Aku, pernah begitu sangat percaya bahwa cinta bisa mengalahkan segala hal meski itu berbatas.
aku, juga pernah begitu sangat percaya bahwa cinta membuat dunia berhenti hanya di antara kau dan aku.
Kupikir cinta, sesederhana saat kau dan aku bersama. Sesederhana saat kau dan aku menghabiskan setiap detik waktu dengan senyum yang tak kunjung pudar di sudut bibir.
Sesederhana saat kau menggenggam tanganku untuk memberiku kekuatan disaat aku pada kondisi terburukku.
Sekali lagi, ku pikir sesederhana itu.
Namun, ternyata cinta tak sesederhana yang ada dalam pikiranku.Seperti kata orang, saat kau jatuh cinta, berarti kau siap untuk terluka.
Kini, aku meyakini hal itu benar adanya.Cinta itu sama seperti senja.
Menghadirkan keindahan yang tak ada tandingnya, dengan gemerlap orange menghiasi seluruh penjuru langit sore, membuat semua mata tak berkedip memandang betapa indah peraduan warna yang mereka tatap.
Namun, senja juga begitu singkat dan cepat hilang bergantikan gelap. Menyisakan langit kelam tanpa warna.Cinta dan Senja.
Begitu indah namun hanya sesaat.
Sesaat sebelum kau merasakan luka yang begitu dalam, tersayat dan perih. Menyisakan sepenggal kisah yang berakhir di tengah perjalanan panjang yang kukira bisa kita tempuh bersama hingga akhir.
Cinta, meninggalkan aku di persimpangan jalan yang membuatku bingung harus melangkah kemana.
Apakah aku akan maju, ke arah lain, ataukah aku harus mundur dan kembali ke titik nol.Meski begitu banyak perjalanan yang membuat luka hingga berdarah, tapi itu tak pernah bisa mengantarkan aku menggapai inti hatinya.
Entah hatinya sudah membeku ataukah pintu hatinya telah tertutup rapat untukku.
Aku masih terus berjalan sepanjang relikui tanpa ujung yang pasti, perlahan akan ku sembuhkan semua duka dan lara yang kian menyelimuti hati.
Akan ku kuatkan hati untuk terus berjalan menyusuri ruang waktu yang semakin kejam.Aku akan terus berlari meski kakiku pernah kau patahkan.
Aku akan terus terbang meski sayap-sayapku pun pernah kau patahkan.
Ku nikmati pelarianku dengan rindu berbalut luka.
Sampai kelak, di suatu hari aku dapat menatapmu kembali tanpa rasa sesak yang dulu pernah buatku luka, dan saat kau tersenyum pun tak lagi ada debar dada yang dulu selalu bersarang disini.***

KAMU SEDANG MEMBACA
Sebait Rasa
RandomRasa itu kini entah berada dimana. Setelah kamu pergi, perasaan mungkin telah pergi bersamamu, namun kenangan dan rindu selalu saja kamu sisakan untukku di setiap waktu, lalu menusuk dan membunuhku. Apakah hanya pilu yang bisa kau tawarkan untukku? ...