memberikan suratnya yang sedari tadi ia pegang tanpa ia lepas. Renald langsung membaca dengan cepat dan menanda tangani nya. Renald mengembalikan surat yang sudah ia tanda tangani kepada Allyn.

"Makasih pah" Allyn mencium kedua pipi Renald.

"JANGAN LUPA TERANG BULAN NYA DUA"
Teriak Renald saat Allyn sedang memegang knop pintu. Allyn hanya mengangkat ibu jarinya dan bergegas keluar dari ruang kerja Renald.

Sampai Allyn di kamarnya, Allyn langsung menghambur kan tubuhnya ke kasur. Allyn menutup matanya perlahan lahan, dua puluh menit kemudian ia sudah berada di alam mimpinya.

                                       * * *

Mentari pagi sudah menyinari dunia ini. Pada pukul 06:00 seorang putri tidur masih saja berada di alam mimpinya. Yap, dia adalah Allynira Natasya Renald.

ALZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang