Tembus 100 vote bisa?
TERIMAKASIH
SELAMAT MEMBACA CERITA SEKERTA
55. PERMINTAAN PUTUS DAN KODE ANGKASA
Jakarta, senin 05.45 PM.
Seorang cowok nampak tengah menggerutu kesal di dalam mobil sport hitamnya.
Beberapa kali ia membunyikan klakson mobilnya kala hari sudah semakin sore namun ia masih terjebak macet di kawasan bundaran HI.
Cowok itu mendengus malas. Tiga hari ini ia sudah cukup lelah dengan kegiatan yang di lalui, dan apa-apa an ini saat ia hendak pulang pun layaknya nasip sial tetap mempersulitnya.
Tiga hari ia bermalam di Bogor, dan hari ini ia sudah merindukan kasurnya, serta sang adik yang pasti sekarang sudah menunggunya di rumah.
25 menit berlalu, mobil sudah bisa melaju dengan tenang.
30 menit jarak bundaran HI menuju rumahnya, laki-laki itu mengklakson di depan pagar, tak lama sapam muncul membukakan pagar.
Aksara memarkirkan mobilnya di garasi, dan menitahkan sapam supaya membantunya membawakan barang-barangnya yang ada di mobil masuk ke dalam rumah.
"Asalamualikum." Salamnya saat kakinya menginjak lantai ruang tamu, rumahnya nampak begitu sepi, langkah cowok itu mengayun menaiki tangga menuju lantai dua di mana kamarnya berada.
Sampai di atas matanya menatap pintu kamar sang adik yang masih tertutup.
Aksara melangkah menuju kamarnya yang terletak tidak jauh dari kamar Senja, cowok itu bergegas memasuki kamar mandi guna membersihkan tubuhnya.
Lima belas menit berlalu, Aksara sudah selesai, cowok itu kini berdiri di depan cermin yang ada di kamarnya sembari menggosok rambutnya yang basah menggunakan handuk.
Selesai cowok itu meletakkan handuknya sembarang dan melangkah keluar dari kamar.
Langkah Aksara mengayun menuju pintu kamar sang adik, cowok itu mengetuk pelan pintu kamar Senja.
Sudah tiga kali ia mengetuk pintu dan memanggil nama adiknya, tapi sama sekali tidak ada sahutan dari dalam. Tidak seperti biasanya, jika biasanya satu kali ketukan saja Senja sudah akan membukakan pintu.
Aksara memutuskan untuk membuka kamar sang adik.
Cowok itu diam di depan pintu. Melihat kamar Senja yang nampak begitu gelap. Seperti tak ada kehidupan.
Cowok itu melangkah dan menyalakan lampu. Seketika kamar menjadi terang benderang, mata Aksara mengedar menacari keberadaan Senja, namun nihil ia tidak menemukan gadis itu di kamarnya.
Mata cowok itu menatap ke arah ranjang yang kosong dan masih tertata rapi, pertanda bahwa sang pemilik belum sempat menempati.
Jam segini biasanya gadis itu tengah duduk belajar di meja belajar, atau membaca novel di balkon.
Aksara menatap meja belajar yang kosong dengan buku-buku yang masih tertata rapi, pandangan matanya teralih pada pintu kaca pembatas balkon yang juga masih tertutup dengan tirai putih menjuntai.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEKERTA (Revisi)
Novela Juvenil[SEDANG DALAM PROSES REVISI, DAN AKAN DI UPDATE RUTIN SETIAP HARI] #Sekerta 1 Juni 2019 Dimulai dari tak sengaja bertabrakannya dengan seorang gadis di depan Perpustakaan. Yang mampu membuatnya terbuai akan tatapan mata gadis itu. Selidik punya seli...