19 | FELIX |

19.3K 1.5K 139
                                    

Author lama up nya gara gara di ajakin teman Author buat main Amoung us. Jadi Author lupa deh buat nulis wkwk.
Jadi kalau Author lama upnya, kalian salahin teman Author aja, suruh siapa ngajak main Amoung us. Atau kalian salahin aja gamenya, suruh siapa seru.

Tapi emang minggu kemarin tuh aku ada ulangan gitu seminggu :) jadi gak sepenuhnya salah mereka sih hehe :)

                                     * * *

Evelyn berjalan di koridor lantai dua dengan tatapan kosong. Pikiran Evelyn masih terngiang-ngiang dengan perkataan Allyn tadi di taman.

'Gimana kalau Galang udah suka sama seseorang ?'

'Gimana kalau perkataan Allyn beneran ?'

'Gue harus lupain Galang ?'

'Tapi gua gak bisa'

Dan masih banyak pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi isi otak cantik Evelyn.
Sampai-sampai Galang melewati Evelyn, Evelyn pun tak menyadarinya.

Galang menatap Evelyn dengan tatapan aneh. Mungkin karena biasanya setiap ia bertemu Evelyn, pasti Evelyn akan selalu mengganggunya.

"Ev" Galang memegang pergelangan tangan Evelyn.

Evelyn masih belum menyadari bahwa yang memegang pergelangan tangannya adalah Galang. Evelyn masih menatap lantai dengan tatapan kosong.

"Ev" Galang melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Evelyn.

"Hah ?" Evelyn masih belum menyadari siapa orang yang mengajaknya berbicara.

"Nih coklat, buat gantiin coklat lo" Galang memberikan sebatang coklat pada Evelyn.

"Eh gak usah" Evelyn yang melihat sebatang coklat dihadapannya itu pun langsung tersadar.

"Jangan ge-er dulu lo, ini coklat dari Jefan. Jefan yang suruh gua buat kasih coklat ini buat lo, Jefan juga yang bayar. Gua sih mana mau buang buang duit buat beli coklat, apalagi buat lo"

"Gak usah, makasih"

"Gak ngehargain banget sih lo jadi orang. Tinggal terima apa susahnya sih"

"Lebih gak menghargai mana, orang yang buang coklat itu dengan keadaan rusak, atau orang yang buang coklat itu dengan keadaan utuh ?" Evelyn mengambil coklat dari tangan Galang, dan kemudian ia membuangnya ke tempat sampah.

'Lah dia kenapa sih ? Gua kan bukan penyair, jadi mana ngerti gua sama itu puisi' Batin Galang.

"Eh Lang, pokoknya lo harus liat mading deh" Tiba tiba ada seorang cewek datang dan langsung menarik tangan Galang untuk pergi mengikutinya.

'Kalau gua yang pegang tangannya, pasti Galang langsung marah. Tapi kalau Felicia yang pegang, dia gak marah sama sekali. Enak ya jadi Cia' Batin Evelyn.

* * *

Berbeda dengan Evelyn, Allyn dan Alza sekarang sedang berada di koridor lantai bawah. Allyn yang tampak senang saat menunggu momen ini. Dan sebaliknya, Alza malah ingin tenggelam saja ditengah luasnya lautan.

"Udah lima menit kita disini, tapi lo belum juga ngomong apa-apa" Allyn yang tengah menyender di kaca jendela kelas sepuluh, menatap Alza bosan.

"Ya abis lo kalau ngasih tantangan jangan yang ini kek, yang lain gitu" Alza menatap protes Allyn.

"Sesusah itu kah kata cantik sampai bikin lo susah bicara"

"Kata cantiknya sih gak salah, tapi kata Allyn nya yang salah"

ALZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang